1. Ada orang yang selama hidupnya melakukan amalan (calon) penghuni surga, lalu ia pun mati dalam kondisi seperti itu(husnul khotimah)
2. Ada orang yang selama hidupnya melakukan amalan (calon) neraka, lalu ia pun mati dalam kondisi seperti itu(su' al-khotimah)
3. Ada orang yang selama hidup melakukan amalan penghuni neraka, lalu Allah matikan dia dalam keadaan melakukan amalan penghuni surga (diapun mati husnul khotimah).
Begitulah, ini rahmat (kasih sayang Allah) terhadap hambanya, Dia merahmati siapa yang Dia kehendaki. Dia Mahatahu mengapa orang itu pantas diberi kematian yang baik meskipun sepanjang hidupnya (sepertinya) ia selalu berbuat buruk
4. Ada orang yang selama hidup melakukan amalan penghuni surga, lalu Allah matikan dia dalam keadaan melakukan amalan penghuni neraka (diapun mati su'ul khotimah).
Mengapa bisa? Sebabnya, orang ini menyimpan penyakit dalam hatinya, baik itu kemunafikan, kesombongan, atau kebencian terhadap syariat Allah. Meskipun kelihatannya selama hidupnya ia soleh. Allah tidak mungkin mematikan hamba-Nya dalam keadaan buruk jika ia hidup dalam ketaatan dan di dalam hatinya ia shidq(jujur).
(Syaikh Abu Bakar al-Baidhoniy)
2. Ada orang yang selama hidupnya melakukan amalan (calon) neraka, lalu ia pun mati dalam kondisi seperti itu(su' al-khotimah)
3. Ada orang yang selama hidup melakukan amalan penghuni neraka, lalu Allah matikan dia dalam keadaan melakukan amalan penghuni surga (diapun mati husnul khotimah).
Begitulah, ini rahmat (kasih sayang Allah) terhadap hambanya, Dia merahmati siapa yang Dia kehendaki. Dia Mahatahu mengapa orang itu pantas diberi kematian yang baik meskipun sepanjang hidupnya (sepertinya) ia selalu berbuat buruk
4. Ada orang yang selama hidup melakukan amalan penghuni surga, lalu Allah matikan dia dalam keadaan melakukan amalan penghuni neraka (diapun mati su'ul khotimah).
Mengapa bisa? Sebabnya, orang ini menyimpan penyakit dalam hatinya, baik itu kemunafikan, kesombongan, atau kebencian terhadap syariat Allah. Meskipun kelihatannya selama hidupnya ia soleh. Allah tidak mungkin mematikan hamba-Nya dalam keadaan buruk jika ia hidup dalam ketaatan dan di dalam hatinya ia shidq(jujur).
(Syaikh Abu Bakar al-Baidhoniy)
0 komentar:
Posting Komentar