Entah dari mana ku mulai menuliskan hal
ini. Setelah mengikuti tarbiyah semalam
(tulisan ini mulai ditulis sekitar dua bulan sebelum diterbitkan),
nampaknya ada yang berubah dalam hidupku.
Kehidupan dunia ini begitu
melelahkan. Melelahkan, bahkan kita
lelah untuk lelah.
Semuanya membuat kita
lelah, kita lelah dalam bersabar. Jika
bukan karena Allah yang meneguhkan kita tentu kita akan terjatuh dalam keluh
kesah yang dilarang-NYA.
Kehidupan yang singkat ini harus kita isi
dengan sesuatu yang panjang. Waktu yang
Allah sediakan bagi kita-umat Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam- begitu sangat singkat jika dibandingkan dengan umat-umat
sebelum kita. Makanya itu, karya besar
harus kita torehkan sebelum kita meninggalkan dunia ini. Karya besar ini tidak harus diketahui oleh
miliaran manusia, bahkan tidak juga harus diketahui oleh seorang pun di dunia
ini. Cukuplah Allah yang tahu. Cukuplah Allah yang memuji dan memberi
ganjaran. Manusia bisa apa, jika Allah
berkehendak lain?
Jalan untuk menoreh itu terbentang di
depan mata. Begitu banyak jalan yang
bisa ditempuh. Namun, ada jalan yang
sangat mulia, jalan ini penuh rintangan dan sangat berbahaya namun jalan ini
pulalah yang telah dilalui oleh pendahulu kita.
Jalan dakwah!
Dakwah harus dengan ekspansi. Baik ekspansi fisik maupun batin. Untuk ekspansi fisik, Allah menjanjikan surga
bagi yang melakukannya. Allah ‘azza wa
jalla berfirman:
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang
yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya
dengan mendapat rezki. Mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah
yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap
orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka[249],
bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati. (QS.Ali Imran 169-170)
Apa lagi yang kita tunggu? Dengan kemuliaan yang Allah janjikan
ini? Adakah cita-cita di dunia ini yang
lebih tinggi dari mati syahid? Duhai
Allah, sungguh nikmat mati di
jalanMU. Karuniakanlah kepadaku mati
syahid yaa Allah.
Terkadang, angan-angan tentang dunia ini
memupus harapan untuk mati di jalan Allah.
Dunia begitu menggoda. Dengan
segala kemegahan semuanya, sering ia menipu banyak manusia yang mengatakan
dirinya adalah perindu syurga.
Bagaimanapun beratnya, ia tetap harus menjadi obsesi kita. Tak tanggung-tanggung, Allah akan menyiapkan
surga-NYA, bukankah itu tujuan kita???
Lain lagi dengan ekspansi batin. Ekspansi ini membutuhkan kejelian dan ketelitian
dalam bergerak. Bukan cuma mata kepala,
mata hati pun harus diaktifkan untuk melihat kondisi jiwa-jiwa yang
kering. Jiwa-jiwa kering ini kemudian
disirami dengan air nasihat dan mau’idzhoh dengan cara yang bijak.
Dibutuhkan kecakapan khusus dalam
ekspansi batin ini. Kita harus mampu
menembus ‘pertahanan’ objek ekspansi kita, dari segala syahwat dan syubhat yang
menyelimuti hati mereka. Jika kita
berhasil, maka insya Allah kita akan mendapatkan hadiah dari Allah berupa
pahala yang banyak.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِعَلِيٍّ:
((فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ
يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ)) (رواه البخاري ومسلم وأحمد)
Sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada Ali bin Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’ala menunjuki seseorang dengan (dakwah)mu maka itu lebih bagimu dari unta merah.” (Bukhari, Muslim & Ahmad)
Sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada Ali bin Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’ala menunjuki seseorang dengan (dakwah)mu maka itu lebih bagimu dari unta merah.” (Bukhari, Muslim & Ahmad)
Unta merah
adalah kendaraan yang paling mewah di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Yah, ekspansi
batin yang kita maksudsejak tadi tidak lain dan tidak bukan adalah dakwah. Dakwah, adalah suatu kemuliaan. Ada sangat banyak keutamaan berdakwah, lima di
antaranya adalah:
1.
Dakwah menjadi utama karena ia
adalah muhimmatur rusul (tugas para nabi dan rasul).
2.
Dakwah menjadi utama karena ia
adalah ahsanul a’mal (sebaik-baik amal).
3.
Dakwah menjadi utama karena dengan
berdakwah seorang muslim meraih pahala yang teramat besar (al-hushul ‘alal ajri
al-azhim).
4.
Dakwah menjadi utama karena dapat
menyelamatkan da’i dari azab Allah swt dan pertanggungjawaban di akhirat.
5.
Dakwah menjadi utama karena ia
adalah jalan menuju khairu ummah (terbentuknya umat yang terbaik).
Dengan demikian berarti seorang
da’i sedang menjalani kehidupan rabbaniyyah (al-hayah ar-rabbaniyyah) dan
kehidupan yang penuh keberkahan (a-hayah al-mubarakah).
Mari mengejar kemuliaan, dengan ekspansi
fisik dan ekspansi batin, jihad dan dakwah.
Makassar,
14 Jumadal Akhirah 1434/25 April 2013
Di
sebuah ruang kelas SMK 2 Makassar
Al-Faqiir
Ilallah
0 komentar:
Posting Komentar