Pages

Labels

Jumat, 23 Mei 2014

Dalam Penjara Kebebasan



oleh : Abu Muhammad

Dalam episode dari banyak kehidupan manusia, kebebasan adalah hal paliing didambakan.  Kebebasan berarti kelapangan.  Siapa pun  yag dalam kelapangan, maka ia punya banyak waktu untuk mengembangkan potensinya.

Akhirnya, setelah 4 tahun 7 bulan berlalu selesai juga.  Lantas?  Sudahkah dia bebas?  Ternyata ia baru saja keluar dari sebuah penjara kecil bernama “kuliah”.  Bebas?  Oh, jauh.  Di hadapannya nampak bahwa ternyata ia masih dalam bayang-bayang ketidakbebasan.


Ketidakbebasan bisa kita sebut keterkungkungan.  Dia masih harus mencari penghidupan.  Setelah itu ia mungkin akan berpikir untuk hal yang lain.  Ah.. dunia ini memang penjara.  Sampai kapanpun selama masih di dunia, kita dalam keadaan terpenjara.

Bahkan, orang paling kaya pun sebenarnya dalam keadaan terpenjara.  Ia terpenjara dalam ketakutan akan hilangnya hartanya.  Begitu pula si cantik dan di ganteng.  Mereka terpenjara dalam keadaan khawatir kecantikan dan kegantengannya memudar.  Dan begitu pula yang lain.  Semuanya dalam keadaan terpenjara.

Sebagai umat islam, kita pun sebenarnya dalam keadaan terpenjara.  Dalam sebuah hadits shohih, Nabi telah menerangkan keterpenjaraan seorang mukmin: Ad-dun-ya sijnul mu’min wa jannatul kaafir, dunia itu penjara bagi seorang beriman dan surga bagi orang-orang kafir.

Ya, seorang muslim terpenjara dalam aturan dan syariat Allah.  Namun begitu, tatkala mereka ikhlas melaksanakan aturan Allah itu, maka mereka akan menemukan sebuah kebebasan., kebebasan dan keterpenjaraan.   Lihatlah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, saat ia akan dipenjarakan karena teguh di atas kebenaran, ia justru berkata bahwa dalam penjara dia bisa menikmati berduaan dengan Allah ‘azza wa jalla.  Bukankah ini sebuah kebahagiaan?

Sekarang, tengoklah orang-orang yang ingkar yang selalu menentang dan menantang hukum-hukum Allah.  Dengan gelimang dunia yang mereka miliki, seakan mereka menikmati kebebasan.  Namun apa?  Dibalik penampakan yang penuh kebebasan, mereka sebenarnya merasakan kesempitan, dadanya tersesak, mereka terpenjara!  Mereka terpenjara dalam kebebasan…

Tidung, Makassar 22 Jumadal Akhirah 1435/23 April 2014

0 komentar:

Posting Komentar