Jarum jam
sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari.
Namun mata ini belum mampu terpejam.
Tubuh ini belum bisa merebah.
Bukan karena kantuk belum mendera, namun karena amanat yang begitu
berat. Antrian pekerjaan yang belum dan
mesti diselesaikan membuat otak ini tidak juga berhenti berproses bagaikan
sebuah prosesor komputer yang ‘CPU Usage’nya sudah hampir mencapai 100%, bahkan
lebih!
Ya, ini adalah sebuah pekerjaan berat. Pekerjaan yang jauh lebih berat daripada sekedar menandatangani tumpukan ribuan lembar kertas. Pun, pekerjaan ini jauh lebih berat daripada mengangkat beban berton-ton seorang diri. Bahkan, pekerjaan ini lebih berat dari mengangkat gunung sekalipun. Ditambah lagi, pekerjaan ini sama sekali tidak ada upahnya(dari makhluk). Dakwah. Demikian pekerjaan ini biasa disebut.
Katakanlah
(Muhammad), “Imbalan apa pun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu.
Imbalanku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”
(TQS.Saba’:47)
Pekerjaan ini benar-benar menggiurkan
bagi orang yang mau menggunakan akalnya dan bisa melihat dengan mata
hatinya. Sungguh, kehidupan singkat di
dunia ini dengan segala aksesorisnya yang ‘menjanjikan’ kebahagiaan tidak akan
banyak mempengaruhi mereka-mereka yang telah berazzam untuk menekuni pekerjaan
ini.
“Dan
kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri
akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui” (TQS.Al-Ankabut:64)
Dai.
Begitulah sebutan bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia dakwah. Jika mereka ikhlas dalam dakwahnya, hanya
mengharap wajah Allah, Allah akan
memasukkan mereka ke dalam jannah-Nya.
“Balasan
bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik
pahala bagi orang-orang yang beramal”(TQS:Ali
Imran:136)
Surga? Tidak mudah untuk masuk
ke dalamnya. Dakwah, bisa jadi jalan tol
untuk memasukinya. Allah menjual
Surga-Nya dan kita mesti membelinya…
“Sesungguhnya
Allah Membeli dari orang-orang Mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan
Memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka
membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil, dan al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah?
Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian
itulah kemenangan yang agung”(TQS.At
Taubah:111)
Surga, itu kan tujuan akhir kita?
Namun tidak banyak di antara kita yang menyadarinya. Hanya orang-orang yang diberi hidayah dan
taufiq dari Allah yang bisa menyadarinya.
Lagi-lagi, dai, termasuk orang yang paling sadar akan tujuan akhir
ini. Namun mereka juga sadar bahwa harga
yang harus dibayar tidak tanggung-tanggung, nyawa… dan harta!
“Sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal, ketahuilah! Barang
dagangan Allah itu adalah surga!"
Nampaknya, rasa kantuk ini sudah mulai menjauh setelah saya renungkan
janji-janji Allah. Baiklah, meskipun
sudah larut malam, namun pekerjaan mulia ini harus segera diselesaikan. Tidak apalah, memangkas waktu tidur demi
bidadari jannah yang bermata jeli yang dijanjikan Allah bagi orang yang
berkorban di jalan-Nya. (Anonim)
0 komentar:
Posting Komentar