Pages

Labels

Jumat, 23 Mei 2014

Jangan Membuat Orang Tua Kita Menangis



“Siapa yang membuat orang tuanya menangis, maka durhakalah dia.” (HR. Bukhari).

Dalam riwayat Abu Dawud dan An-Nasai disebutkan laki-laki itu berkata kepada Rasulullah SAW, “ Aku meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis”. Lalu Rasulullah SAW bersabda,” Kembalilah kepada kedua orangtuamu, buatlah mereka tertawa, seperti halnya kamu telah membuat mereka menangis.”

Membuat orangtua menangis karena kedurhakaan kita adalah perbuatan yang hina. Siapa yang tega menjatuh setetes pun air mata orangtuanya, kecuali seorang pengecut. Pada hari tuanya, orangtua kita telah menjadi lemah. Kewajiban anaknya lah untuk membahagiakan dan melindunginya.
Dari Thaisalah bin Mayyas , ia berkata,
كُنْتُ مَعَ النَّجَدَاتِ ، فَأَصَبْتُ ذَنُوْبًا لاَ أَرَاهَا إِلاَّ مِنَ الْكَبَائِرِ، فَذَكَرْتُ ذَالِكَ ِلابْنِ عُمَرَ. قاَلَ: مَا هِىَ؟ قلُتْ:ُ كَذَا وَكَذَا. قَالَ: لَيْسَتْ هَذِهِ مِنَ الْكَبَائِرِ، هُنَّ تِسْعٌ: اْلإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَقَتْلُ نِسْمَةٍ، وَالْفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَةِ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ، وَإِلْحَادُ فِي الْمَسْجِدِ، وَالَّذِيْ يَسْتَسْخِرُ ، وَبُكَاءُ الْوَالِدَيْنِ مِنَ الْعُقُوْقِ، قاَلَ: لِي ابْنُ عُمَرَ: أَتَفَرَّقُ النَّارَ ، وَتُحِبُّ أَنْ تَدْخُلَ الْجَنَّةَ؟ قُلْتُ: إِيْ، وَاللهِ! قَالَ: أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟ قُلْتُ: عِنْدِيْ أُمِّىْ. قَالَ: فَوَاللهِ! لَوْ أَلَنْتَ لَهَا الْكَلاَمَ، وَأَطْعَمْتَهَا الطَّعَامَ، لَتَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مَا اجْتَنَبْتَ الْكَبَائِرَ.
"Ketika tinggal bersama An Najdaat, saya melakukan perbuatan dosa yang saya anggap termasuk dosa besar. Kemudian saya ceritakan hal itu kepada ‘Abdullah bin ‘Umar. Beliau lalu bertanya, ”Perbuatan apa yang telah engkau lakukan?" ”Saya pun menceritakan perbuatan itu.” Beliau menjawab, "Hal itu tidaklah termasuk dosa besar. Dosa besar itu ada sembilan, yaitu mempersekutukan Allah, membunuh orang, lari dari pertempuran, memfitnah seorang wanita mukminah (dengan tuduhan berzina), memakan riba', memakan harta anak yatim, berbuat maksiat di dalam masjid, menghina, dan [menyebabkan] tangisnya kedua orang tua karena durhaka [kepada keduanya].” Ibnu Umar lalu bertanya, "Apakah engkau takut masuk neraka dan ingin masuk surga?" ”Ya, saya ingin”, jawabku. Beliau bertanya, "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" "Saya masih memiliki seorang ibu", jawabku. Beliau berkata, "Demi Allah, sekiranya engkau berlemah lembut dalam bertutur kepadanya dan memasakkan makanan baginya, sungguh engkau akan masuk surga selama engkau menjauhi dosa-dosa besar." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 8, shahih. Lihat Ash Shahihah 2898)

Ingat kah saat kita kecil, orangtua lah yang menghapus air mata kita saat kita sedih dan membuat kita tertawa lagi, ingat lah saat kita mengalami kesusahan, orangtua tak pernah lelah untuk mambantu kita. Supaya buah cintanya kembali tersenyum lagi.

Amatlah rugi orang yang tega meneteskan air mata orangtuanya. Dan tidak bisa mengecap wangi surga karena durhaka dan tidak berbakti pada orangtuanya.

Segera Pergilah, jemput orangtuamu dan peluklah dengan hangat, rasakan aroma harum tubuhnya, ciumlah keningnya yang sudah keriput di manja oleh usia. Dan minta maaf lah selagi kamu mampu melakukan. Bahagiakan mereka, Sebelum beliau dipanggil oleh Allah SWT dengan tubuh rentanya.
 

0 komentar:

Posting Komentar