Kekeruhan hati. Itulah yang dirasakan oleh banyak anak manusia hari ini, mungkin juga Anda, Saya dan kita semua. Banyak hal yang bisa menjadi penyebab ketidaktenangan ini.
Sebagian anak manusia mengalami ketidaktenangan karena hawa nafsunya, sebagian lain karena masalah yang begitu banyak yang harus ia selesaikan, ada juga karena amanah yang dipikulnya. Di sisi lain, ada yang kehilangan ketenangan karena cinta yang menggelora dalam dadanya. Kekagumannya pada sesosok manusia yang berbeda jenis dengannya.
Cinta, memang kadang, tidak, bahkan sering membuat seseorang melepas ketenangannya. Pikirannya selalu dibelenggu dengan bayangan orang yang ia cintai. Segala aktivitas dan tindak tanduknya seakan ingin dipersembahkan untuk Sang Tercinta. Sungguh tak pantas seorang muslim yang mengetahui konsekuensi tauhid mengidap penyakit cinta seperti ini. Full Love-nya hanya boleh ia persembahkan untuk yang Maha Pengasih. Kecintaan dan kebenciannya akan suatu hal ia dasari dengan kecintaannya kepada-NYA 'azza wa jalla.
Cinta, terkadang menyerang seorang yang bergelut dalam dunia dakwah. Entah ia jatuh cinta dengan mad'unya karena salah mengambil langkah ataukah ia jatuh cinta dengan sesama aktivis. Cinta adalah suatu hal yang wajar dan manusiawi. Ia bersifat fitrah. Hanya orang-orang yang melenceng dari fitrahnyalah yang kehilangan perasaan cintanya. Namun begitu, islam telah memberikan rambu-rambu dalam mengolah cinta kepada lawan jenis ini.
(ibn syam: bersambung pada tulisan kedua)
0 komentar:
Posting Komentar