1. Sahabat mulia Abu Bakr as-Shiddiq رضي الله عنه berkata: "Kami mendapati kemuliaan dalam ketakwaan, kecukupan dalam keyakinan dan kehormatan dalam tawadhu'." [1]
2. Ummul Mukminin Aisyah رضي الله عنها berkata: "Kalian telah melupakan ibadah yang paling afdhol yaitu tawadhu'." [2]
3. Fudhail bin Iyadh رحمه الله pernah ditanya tentang tawadhu', beliau menjawab: "Tawadhu' adalah engkau tunduk terhadap kebenaran, mengamalkan dan menerimanya dari orang yang mengucapkannya. Sekalipun mendengarnya dari seorang anak kecil maka ia akan menerimanya atau walaupun mendengarnya dari manusia yang paling bodoh maka ia akan tetap menerimanya." [3]
4. 'Urwah bin Wardi رحمه الله berkata: "Tawadhu' adalah salah satu tujuan kemuliaan. Setiap nikmat pasti ada yang hasad kecuali tawadhu'." [4]
5. Ibrohim bin Adham رحمه الله berkata: "Tidak pantas bagi seseorang untuk merendahkan dirinya di bawah kedudukannya. Dan janganlah dia mengangkat dirinya di atas kedudukannya".[5]
Demikian indahnya sifat tawadhu'. Ya Alloh, tunjukilah kami agar bisa berhias dengan akhlak yang mulia dan jauhkanlah kami dari sifat yang tercela. Amiin. Alloh A’lam
1. lhya' Ulumuddin 3/343, al-Ghozali
2. Az-Zuhud 2/463, Imam al-Waki'
3. Madarij as-Salikin 2/379
4. lhya Ulumuddin 3/343
5. Syu’abul Iman no.7874, al-Baihaqi. Lihat pula Nadhrotuu Na'im 4/1267-1268, Min Akhbar as-Salaf hlm.247-252, Zakaria bin Ghulam al-Bakistani
0 komentar:
Posting Komentar