Sebuah kejadian yang membuatku senyum sendiri saat melintas di depan sebuah TK Islam.
Pada saat 'keluar main', salah seorang murid tk bernyanyi dengan suara polosnya di hadapan ibunya kalau tidak salah..
"Ibu, Ibu, saya mau menyanyi..," terdengar anak itu berkata.
Dia pun memulai,
"Satuuu saaatu.. aku.."
dalam hati aku bergumam,
"Satuuu saatu.. aku sayang ibu..
dua.. duua, juga sayang ayah
tigaa.. tiiga, sayang adik kakak..
satu dua tiga saayang semuanyaa" (begitulah dulu aku diajarkan..).
Terus kudengarkan anak itu padahal aku sedang berjalan menjauhinya..
"Satuuu saaatu... aku Cinta Allah...", spontan aku terhenyak, lho kok?
Subhanallah, memang Cinta Allah harus nomor satu. Namun, siapakah yang mengajari anak itu berbeda dengan apa yang diajarkan kepadaku dulu? Mungkin gurunya. Yah, guru tk-nya. Alhamdulillah, sang guru tk anak ini bisa menanam bibit-bibit akidah yang benar meski lewat sebuat syair yang disukai anak-anak..
Sambil terus menjauhi anak ini, pendengaranku terus kufokuskan padanya..
"Duaaa duuua.. Cinta Rasulullah"
"Tiga tiga.. Cinta Ummi Abi.."
"Satu dua tigaa.."
Karena posisiku sudah semakin jauh maka tak bisa lagi kudengar lanjutan syair yang dinyanyikan anak itu..
Tapi satu hal, saya sangat berterima Kasih pada orang yang mengajarkan anak ini. Guru TKnya mungkin.
Yang jelas, anak-anak kaum muslimin harus dididik dengan pondasi aqidah yang benar dan kuat. Mereka aset masa depan. Mereka yang diharapkan (setelah Allah) untuk menyongsong kejayaan islam di masa depan, karena Allah dan rasul-Nya telah menjanjikan bahwa masa depan milik islam.
Penting saat ini, kita didik generasi bermental baja, beraqidah shohihah. Bukan didikan-didikan cengeng dan manja yang hanya menjadikan generasi kita generasi yang terbuai dengan fatamorgana dunia.
Yah, tugas ini berat. Tidak ringan. Bukan cuma tanggung jawab guru, tapi tanggung jawab kita semua secara kolektif. Guru, orang tua, masyarakat.
Semoga apa yang kita tanam hari ini bisa kita tuai kelak. Bi'idznillah ta'ala.
#lahabaru, 28 Dzulqo'dah 1437/30-8-2016 @ 10.31wita
#on waiting
0 komentar:
Posting Komentar