Suatu sore di Bandung..
Saat masuk masjid, Ana dan rekan Ana meletakkan sepatu di tempat yang tidak seharusnya. Karena merasa bisa mengganggu kerapian masjid, kuambil sepatu-sepatu itu lalu kubawa ke tempat penitipan sepatu. Tak ada petugasnya ternyata..
Tiba-tiba dari kejauhan ada yang bersuara agak keras ke arahku, "Selep serpis A'..." kupalingkan pandangan, ternyata itu Bapak yang tadi adzan. Dengan peci nasionalnya ia menyunggingkan senyum lebar sambil mengulangi perkataannya yang tadi, "Selep serpis.."
Kubalas senyumnya sambil mencoba memahami. O.. ternyata yang ia maksud, "Self service" yang artinya "melayani diri sendiri". Akhirnya sepatu pun kuletakkan di rak penyimpanan dan kuambil nomor penyimpanan.
###
Terkesan ku dengan bapak itu. Memang kesan itu (biasanya) pada yang pertama. Memang begitulah seharusnya seorang muslim, tidak kaku. senyumlah kepada saudaramu.
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda
لا تحقرن من المعروف شبئا ولو أن تاقى أخاك بوجه تلق
Janganlah kalian meremehkan kebaikan sekecil apapun itu, walau sekedar menemui saudaramu dengan wajah berseri
Sungguh, islam ini adalah agama akhlak. Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam, teladan kita, dipuji oleh Allah karena akhlaknya.
Dalam surah Nun Allah subhanahu wata'ala berfirman:
و إنك لعلى خلق عظيم
(Dan sungguh engkau Muhammad benar-benar memiliki akhlak yang Agung)
Mari kita teladani Nabi kita. Semoga kita bisa menjadi muslim yang berakhlak.
(Bandung, 8 Syawwal 1437 @ 17.11- Di Masjid Dekat Bandara.. Urusan tentunda lanjut besok insya Allah)
0 komentar:
Posting Komentar