MALAM SELASA, 24 RABI’UL AKHIR 1435H/3 MARET 2014
MASJID NUR AKHLAK PASAR HARTACO, TAMALATE
UST. HARMAN TAJANG,LC
“Tidaklah
seorang yang masuk sholat wajib dan ia memperbaiki rukuk dan sujudnya melainkan
ia menjadi penggugur dosanya selama ia tidak melakukan dosa besar”
Jika Allah
telah mengampuni dosa-dosa kecil maka itu adalah jalan Allah mengampuni
dosa-dosa besar.
“Barang
siapa melakukan shalat 2 rakaat dengan khusyuk-ia tidak membisikkan jiwanya
dalam shalat tersebut- maka diampuni dosa-dosanya yang lalu” (HR. Bukhari)
Abdullah bin
Zubair bin Al-Awwam adalah bayi pertama dari kalangan muhajirin ba’da
hijarah. Ia saat berdiri shalat seperti
kayu yang tidak bergerak, saat ia sujud burung-burung kadang hinggap di
punggungnya. Ini menunjukan khusyuknya
dan lamanya. Suatu hari beliau shalat, dan salah satu
bagian rumahnya runtuh dan mengoyak bajunya tapi ia tidak merasakannya. Beginilah jika konsentrasi pada sesuatu maka
ia tidak lagi memperdulikan yang lain. Subhanallah..
‘Urwah bin
Zubair, saudaranya, dan ia termasuk Fuqoha as-sab’ah (tujuh ahli fiqh di
Madinah). Suatu hari khalifah Marwan di
Damaskus mengundang Urwah. Di tengah
jalan beliau terkena penyakit yang menimpa kakinya dan ketika di Damaskus, dokter
memutuskan bahwa kakinya harus diamputasi.
Beliaupun setuju. Saat tiba
waktunya amputasi, para dokter menawarkan khamr agar Urwah tidak merasakan
sakitnya diamputasi. Urwah menolak
mengkonsumsi barang yang diharamkan Allah.
Lalu Urwah menyuruh mereka memotong kakinya saat ia sholat. Saat beliau selesai sholat, barulah beliau
rasakan sakitnya hingga ia pingsan. Saat
sadar, ia pun langsung mengucapkan hamdalah.
Kata beliau, “Yaa rabb, segala puji bagiMu, Engkau memberikanku 4 anggota tubuh dan mengambilnya 1 dan masih
menyisakan 3 untukku”. Belum selesai beliau
ucapkan kata-kata itu datanglah berita wafatnya anaknya, Muhammad karena
ditendang unta. Ia pun berucap
sebagaimana ucapan sebelumnya. Ia
husnuzhon kepada Allah, beginilah orang-orang shalih.
Subhanallah,
Allah memberikan kita oksigen secara gratis, tak mampu kita hitung nikmat
Allah.
Mereka
menjadikan sholat sebagai qurrota ‘a’yun (penyejuk mata)
Berkata
Maimun bin Mihran, “saya tidak pernah lihat Muslim bin Yasar(seorang tabi’in)
menengok dalam shalat”. Menengok dalam
keadaan sholat boleh dalam keadaan darurat, tapi ini dijaga agar tidak
berpaling dari kiblat dan menengok
sedikit saja. Namun dalam kondisi tidak
dibutuhkan, maka pandangan mata ke tempat sujud. “Suatu hari beliau shalat di masjid dan salah
satu dinding masjid roboh dan orang-orang yang ada di pasar dengan masjid
terkaget. Mereka tahu bahwa Muslim bin
Yasar sedang sholat di dalamnya. Dan itu
tidak membuat Muslim terganggu sholatnya.”
Muslim bin Yasar jika pulang ke rumahnya maka keluarganya diam, mereka baru bicara saat Muslim bin Yasar
dalam keadaan sholat karena mereka tahu Muslim bin Yasar tidak terganggu sama
sekali dengan suara-suara apapun jika dalam keadaan sholat.
Ali bin
Husain Zainal Abidin, beliau termasuk seorang ulama yang senantiasa menjaga
amalan shalih yang tersembunyi. Beliau
jika berwudhu maka mukanya menjadi pucat (menunjukkan ketakutan, kecemasan,
kekhawatiran). Ia ditanya tentang hal
itu maka ia menjawab, “Apakah kalian tidak tahu sebentar lagi saya akan berdiri
di hadapan siapa?”. Barang siapa yang menganal
Allah maka akan terwariskan ke dalam hatinya khusyu’ (rasa takut). Lanjutnya, “Sesungguhnya sahalat punya rukun,
wajib dan sunnah. Adapun ruh sholat
adalah niat yang tulus dan ikhlash dan khusyu dan menghadirkan hati ketika menunaikannya”. Tata cara sholat adalah tuqifiyah.
Ruh shalat
adalah isinya, keikhlasan kita kepada Allah dan khusyu dan menghadirkan hati. Jika ia lalai, ia mengucapkannya dengan lisan
namun hatinya tidakikut. Gerakan sholat
harus menghadirkan hati. Saat sujud, semua
kepala sama rata di tanah. Jika ada
pejabat yang menjaga shalatnya, maka ia tidak akan sombong.
Sholat yang
khusyu’lah yang mencegah dari perbuatan
keji dan mungkar.
Allah tahu
kelemahan
Kiat-kiat
shalat khusyu’:
1.
Menghadirkan hati dan
menggantungkannya dengan akhirat; fokus dan menghilangkan pikiran yang lain
2.
Menghinakan dunia di
hadapan hati kita dan kita tinggalkan.
Jika engkau
melihat hatimu lalai dalam sholat, maka itu adalah sebab kelemahan iman. Makanya kuatkan dulu iman. Di antaranya
dengan ziarah kubur atau ziarahilah orang sakit.
Cara lain
menghadirkan hati dalam sholat adalah dengan
memahami apa yang dibaca.
0 komentar:
Posting Komentar