“Siapa yang membuat orang tuanya menangis, maka durhakalah dia.” (HR. Bukhari).
Dalam riwayat Abu Dawud dan An-Nasai disebutkan laki-laki itu berkata kepada Rasulullah SAW, “ Aku meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis”. Lalu Rasulullah SAW bersabda,” Kembalilah kepada kedua orangtuamu, buatlah mereka tertawa, seperti halnya kamu telah membuat mereka menangis.”
Membuat
orangtua menangis karena kedurhakaan kita adalah perbuatan yang hina.
Siapa yang tega menjatuh setetes pun air mata orangtuanya, kecuali
seorang pengecut. Pada hari tuanya, orangtua kita telah menjadi lemah.
Kewajiban anaknya lah untuk membahagiakan dan melindunginya.
Dari Thaisalah bin Mayyas , ia berkata,
كُنْتُ
مَعَ النَّجَدَاتِ ، فَأَصَبْتُ ذَنُوْبًا لاَ أَرَاهَا إِلاَّ مِنَ
الْكَبَائِرِ، فَذَكَرْتُ ذَالِكَ ِلابْنِ عُمَرَ. قاَلَ: مَا هِىَ؟
قلُتْ:ُ كَذَا وَكَذَا. قَالَ: لَيْسَتْ هَذِهِ مِنَ الْكَبَائِرِ، هُنَّ
تِسْعٌ: اْلإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَقَتْلُ نِسْمَةٍ، وَالْفِرَارُ مِنَ
الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَةِ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ
الْيَتِيْمِ، وَإِلْحَادُ فِي الْمَسْجِدِ، وَالَّذِيْ يَسْتَسْخِرُ ،
وَبُكَاءُ الْوَالِدَيْنِ مِنَ الْعُقُوْقِ، قاَلَ: لِي ابْنُ عُمَرَ:
أَتَفَرَّقُ النَّارَ ، وَتُحِبُّ أَنْ تَدْخُلَ الْجَنَّةَ؟ قُلْتُ: إِيْ،
وَاللهِ! قَالَ: أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟ قُلْتُ: عِنْدِيْ أُمِّىْ. قَالَ:
فَوَاللهِ! لَوْ أَلَنْتَ لَهَا الْكَلاَمَ، وَأَطْعَمْتَهَا الطَّعَامَ،
لَتَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مَا اجْتَنَبْتَ الْكَبَائِرَ.
"Ketika
tinggal bersama An Najdaat, saya melakukan perbuatan dosa yang saya
anggap termasuk dosa besar. Kemudian saya ceritakan hal itu kepada
‘Abdullah bin ‘Umar. Beliau lalu bertanya, ”Perbuatan apa yang telah
engkau lakukan?" ”Saya pun menceritakan perbuatan itu.” Beliau
menjawab, "Hal itu tidaklah termasuk dosa besar. Dosa
besar itu ada sembilan, yaitu mempersekutukan Allah, membunuh orang,
lari dari pertempuran, memfitnah seorang wanita mukminah (dengan tuduhan
berzina), memakan riba', memakan harta anak yatim, berbuat maksiat di
dalam masjid, menghina, dan [menyebabkan] tangisnya kedua orang tua
karena durhaka [kepada keduanya].” Ibnu Umar lalu bertanya,
"Apakah engkau takut masuk neraka dan ingin masuk surga?" ”Ya, saya
ingin”, jawabku. Beliau bertanya, "Apakah kedua orang tuamu masih
hidup?" "Saya masih memiliki seorang ibu", jawabku. Beliau berkata, "Demi
Allah, sekiranya engkau berlemah lembut dalam bertutur kepadanya dan
memasakkan makanan baginya, sungguh engkau akan masuk surga selama
engkau menjauhi dosa-dosa besar." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 8, shahih. Lihat Ash Shahihah 2898)
Ingat
kah saat kita kecil, orangtua lah yang menghapus air mata kita saat
kita sedih dan membuat kita tertawa lagi, ingat lah saat kita mengalami
kesusahan, orangtua tak pernah lelah untuk mambantu kita. Supaya buah cintanya kembali tersenyum lagi.
Amatlah
rugi orang yang tega meneteskan air mata orangtuanya. Dan tidak bisa
mengecap wangi surga karena durhaka dan tidak berbakti pada orangtuanya.
Segera
Pergilah, jemput orangtuamu dan peluklah dengan hangat, rasakan aroma
harum tubuhnya, ciumlah keningnya yang sudah keriput di manja oleh
usia. Dan minta maaf lah selagi kamu mampu melakukan. Bahagiakan
mereka, Sebelum beliau dipanggil oleh Allah SWT dengan tubuh rentanya.
0 komentar:
Posting Komentar