Ahad, 18 Safar 1434H/31 Desember 2012
pukul 16.45 WITA
Penceramah: Ustadz Muhammad Anwar
Paeno Hafizhohullah
Moderator:
Abu Muhammad al Qolakawy
BAB 4 : TAKUT KEPADA SYIRIK
FAIDAH DARI JUDUL BAB:
FAIDAH DARI JUDUL BAB:
1. tanda keislaman seseorang
adalah takut kepada syirik
2. tauhid tidak bisa diamalkan
dengan sempurna sebelum kita menjauhi lawan dari tauhid yakni syirik. Sebagaimana jika ada air dan minyak yang
bercampur. Begitu pula seorang tidak
bisa dikatakan ahli tauhid sebelum dia menyingkirkan segala jenis keyirikan
yang ada pada dirinya
3. kita mengenal kesyirikan
agar kita selamat dari kesyirikan sebagaimana syair
Araftu syarra laa bisysyarri walakin litawaqqiihi
Araftu syarra laa bisysyarri walakin litawaqqiihi
Syirik terjadi sejak dulu dan akan terus terjadi hingga kiamat. Oleh karena itu, dakwah tauhid tidak berhenti dengan meninggalnya Nabi @. Dakwah tauhid adalah kekhususan ahlussunnah waljama’ah.
Hadits Qudsi, “Wahai hambaku, seandainya engkau datang kepadaku dengan dosa sepenuh dosa dan engkau datang dengan tidak memperserikatkanku dengan suatu apapun maka aku akan datang dengan ampunan sebanyak itu pula”
QS. An-Nisa (48,116)
“Sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni dosa syirik...”
Kata-kata an yusroka (fi’l mudhori) didahului dengan ‘an bermakna mashdar(akarkata) maka artinya menjadi memperserikatkan. Memperserikatkan Allah bisa bermakna syirkul ashgar atau syirkul akbar(Syaikh al Islam). Artinya, Allah tidak akan mengampuni baik dosa syirik kecil maupun syirik besar.
Syirik ashgar, contohnya riya’, sum’ah, bersumpah dengan nama selain Allah, memakai jimat(jika ia hanya meyakini bahwa jimat hanya sebagai sebab, tapi Allah).
Syirik akbar, berharap kesembuhan kepada selain Allah. Intinya menyerahkan urusan secara total kepada selain Allah.
Syirik yang tidak diampuni adalah syirik kecil maupun syirik besar. Pelakunya akan masuk neraka jika tidak bertobat.
Kalau syirik ashgar dihukumi sama seperti dosa besar. Bedanya, kalau syirik kecil, pasti masuk neraka meski tidak kekal. Kalau dosa besar, masih berada dalam kehendak Allah, bisa jadi diampuni atau diadzab.
Kalau syirik besar, pasti masuk neraka dan kekal di dalamnya.
“...Dan Dia mengampuni segala dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakinya”
Dosa selain syirik masih mungkin diampuni, tergantung Allah ‘azza wa jalla. Ayat ini menegaskan kepada kita paling tidak ridho dan sangat murka kepada orang-orang yang memperserikatkanNya.Padahal dialah yang Maha Mengampuni.
QS. Ibrahim (35)
“dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala”
Ibrahim adalah hanifan, rasulullah, nabiullah juga khalilullah. Beliau yang begitu tinggi derajatnya masih juga mengkhawatirkan diri dan anak keturunannya dari kesyirikan sebagaimana yang Allah abadikan dalam al-Qur’an (Ibrahim:35). Ibrahim adalah ahli tauhid yang sempurna tauhidnya. Seorang yang bertauhid akan takut dengan kesyirikan. Kesempurnaan tauhid ditandai dengan ketakutan terhadap syirik.
Ia mengkhawatirkan diri dan keturunannya. Disini ada khilaf, apakah yang dimaksud anak yang lahir dari sulbi beliau atau keturunan beliau. Pendapat pertama dibantah dengan: kata-kata baniin disini berbentuk jamak padahal anak beliau cuma dua. Jadi pendapat yang benar insya Allah adalah baniin yang dimaksud adalah anak keturunan beliau.
Ashnam adalah jamak dari kata shonam (berhala).
Ayat ini menunjukkan kepada kita ketakutan seorang yang hanif pada kesyirikan. Pelajaran lain adalah pada saat kita berdoa maka jangan cuma doakan diri sendiri. Jika nabi saja berdoa kepada Allah dengan doa seperti ini maka kita yang bukan nabi bahkan orang yang hidup di zaman fitnah, maka lebih pantas bagi kita untuk takut kepada kesyirikan.
Hadits “Sesuatu yang paling aku khawatirkan kepada kalian adalah perbuatan syirik kecil. Ketika ditanya tentang maksudnya, beliau menjawab “yaitu riya’” (HR. Ahmad, Ath-Thobari, dll)
Untuk syirik besar(sujud kepada berhala, berdoa untuk selain Allah, dll), Rasulullah @ tidak mengkhawatirkan atas para sahabatnya. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa syirik kecil lebih kecil lebih lembut daripada semut kecil. Dalam riwayat lain syirik kecil diumpamakan dengan semut hitam di atas batu hitam di malam gelap gulita, betapa tidak terasanya syirik kecil ini.
Nabi mengajarkan kepada kita suatu doa agar terlindung dari syirik yakni’ “Allahumma inni a’udzu bika an usyrika bika wa ana a'lam wa astaghfiruka limaa laa a’lam”.
Tentang riya’, Nabi bersabda, “Barangsiapa yang suka memperdengarkan (kebaikan-kebaikannya), maka Allah nanti akan memperdengarkan (keburukannya)”.
Dua orang salaf saling bertemu dan saling menasihati...
Ada juga yang selalu berpuasa sunnah bertahun-tahun tapi istrinya tidak tahu bahwa suaminya mengamalkan hal itu.
Yang
lain, seorang suami berbaring bersama istrinya di tempat tidur dan ia menangis
karena takut kepada Allah hingga bantalnya basah, sedang istrinya tidak tahu.
Contoh
lain, Utsman yang begitu rajin membaca al-Qur’an...
Demikian
pula kisah Ali Zain al ‘Abidin...
Itulah
contoh-contoh jalan yang ditempuh para salaf demi mengusahakan keikhlasan pada
dirinya. Namun, ada amalan-amalan yang
harus ditampakkan, tidak semuanya harus disembunyikan. Contohnya Rasulullah @ yang membesarkan
dzikirnya setelah sholat agar sahabat mengetahui dzikir seperti apa yang
disyariatkan oleh Nabi @. Membesarkan dzikir
bukan syariat tapi agar para sahabat mendengar dan mengetahui.
“Barang siapa yang mati
dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah, maka ia akan masuk ke dalam
neraka” (HR. Bukhary)
Yad’uu disini bisa berarti ibadah bisa
juga berarti doa permintaan. Permintaan
kepada kepada manusia dalam perkara yang manusia yang mana manusia itu mampu
melakukannya maka ini bukan termasuk syirik, misalnya minta diberi minum.
“Barangsiapa yang menemui
Allah dalam keadaan tidak berbuat syirik kepadaNYA sedikitpun, pasti masuk
Syurga; tetapi barangsiapa menemuiNYA dalam keadaan berbuat suatu syirik
kepadaNYA pasti masuk neraka” (HR.Muslim, dari Jabir)
Assalamualaikum apakah memberi tahu amalan kebaikan kita kepada orang tua (ibu) dg tujuan membahagiakan mereka termasuk riya?
BalasHapusSyukron jazakallah choir
tidak termasuk riya
BalasHapus