Suatu ketika, kutelepon murobbiku untuk meminta bantuannya
dalam menyukseskan sebuah program dakwah yang telah kurencanakan. Saat itu, aku membutuhkan bantuan dana dari
lembaga yang dipimpinnya. Melalui
telepon dia bertanya, “kapan acaranya?” lalu kujawab “hari Sabtu, Ustadz”, sedangkan
hari itu adalah hari Kamis. Saat mendengar jawabanku spontan ia berucap, “masih
ada waktu untuk berdoa to?”.
Sepintas, kata-kata seperti ini di saat-saat yang sulit bisa
saja dimaknai ejekan atau sindiran.
Namun kupikir-pikir, kalimat tersebut begitu dalam maknanya. Bukankah dengan berdoa akan terbuka banyak
jalan yang sebelumnya sama sekali tidak kita sangka-sangka. Bukankah Allah Maha Mampu, Maha Kaya dan Maha
Kuasa atas segala sesuatu?
Sering sekali dalam kehidupan, kita terlalu mengandalkan
kemampuan diri kita sendiri. Dikiranya
dengan kekuatan dan kecerdasan yang kita miliki maka segala yang kita
rencanakan akan berakhir sukses. Ketika
dalam perjalanan kita menemukan suatu kendala yang seharusnya menyadarkan kita
bahwa kita harus meminta tolong kepada Allah, justru kita mencari pertolongan
kepada orang lain atau apa pun yang kita anggap mampu membantu kita, dan ini
kita lalukan sebelum meminta tolong kepada Allah.
Bukan maksud saya kita hanya berdoa kepada Allah kemudian
pasrah dan tidak berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan, tidak, sama sekali
tidak. Yang saya maksudkan adalah
mengapa tidak sejak awal kita meminta doa dan pertolongan serta bantuan kepada
Allah. Saat mendapat kendala di tengah
proses, berdoalah lagi pada Allah sebelum mencari solusi yang lain. Kita terkadang terlalu yakin akan selesainya
masalah dengan sebab-sebab tertentu tapi justru kita melupakan Pemilik Sebab,
Allah ‘azza wa jalla.
Sebaik apa pun solusi yang kita pikirkan akan membantu kita
menyelesaikan pekerjaan, maka tak akan ada gunanya jika Sang pemilik solusi
menahan keberhasilan kita. Sebaliknya,
tanpa ada solusi cespleng sekalipun, jika Dia yang menolong maka kita
akan berhasil dengan gemilang. Jadi,
mulai sekarang, kita mau mendahulukan sebab atau pemilik sebab?
Bukankah kita sudah menghapal dzikir setelah sholat?
“Allaahumma laa mani’a limaa a’thoita
walaa mu’tia limaa mana’tawa laa yanfa’u dzal jaddi minka al jaddu”
Yaa Allah, tak ada yang mampu menahan
terhadap siapa yang Engkau beri dan tidak ada yang mampu memberi terhadap siapa
yang Engkau tahan, dan tidak bermanfaat kekayaan dari pemilik kekayaan di
hadapan-Mu”
Allah-lah
yang menahan dan Allah-lah yang memberi jalan, maka mari kita mulai saat ini
menjadikan ketergantungan kepada Allah sebagai landasan awal kita dalam
mengerjakan sesuatu. Semoga Allah
mengaruniakan kepada kita pertolongan-Nya. Amin.
Sebagai
kesimpulan, sebelum semua yang kita tidak harapkan terjadi, maka kita masih
punya waktu untuk berdoa… Doa, senjata tajam yang mampu menembus takdir Allah.
Abu Muhammad al
Qolakawy
17 Ramadhan 1434H/26 Juli 2013 @
02.00 am
0 komentar:
Posting Komentar