Hal terasulit untuk kulupakan adalah masa-masa dimana aku berguru kitab pada syaikh Kamal. Satu demi satu kitab kami selesaikan. Dan yang paling berkesan adalah beliau tetap tak berkurang semangatnya meski cuma aku sendiri yang tetap bertahan.
Hari ini dapat satu kiriman d grup wa KAJIAN ILMIYAH, sangat mengena di hatiku, langsung saya copas aja...
***
Satu kejadiann di grup wa tempat ana ikut gabung “ngaji kitab minhaj”
Karena jadwal ustadz yg padat, di grup terkadang ustadz hanya memberi kajian seminggu sekali, sehingga satu persatau anggota grup pun pada keluar, lalu tiba2 salah satu anggota grup yg masih bertahan ada yg chat kaya gini :
Kami bertahan ustadz...
Jangan bosan memberikan kami faedah ilmunya ustadz, walau yang lain pada keluar.
Barakallahu fiikum..
Semoga Allah membalasnya.
Saya ingat sebuah kisah dari Syaikh Abdurrazzaq hafizhahullah :
Kisah seorang Murid.
“Aku mulai bersama syaikh Abdurrahman As-Sa’di pada beberapa waktu untuk membaca kitab Qawa’id Ibn Rajab. Dan akulah yang menjadi qari’ untuk syaikh Abdurrahman As-Sa’di. Dan bersamaku ada beberapa murid untuk di hari pertama dan kedua. Dan pada hari ketiga, jumlah para murid mulai sedikit dan berkurang sampai tidak ada satupun murid yang tersisa selain diriku”.
فقلت للشيخ السعدي: أرى أن الطلاب انصرفوا عن الدرس فلعلنا نتوقف عنه. صعب علي أن أقرأ عليك لوحدي وتشرح لي وآخذ كثيرا من وقتك بدون طلاب.
“Maka aku berkata kepada syaikh As-Sa’di: ‘Aku lihat para murid sudah mulai berhenti dari pelajaran. Mungkin kita berhentikan saja pelajarannya. Terasa sulit bagiku untuk menjadi qar’i bagimu dengan sendirian dan engkau menjelaskannya untukku dan aku mengambil banyak waktumu tanpa adanya murid-murid yang lain”.
Maka syaikh As-Sa’di langsung berkata:
لا, ما دام عندي ولو طالب واحد فالدرس لا ينقطع. استمر فاقرأ
“Tidak. Selama aku masih memiliki satu murid, maka pelajaran tidak akan pernah terputus. Lanjutkanlah dan baca.”
Maka sang murid pun berkata:
فاستمريت في القراءة على الشيخ. كل يوم آتيه وأقرأ عليه قواعد ابن رجب والشيخ يشرح لي حتى انتهيت من قواعد ابن رجب كاملا. وأنا لوحدي آتي وأقرأ على الشيخ وهو يشرح لي إلى أن انتهينا من الكتاب. وهو فترة طويلة.
“Maka aku melanjutkan membaca untuk syaikh. Setiap hari aku mendatanginya dan aku membaca untuk syaikh kemudian syaikh yang menjelaskannya untukku sampai aku menghabiskan kitab Qawa’id Ibn Rajab secara tuntas. Dan aku sendirian yang datang dan yang membaca untuk syaikh dan beliau yang menjelaskannya untukku sampai selesai. Dan itu adalah waktu yang lama”.
فلما انتهينا دعا لي الشيخ كثيرا. وأخرج لي تفاحة فأعطانيها. قال: خذ هذه هدية لك لأنك بقيت معي إلى أن انتهينا من الكتاب.
“Dan setelah kami menyelesaikan seluruh kitab, maka syaikh sering mendoakan untukku."
Tahukah anda siapakah sang murid tersebut ?
Ia adalah Al-'Allamah Al-Faqih Ibnu al-Utsaimin rahimahullah. . .
Dari beliau maka muncullah ribuan penuntut ilmu. Yang tentu saja pahalanya akan mengalir kepada Syaikh As-Sadi rahimahullah, in syaa Allah..
Seandainya dahulu Syaikh As-Sadi rahimahullah berhenti mengajarkan ilmu karena murid yang datang sedikit maka tentu akan lain hasilnya.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم..
اَلْحَمْدُلِله رَبِّالْعَالَمِىْن
0 komentar:
Posting Komentar