Pages

Labels

Jumat, 23 Mei 2014

Jangan Membuat Orang Tua Kita Menangis



“Siapa yang membuat orang tuanya menangis, maka durhakalah dia.” (HR. Bukhari).

Dalam riwayat Abu Dawud dan An-Nasai disebutkan laki-laki itu berkata kepada Rasulullah SAW, “ Aku meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis”. Lalu Rasulullah SAW bersabda,” Kembalilah kepada kedua orangtuamu, buatlah mereka tertawa, seperti halnya kamu telah membuat mereka menangis.”

Membuat orangtua menangis karena kedurhakaan kita adalah perbuatan yang hina. Siapa yang tega menjatuh setetes pun air mata orangtuanya, kecuali seorang pengecut. Pada hari tuanya, orangtua kita telah menjadi lemah. Kewajiban anaknya lah untuk membahagiakan dan melindunginya.

Berbakti VS Istiqomah


Oleh : Abu Muhammad

Di sebuah negeri antah berantah..

Seorang anak manusia melanjutkan pendidikan di sebuah kota, sebut saja kota M.  Di kota tersebut ia belajar di sebuah perguruan tinggi.  Ia juga diajak masuk bergabung di sebuah lemabaga dakwah di kampusnya.  Bak gayung bersambut, dengan senang hati ia bergabung. 

"Ini yang terakhir"

oleh: Abu Muhammad

Saat tenggelam dalam kemaksiatan, kita pasti merasakan ketidaktenangan. Apalagi jika kita memang tahu bahwa perbuatan tersebut adalah kemaksiatan. Bahkan ia mungkin merupakan dosa besar di sisi Allah. Berulang-ulang, hal itu terus dilakukan. Sampai pada titik bahwa kita benar-benar menyesal melakukannya. Lalu kita bertekad untuk tidak mengulangi kemaksiatan yang sama. Kita pun berkata, "ini yang terakhir".

Waktu terus berlalu, dan godaan itu pun kembali datang. Lalu, kita pun terjatuh lagi. Memang, setan begitu gigih dan lihai dalam menggoda manusia, mereka tahu betul apa kelemahan kita. Hal yang sama terjadi lagi, kita pun menyesal lalu kembali berkata dalam hati, "ini yang terakhir". 

Dalam Penjara Kebebasan



oleh : Abu Muhammad

Dalam episode dari banyak kehidupan manusia, kebebasan adalah hal paliing didambakan.  Kebebasan berarti kelapangan.  Siapa pun  yag dalam kelapangan, maka ia punya banyak waktu untuk mengembangkan potensinya.

Akhirnya, setelah 4 tahun 7 bulan berlalu selesai juga.  Lantas?  Sudahkah dia bebas?  Ternyata ia baru saja keluar dari sebuah penjara kecil bernama “kuliah”.  Bebas?  Oh, jauh.  Di hadapannya nampak bahwa ternyata ia masih dalam bayang-bayang ketidakbebasan.