Pages

Labels

Kamis, 13 Oktober 2016

Walau Lirih, Aku Harus Berani Melawan Auman Singo Edan

Ditulis oleh Ustadz Muhammad Arifin Badri

بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Sobat, bagi orang yang berîmân, tidak ada kata putus-asa, apalagi menyerah pada keinginan musuh. Orang yang berîmân harus sadar bahwa kekuatan hanya milik الله Subhânahu wa Ta‘âla dan keberhasilan juga atas karunia الله.

Orang yang berîmân tiada pernah memandang sebelah mata usaha dan daya yang ia miliki, ia dengan penuh percaya diri mencurahkan upaya yang kuasa ia lakukan, dan urusan hasil, sepenuhnya ia serahkan kepada الله Subhânahu wa Ta‘âla.

Kisah Maryam yang merasa lapar, lalu الله perintahkan untuk menggoyangkan batang pohon kurma, dan selanjutya “Allôhu Akbar”, buah kurma yang segar berjatuhan:

وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا
(arti) “Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” [QS Maryam (19) ayat 25].

Anda pasti sadar, bahwa sekuat apapun anda, niscaya anda tidak akan kuasa menjadikan buah kurma berjatuhan hanya karena anda goyang-goyangkan. Apalagi oleh seorang perempuan lemah yang baru saja melahirkan. Namun itulah kuasa الله Subhânahu wa Ta‘âla.

Sungguh الله Subhânahu wa Ta‘âla Maha Kuasa untuk merobohkan pohon kurma atau menjadikan buahnya berguguran sendiri, namun الله tidak melakukan hal itu, dan tetap memerintahkan Maryam untuk menggoyangkan pohon kurma walaupun ia dalam kondisi lemah.

Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa selemah apapun daya dan upaya yang anda miliki, jangan pernah putus asa untuk berusaha, karena percayalah keberhasilan itu adalah karunia dari-Nya.

Nabî Muhammad صلى الله عليه و سلم diperintahkan untuk menaburkan segenggam debu / pasir ke arah pasukan Quraisy yang berjumlah sekiar 1.000 orang, dan hasilnya luar biasa, mata seluruh pasukan Quraisy terkena debu yang Beliau صلى الله عليه و سلم lemparkan. Bukan karena Beliau kuat atau hebat, namun itulah pertolongan الله. Beliau tidak memandang sebelah mata usaha yang upaya yang Beliau lakukan ini, karena Beliau sadar hasil usaha Beliau adalah karunia الله:

وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَـكِنَّ اللّهَ رَمَى
(arti) “Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allôh-lah yang melempar (menimpakan lemparanmu ke mata mereka).” [QS al-Anfâl (8) ayat 17].

Walau, suaraku lirih dan juga statusku ini tidak akan selantang dan senyaring auman media-media kâfir yang sedang meniup si Kâfir Congkak “Hoak”, namun saya harus percaya bahwa hasil suara saya yang hanya lirih ini adalah karunia الله Subhânahu wa Ta‘âla.

Wahai saudaraku ummat Islâm, bangkit dan mari semua bersuara menyeru ummat Islâm di Jayakarta untuk bersatu dan memilih pemimpin Muslim.

Ummat Islâm, dengarlah firman الله Subhânahu wa Ta‘âla:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُواْ لِلّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُّبِينًا
(arti) “Wahai orang-orang yang berîmân, janganlah kamu mengambil orang-orang kâfir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allôh (untuk menyiksamu)?” [QS an-Nisâ’ (4) ayat 144].

Bangkit dan pekikkan takbir: “Allôhu Akbar”, satukan barisan, kerdilkan kekufuran…!

وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله و صحبه أجمعين

»»•««

0 komentar:

Posting Komentar