Pages

Labels

Jumat, 30 September 2016

Berimanlah pada Takdir, Engkau akan Bahagia (Sebuah Hikayat)

Dahulu kala, ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yang sangat cantik dan gagah.. 

Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawarkan harga yang sangat tinggi.. Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya.. Teman-temannya menyayangkan dan mengejek karena dia tidak menjual kudanya.. 

Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandang nya.. 

Maka teman-temannya berkata : "Sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin kamu jual, kamu kaya, sekarang kudamu sudah hilang.." 
Si petani miskin hanya diam saja tanpa komentar... 

Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali , bersama 5 ekor kuda liar lainnya.. 
Lalu teman-temannya berkata : "Wah..! Beruntung sekali nasibmu, ternyata perginya kudamu membawa keberuntungan.." 
Si petani tetap hanya diam saja.. 

Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah.. 
Teman-temannya berkata : "Rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah.." 
Si petani tetap diam tanpa komentar.. 

Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan.. 

Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis : "Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami.." 

Si petani kemudian berkomentar : 
"Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jelek.. 
Semuanya adalah suatu rangkaian proses yang belum selesai... 
Syukuri dan terima keadaan yang terjadi saat ini.. 
Apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok.. 
Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok.. 
Tetapi yang pasti, ALLAH paling tahu yang terbaik buat kita... 
Bagian kita adalah, mengucapkan syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki ALLAH di dalam hidup kita ini.. 

Jalan yang dibentangkan ALLAH belum tentu yang tercepat, bukan pula yang termudah.. tapi sudah pasti yang terbaik..." 

Semoga dapat memetik pelajarannya.

Kamis, 29 September 2016

Cinta yang Tak Terdefinisi

::.. ditulis oleh Abu Muhammad ..::

Entah pada pelajaran apa, kalau tidak salah pada pelajaran aqidah..
Saat pembahasan tentang Hubb/Mahabbah (Cinta)..

Syaikh mengutip perkataan Seorang Ulama.. entah siapa, aku lupa..

Ta'rif Mahabbah (definisi Cinta)..
.. syaikh melanjutkan..
Cinta, sudah dipahami maknanya (oleh setiap orang).. memberikan definisi bagi kata "Cinta" justru akan semakin mengaburkan maknanya...

#lss, Jumat, 28 Dzulhijjah 1437/28092016
#sow, hamin19
#membuka lembaran memori masa2 Indah di pesantren

Selasa, 27 September 2016

Nikahkan karena Agamanya

Malam ini kusempatkan mendengar rekaman nasihat pernikahan dari Syaikh Kamal pada walimahan Abu Ibrohim di libuk linggau beberapa Bulan lalu..

Datang seorang pada Ibrahim bin Adham untuk bertanya..
'Dengan siapa hendaknya kunikahkan anakku?'

Maka Ibrahim bin Adham menjawab:
'Adapun orang Yahudi menikahkan anak2 mereka atas dasar Harta.. orang nasrani menikahkan anak2 mereka atas dasar kecantikan dan kegantengan. Maka hendaknya seorang mukmin menikahkan anak mereka atas dasar agama karena Allah berfirman:
Inna akramakum 'indallohi atqokum..

Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertakwa..

Dan takwa ini kaitannya dengan agama..."

#Lasusua, Rabu, 26 Dzulhijjah 1437/28 Sep 2016 @ 02.00wita
#nostalgia
#pengingat

Masalah itu Ada Supaya Kita Bersyukur

::.. ditulis oleh Abu Muhammad ..::

Dalam sebuah urusan, seringkali kita menghadapi masalah yang tidak kita perkirakan sebelumnya. Akhirnya kita berpikir bahwa urusan kita akan sedikit terhambat penyelesaiannya.

Namun begitu, masalah tadi seringkali Allah bukakan jalan keluar di luar perkiraan kita. Jadinya, urusan utama kita tidak terhambat penyelesaiannya. Sebab, masalah "tiba-tiba" tadi Allah berikan pula jalan keluar "tiba-tiba". Bahkan betapa seringnya, masalah itu justru jadi sebab urusan kita lebih cepat terselesaikan..

Ternyata, masalah yang ada justru agar Allah memberikan kita jalan keluar sehingga kita pun bersyukur. Dan alangkah hebatnya orang yang tahu bersyukur, sekecil apa pun nikmat yang Allah berikan padanya.

Semoga kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur.

#lasusua, 25 Dzulhijjah 1437H/27-10-2016 @ 17.20 wita
#pengalaman pribadi saat perbaikan saklar otomatis pompa air masjid
#sow..h-23

Minggu, 25 September 2016

Muslim Imitasi

Orang Islam tuh harusnya pinter, loyal kepada Islam dan ummatnya, sejelek apapun saudaranya muslim, toh di mata Anda sebagai orang Islam, ia lebih mulia dan lebih baik dibanding kafir sepandai dan sebaik apapun dia.

Seenak apapun daging babi, tetap saja haram, sebagai  orang Islam anda pasti lebih memilih makan nasi walau hanya berlaukkan peluh sendiri.

Semakmur apapun menjadi orang kafir, sebagi orang Islam Anda pasti lebih memilih untuk menetapi Islam anda walau harus hidup sebagai gembel di dunia.

Setampan atau secantik apapun orang kafir, maka lisan orang islam tidaklah mungkin memujinya apalagi mencintainya, dan sejelek apapun orang Islam maka Anda pasti mencintainya setengah mati.

Sebagai orang Islam, Anda pantang menjadi begundal orang kafir yang hobinya menjilat, mengabdi dan membela orang kafir. Anda yakin bahwa Anda lebih mulia untuk menjadi begundal sesama orang Islam, walaupun resikonya wajah Anda menjadi menjadi keset baginya (orang Islam).

Karena itu sobat, bila Anda rajin bersosmed misalnya, coba deh Anda baca ulang status status Anda, mungkinkah Anda lebih sering memuji orang kafir, baik wajahnya, negerinya, budayanya, tokohnya dan sebaliknya mungkinkah anda juga sering mennjelek-jelekkan saudara anda sendiri, wajahnya, atau negerinya, atau budayanya atau tokohnya. Jangan sampai tanpa Anda sadari Anda telah menjadi begundal orang kafir.

Jangan sampai ketika orang kafir dikritik Anda langsung kebakaran kumis, dan terpanggil untuk membela dengan dalih obyektivitas, namun ketika orang Islam dipojokkan Anda bisu, kehilangan obyektifitas, atau malah ikut tergugah untuk semakin menyudutkannya.

Bila demikian adanya, sepatutnya Anda mengoreksi kembali Islam Anda, jangan jangan bukan asli namun Imitasi.

Sobat! Ingat kembali firman Allah :

  لا تجد قوما يؤمنون بالله واليوم الآخر يوادون من حاد الله ورسوله ولو كانوا آباءهم أو أبناءهم أو إخوانهم أو عشيرتهم

"Engkau tiada mungkin mendapatkan orang yang benar benar beriman kepada Allah dan hari akhir berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, walaupun dia adalah ayahnya, atau anaknya, atau saudaranya atau keluarganya sendiri." (Al Mujadilah 22)

http://cerkiis.blogspot.co.id/2016/09/muslim-imitasi.html

[Cerkiis.blogspot.com, sumber: Ustadz Muhammad Arifin Badri]

Sabtu, 24 September 2016

Saat Seseorang Memberimu Tempat Khusus di Hatinya

- Ditulis oleh Risaluddin Syam

Beberapa hari lalu, seorang kawan mengirim pesan, bunyinya kira-kira begini:

"Alhamdulillah akhi, saya lulus seleksi beasiswa U di K. Terima Kasih atas doanya..."

Subhanallah, betapa saudara saya ini menempatkan saya di hatinya. Tatkala dia lulus maka yang teringat adalah berterima Kasih padaku. Yang memang beberapa Bulan lalu minta didoakan. Saya memang mendoakan, tapi cuma sekali atau beberapa kali(saya lupa) dan setelah itu tak pernah lagi sampai beberapa Bulan kemudian datanglah berita kelulusannya.

Ini lain lagi..
Semalam, sekitar pukul 12.00 masuk sebuah pesan dari seorang kenalan. Dia warga Uni Emirat Arab. Seorang syaikh. Dulu saya kenalan waktu di Jawa. Pernah sama-sama di mobil. Waktu itu saya minta nasihat padanya, dan dia memberikan nasihat kepada saya sepanjang jalan dalam kebersamaan kami di mobil waktu itu. Kalau tidak salah isi nasihatnya sudah saya posting di blog ini (atau belum, saya juga lupa..?)

Pesan itu dalam bahasa Arab, artinya kira-kira begini:

"Assalamu'alaikum akh Risal"
"Saya Sa'id dari Emirat"
"Saya akan datang (ke Indonesia) pekan depan"
"Apakah antum butuh sesuatu dari Emirat? (Supaya bisa saya bawakan untuk antum)"

Subhanallah.. syaikh Sa'id yang sudah lost kontak sekitar 6 Bulan, tiba2 menghubungi saya? Hanya sekadar ingin membawakan oleh-oleh. Padahal ia dan saya hanya sempat 'akrab' di mobil itu.
Tak kusangka.

Lalu kubalas dengan mendoakan kebaikan untuknya dan ucapan terima kasih. Dan saya kabarkan bahwa saya sudah tidak di Jawa lagi. Saya cuma minta agar ia berdoa pada Allah untuk keberkahan dan kemudahan hajatan yang akan saya laksanakan insya Allah 3 pekan lagi.

Dan beliau pun membalas dengan doa.

PELAJARAN

Mungkin disana, ada orang-orang yang memberikan tempat khusus di hatinya buatmu. Ia tulus mendoakanmu. Ia ingat jasa-jasamu padanya. Meski kadang kau bahkan sudah melupakan jasa dan kebaikanmu tersebut.

Mungkin kebaikan dan nikmat yang kau rasakan hari ini akibat doa orang yang pernah kau berbuat baik padanya.

Oleh karena itu pantas juga jika engkau senantiasa mendoakan orang-orang yang telah berbuat baik padamu; guru-gurumu, ustadz-ustadzmu, dan terlebih orang tuamu.

Allah sebutkan dalam alquran

ولا تنسوا الفضل بينكم..
Wala tansaul fadhla bainakum
"Jangan kalian melupakan kebaikan (orang) di antara kalian"

Ayat ini memang terkait suami istri yang sudah bercerai , agar si suami dan si istri tersebut tidak saling menjelekkan karena bagaimanapun mereka pernah hidup bersama dan saling berbagi kebaikan.

Namun ibrah itu dari keumuman lafadz. Maka janganl kita lupa kebaikan siapapun terhadap kita...

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang tau berterima Kasih dan menjadikan kita hamba-hamba yang selalu berbuat ihsan (baik) dimanapun dan kapanpun sampai datang kematian.

#Lahabaru, 23 Dzulhijjah 1437/25092016 @ 10.47
#risaluddin syam
#edisi mati lampu

Kamis, 22 September 2016

Mati Itu Sebuah Kepastian, tapi Cara Mati Masih Bisa Dipilih

��*MEMILIH CARA MATI*��

☘Orang yang tekun ibadah, punya peluang besar untuk mati saat sujud.

��Orang yang tekun mengaji, p unya peluang besar untuk mati saat mengaji.

�� Pejabat yang terbiasa korupsi, punya peluang besar untuk mati terkait korupsi.

�� yang terbiasa zina, punya peluang besar untuk mati terkait zina.

��Orang yang terbiasa menenggak miras, punya peluang besar untuk mati saat mabuk

��Bagaimana engkau hidup, maka begitulah kira-kira engkau akan mati...

�� Maka, biasakanlah yang baik, karena pada saat nyawa dicabut, manusia tidak memiliki kesempatan untuk berpikir apalagi membuat-buat.

��Dia hanya bisa menghadirkan sesuatu yang benar-benar menjadi kebiasaan dan karakternya selama hidup.

��Semoga Husnul Khatimah...aamiiin��

Kejadian Aneh

Tulisan ini hanya sekedar info dari pengalaman pribadi ana.

Beberapa hari lalu, saat saya berada di depan rumah salah seorang relasi, saya memandang ke arah jalan.

Sore itu, seorang ibu yang membonceng anaknya melintas. Tidak jauh dari situ ada lorong di sebelah kiri. Namun kulihat ibu itu menyalakan lampu sen kanan. Lah, ternyata ia mau belok kiri, kok sen-nya kanan?
Benar-benar aneh.. namun tak terlalu menjadi bahan pikiranku.
Lagipula lalu lintas di jalan itu tergolong lengang alias kendaraan yang melintas sangat kurang.

Tak lama kemudian, melintas lagi seorang ibu yang juga membonceng anaknya.
Lagi-lagi kejadian aneh itu terulang...

Ibu itu belok kiri,namun yang ia nyalakan sen kanan. Astaghfirullah..

Kenapa begini?!

Saya jadi teringat status medsos salah seorang kawan, disitu tertulis doa agar diselamatkan dari Ibu-ibu yang sen-nya nyala sebelah kiri tapi ia beloknya ke kanan.

Ini sangat berbahaya. Apalagi jika kondisi lalu lintas sedang ramai.

Yang jelas, kasus ini mengajarkanku bahwa berkendara di belakang wanita membuat kita harus ekstra hati-hati.

Itulah, dalam beberapa kesempatan, saat saya mengajari kawan-kawan mengendarai mobil, saya selalu memperingatkan agar ekstra waspada jika di depan ada ibu-ibu yang berkendara. Biasanya langsung belok atau langsung berhenti tanpa ada kode.

Yah, bisa dimaklumi.

#cuma curhat
#risaluddin syam,
#21 Dzulhijjah 1436/23 Sep 2016 (Jumat)
#senyum pagi

Rabu, 21 September 2016

Omongan Orang

Oleh: Al-Ustâdz Abdullah Zaen, Lc., MA

Surga, adalah cita-cita setiap insan. Namun tentu jalan menuju ke sana membutuhkan perjuangan berat. Di antaranya adalah dengan berusaha mengikhlaskan karena Allah ta’ala segala aktivitas yang kita kerjakan. Sebagaimana perintah-Nya,

“قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ”

Artinya: “Katakanlah sesungguhnya shalatku, sembelihanku, kehidupanku dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam”. (QS. Al-An’am (6): 162.)

Namun sadarkah kita, seringkali kita berbuat sesuatu atau meninggalkan sesuatu hanya karena omongan orang? Padahal bisa jadi sesuatu yang kita perbuat itu jelek dan sesuatu yang kita tinggalkan itu baik.

Ada orang tidak ke masjid, karena khawatir diomongin tetangga sok alim. Ada muslimah tidak pakai jilbab menutup aurat, karena ndak enak diomongin sok suci. Semua itu hanya karena takut omongan orang atau tidak enak dengan komentar orang.

Ketahuilah bahwa omongan orang itu tidak ada habisnya dan keridhaan mereka adalah sesuatu yang mustahil untuk diraih. Sebab apa yang disukai si A belum tentu disukai si B. Begitu pula sebaliknya. Lebih baik kita mencari ridha Allah yang sudah jelas pasti mungkin dicapai.

Saat Anda menjadi baik, orang yang jahat tidak akan suka. Sebaliknya ketika Anda menjadi jahat, orang yang baik juga tidak akan suka. Mendingan Anda menjadi orang baik.

Satu hal penting yang harus kita ingat, bahwa saat kita meninggalkan kebaikan atau melakukan keburukan; dikarenakan omongan orang, ingat bahwa orang tersebut tidak akan membantu kita kelak di akhirat! Dia tidak akan menolong kita saat masuk neraka. Juga tidak akan membantu kita untuk masuk surga. Jadi untuk apa omongan dia kita pertimbangkan?! .

Masih segar dalam ingatan kita kisah Abu Thalib; pamanda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang enggan masuk Islam. Tahukah Anda apa yang melatarbelakangi keputusan fatal tersebut? Tidak lain karena kekhawatiran beliau terhadap omongan kaumnya! Dia bersyair,

وَلقَدْ عَلِمْتُ بِأَنَّ دِينَ مُحَمَّدٍ … مِنْ خَيرِ أَدْياَنِ البَرِيَّـةِ دِيناً
لَوْ لَا المَلاَمَةَ أَوْ حَذَارَ مَسَبَّةٍ … لَوَجَدْتَنِي سَمْحًا بِذَاكَ مُبِيناً “

Sungguh, aku yakin bahwa agama Muhammad adalah agama terbaik di muka bumi ini
Andaikan bukan karena celaan dan khawatir adanya ejekan, engkau akan mengetahui diriku menerima secara terang-terangan”.

Imam Syafi’i berpetuah, “Barang siapa mengira ia bakal selamat dari omongan orang, sungguh ia adalah orang yang tidak waras. Sebab Allah saja tidak selamat dari omongan orang. Ada yang mengatai-Nya tiga. Begitu pula Muhammad tidak selamat dari omongan orang. Ada yang mengatai beliau tukang sihir dan orang gila”.

Jadi, anggaplah omongan orang itu bagaikan bongkahan-bongkahan batu besar. Engkau akan rugi bila bongkahan-bongkahan itu engkau letakkan di atas pundakmu. Sebab lama kelamaan pundakmu akan ambruk. Sebaliknya engkau akan beruntung, saat kau tumpuk bongkahan-bongkahan itu di bawah telapak kakimu. Karena engkau akan semakin tinggi berpijak di atasnya.

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Jum’at, 16 J. Tsaniyah 1437 H / 25 Maret 2016

Senin, 19 September 2016

Satu lagi, Keteladanan dari Syaikh Ibnu Utsaimin! Tidak Gila Hormat

Beliau tidak mengatakan : " Saya Ibnu 'Utsaimin "
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Salah seorang yang mengenal beliau bercerita :
Dulu, kira-kira diantara tahun 96 - 98, saya menunggu shalat subuh di shaf pertama di Masjid Al-Haram, waktu itu ada seorang petugas keamanan disamping kanan saya yang menjaga agar tempat dibelakang Imam tidak terlalu sesak dan agar ada tempat yang lowong untuk para  Alim Ulama ..

Dan di depan Maqam, ada 4 petugas lagi yang menjaga agar orang-orang tidak menuju ke shaf pertama, dan tiba-tiba muncul seorang laki-laki tua, ia memiliki jenggot putih yang lebat, dan memakai pakaian yang tidak disetrika..

Lelaki tua ini ingin melewati para petugas yang berada didepan Maqam agar dia bisa sampai di shaf pertama namun petugas disana menghalanginya. Dia kemudian mencari jalan lain disekitar Ka'bah dan berusaha meloloskan dirinya dari halangan petugas namun lagi-lagi petugas menahannya. Dia terus mencari jalan agar dia bisa sampai ke shaf pertama ( dan saya terus memperhatikannya ) sampai akhirnya dia berhasil melewati petugas keamanan disamping saya yang waktu itu sedang berbicara dengan orang yang ada dibelakangnya.

Saat Dia sudah berhasil berdiri di shaf pertama, Dia langsung bertakbir shalat sunnah, Petugas kemanan itu lantas marah, dia berdiri tepat di depan lelaki tua ini, sampai ketika sang lelaki tua ini selesai dari shalatnya, petugas itu langsung mengangkat dan menarik bahunya seraya berkata :

" berdiri !! "

Lelaki tua itu menjawab ( dengan dialek Qasim ) :
" ada apa denganmu ? "

Petugas itu berkata :
" tempat ini dikhususkan untuk para Masyaekh dan Ulama... Mundurlah !!! "

Lelaki tua itu menjawab :
" apa yang saya lakukan kalau para Ulama dan Masyaekh telat datang ? "

Petugas itu pun marah dan saya terus memperhatikan kejadian itu sambil tersenyum, dan sebelum petugas tersebut melakukan tindakan yang berlebihan, saya lalu memegang tangannya, memberi isyarat agar ia mendekat dan ia pun mendekat, saya kemudian membisikkan di telinganya kalau lelaki tua itu adalah  Al-'Allamah Al-Faqih Muhammad bin Utsaimin, petugas itu bersegera mendatangi Beliau, mencium kepala Beliau dan meminta maaf.

Beliau memandangiku dengan pandangan mata protes karena telah mengabari petugas tadi siapa Beliau sebenarnya, saya hanya tersenyum dengan senyuman permintaan maaf, iqamat pun dikumandangkan, Syekh Sa'ud bin Ibrahim Asy-Syuraim datang untuk mengimami shalat dan disaat Ia melihat Beliau di shaf pertama, Ia meminta Beliau menjadi Imam tapi Beliau menolak, akhirnya Syekh Asy-Syuraim yang mengimami shalat kami.

Ketenaran adalah sebuah fitnah bagi orang Alim
Syetan membuat mereka gila dihormati
Banyak yang terjerat
Kecuali yang dirahmati Allah...

Rahimahullah As-Syekh
Beliau cermin keteledanan untuk kita semua..

-------------------------------------------------

Naskah Asli Ceritanya :

لم يقل " أنا ابن عثيمين"

يقول أحدهم:كنت مابين عام ١٩٩٦م١٩٩٨م تقريباً أنتظر لصلاة الفجر في الصف الأول في الحرم المكي ،وكان على يميني رجل شرطة يمنع ازدياد المصلين خلف الإمام ليكون هناك مكانٌ للعلماء والعدول من الناس وأمام المقام أربعة من الشرطة يأمرون الناس بعدم التوجه إلى الصف الأول وفجأةً جاء رجلٌ مسن له لحيةٌ بيضاء طويلة يرتدي ملابس غير مكوية  فأراد أن يجتاز العسكر عند المقام ليذهب إلى الصف الأول فمنعوه فأخذ شوطا ًحول الكعبة وعاد إليهم محاولا الإفلات منهم فمنعوه فأخذ شوطاً آخرحول الكعبة وأنا أراقب إصرار ذلك الرجل المسن وفي هذه اللحظة إستطاع أن يتجاوزهم على حين غفلة ووصل إلينا في الصف الأول والشرطي الذي بجانبي كان يجادل رجلاً خلفه فلم ينتبه لذلك المسن وما إن وصل إلى الصف الأول كبر يصلي سنة الفجر فاستشاط الشرطي غيظاً من المسن وظل واقفاً على رأسه حتى أتم ركعتيه فنغزه في كتفه أن قم فقال الرجل المسن وراك(باللهجة القصيمية أي مابك) فقال الشرطي؛هذاالمكان مخصص للعلماء والمشائخ إرجع إلى الخلف فقال الرجل المسن:ومالي وللعلماء والمشائخ إن لم يأتوا مبكرين! وأنا أراقب وأتبسم بهدوء فغضب الشرطي وقبل أن يتصرف تصرفاً غليظاً تدخلت وأمسكت بيد الشرطي ،وأشرت إليه أن أدنُ مني ،فدنا مني، فهمست في أذنه إن ذلك الرجل المسن هو العلامة الفقيه محمد بن عثيمين ،فما كان من الشرطي إلاأن انكب على رأس الشيخ يقبله ويعتذر منه، فرمقني الشيخ بنظرة لم أخبرته

Yang Paling Nikmat bagi Si Pendosa

"Saat paling nikmat bagi seorang pendosa adalah saat ia beristighfar memohon ampun pada Rabbnya"

ان الله يحب التوابين..
Innallaaha yuhibbut tawwaabiin

(Sesungguhnya Allah menyukai tawwabin..)

Taa-ib (التائب) artinya orang yang bertaubat.
Adapun at-tawwaab (النواب) artinya orang yang banyak bertaubat.

Orang yang banyak bertaubat menunjukkan banyaknya ia berbuat salah.

Maka jika engkau berbuat dosa dan kesalahan teruslah bertaubat, perbanyaklah bertaubat. Karena Allah menyukai orang yang banyak bertaubat...

#faidah dari Syaikh Mukhtar Syinqithi
"Dicatat di lasusua, malam selasa, 18 Dzulhijjah 1437/19-9-2016 @ 20.19
#risaluddin syam

Semuanya Punya Kekurangan, Jadi Terima Kekurangannya

Dalam suatu ceramah, Syaikh Nabil Audhi berkata:

"Tak ada wanita yang tak punya aib(kekurangan), sebagaimana lelaki juga tak ada yang tak punya aib. Maka bersabarlah atas kekurangan istrimu. Jika engkau tidak suka dengan satu sifatnya, maka ada sifat lain yang engkau sukai.

Ingat jasa-jasanya, ia mengurus rumah, mencuci piringmu, mencuci bajumu, merawat anak-anakmu.

Coba bayangkan jika pekerjaan-pekerjaan itu dibebankan padamu para suami? Entah apa jadinya"

"Terimalah kekurangan istrimu. Karena tak ada wanita yang sempurna" (Sy)

Waktu ceramah itu kudengar rekamannya, sesaat kemudian aku dihadapkan dengan sebuah fakta bahwa ada seorang istri "marah-marah" pada suaminya.

Aku jadi senyum sendiri. Untung saja saya baru mendengar nasihat rumah tangga. Jadi hal tersebut tidak menjadi bahan pikiran. Wajar saja. Toh, sesaat kemudian mereka akan akur lagi...

#lss, 18 Dzulhijjah 1437/19-9-2016 @ 19.47
#risaluddin syam

Sabtu, 17 September 2016

HEMBUSAN NAFAS

��  HEMBUSAN NAFAS ��

�� Muhammad As-Safariniy - Rahimahullah- berkata, "Manfaatkanlah -Semoga Allah merahmatimu- kehidupanmu yang mulia ini dan jagalah waktumu yang sangat berharga ini.
Ketahuilah bahwasanya waktu hidupmu terbatas dan hembusan nafasmu terhitung. Maka setiap nafas yang engkau hembuskan bermakna sebagian dari waktumu telah pergi.

Umur sangat pendek dan yang tersisa darinya sekarang sangat lah sedikit, maka setiap bagian dari nafas tersebut adalah permata yang sangat berharga yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun dan tidak bisa digantikan dengan sesuatu apapun.

Sungguh kehidupan ini akan menjadi sebab keabadian di dalam kenikmatan (surga) atau keabadian di dalam siksaan (neraka).

Jika engkau membandingkan kehidupan ini dengan keabadian tersebut maka engkau akan mengetahui bahwasanya setiap nafas yang engkau hembuskan setara dengan waktu ribuan tahun dalam kenikmatan atau dalam siksaan tersebut.
Oleh karenanya, janganlah engkau menyia-nyiakan permata tersebut pergi tanpa amalan baik apapun dan jangan pula engkau membiarkannya pergi tanpa ganjaran sedikit pun.
Berusahalah untuk tidak mengosongkan setiap hembusan nafasmu dengan ketaatan dan taqarrub kepada-Nya.

Ketahuilah jika kita memiliki permata dunia maka kita tentu akan menyesal jika kehilangannya, maka bagaimana bisa engkau rela menyia-nyiakan waktu dan umurmu begitu saja tanpa mendapatkan apapun.

�� Ghiza Al-Albab Syarh Mandzumah Al-Adab (2/351).

Ini Bukan Cemburu, Ini Namanya Gila..

Dalam sebuah ceramah (saya dengar rekamannya), syaikh M ditanya, pertanyaanya lewat moderator:

"Atsabakumulloh (Semoga Allah memberi pahala untukmu), Ya Syaikh, si penanya bertanya, 'Saya tinggal bersama ibu dan istri saya.. istri saya sering cemburu pada ibu saya. Bagaimana nasihatmu?"

Syaikh menjawab:

"Dia mau cemburu, mau hidup, mau mati, tidak usah pedulikan. Bagaimana mungkin ada yang cemburu akan Kasih ibu terhadap anaknya. Ini bukan cemburu tapi ini namanya gila. Ayat-ayat alquran menunjukkan besarnya hak ibu... bla bla bla.. (masih panjang jawabannya, cuma saya tidak sempat ngetik)"

#lasusua, 15/12/1437 @ 16.16
#masjid ibn abbas
#hati tenang dengan iman pada takdir

Kamis, 15 September 2016

SETELAH MENIKAH SATU BULAN DUA MALAM TIBALAH KEJUTAN ITU! (Copas, sangat menyentuh..)

June 13, 2013

SETELAH MENIKAH SATU BULAN DUA MALAM TIBALAH KEJUTAN ITU!

Kisah ini dipostingkan oleh kakak kelas saya yang sedang fokus studinya di UIM, Universitas Islam Madinah. Fawzan Hizbulloh,alhafidz. Semoga Allah memberkahi setiap langkahnya.

Percakapan antara dua sahabat:

Dia berkata: “Setelah kami menikah satu bulan dua malam, aku mengalami hal yang sangat mengejutkan ….

Aku masuk menemuinya malam ini …

setelah kami menikah satu bulan dua malam ….

aku mendapatinya ….”

Akupun berkata: “Tenangkan dirimu. Bagaimana engkau memilihnya? Apakah sebelumnya engkau telah mengetahui agamanya?”

Dia menjawab: “Aku tidak mengenalnya sedikitpun. Hanya saja saudara-saudaraku merekomendasikannya untukku.

Dia berasal dari kota yang jauh dariku.

Namanya Aisyah. Nama yang langsung membuatku tertarik ketika mereka menyebutnya untukku.

Ketika aku pergi melamarnya, ketika itu sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Aku telah shalat istikharah.

Akupun musafir ke negerinya yang jauh. Aku menahan berat safar di kala puasa.

Aku ketuk pintu rumahnya, keluarlah kakaknya yang telah janjian denganku sebelumnya.

Dia menyambutku dan akupun masuk.

Waktu itu sebelum magrib kurang sedikit, ternyata ayahnya tidak ada di rumah. Mereka bilang ia sedang i’tikaf di masjid.

Subhanallah, ini sesuatu yang baik!

Kami shalat isya’ dan tarawih bersamanya.

Kemudian kakaknya memperkenalkan aku kepadanya: “Ini fulan, yang ingin melamar Aisyah.”

Ayahnyapun menyambutku.

Aku ingin memulai pembicaraan secara rinci namun ayahnya mendahuluiku berkata: “Saat ini, aku tidak bisa berbicara lebih jauh tentang masalah ini.”

“Kenapa?”

Jawabnya: “Waktu tidak mengizinkan.”

“Maksudnya?”

“Aku sedang i’tikaf. Malam-malam ini hanya untuk dzikir, ibadah dan membaca Al-Qur’an.”

Aku katakan: “Kalau begitu izinkan aku melihatnya.”

Dia menjawab: “Itu hakmu dan itu adalah sunnah.”

Lalu dia memintaku agar jangan lagi menyia-nyiakan semenitpun dari waktunya. Lalu dia tersenyum dan beranjak menuju salah satu sisi masjid.

Aku kembali lagi ke rumah mereka.

Di jalan, dengan malu-malu aku bertanya kepada kakaknya: “A..apa..kah ukh..ti Aisyah banyak menghafal Al-Qur’an?”

Dia menjawabku dengan penuh perhatian: “Menghafal itu tidak penting, yang penting adalah mengamalkan Islam.”

Aku tidak tahu, apakah aku harus bertambah bahagia ataukah bertambah heran.

“Aisyah, keluarlah.”

Aku menghadap ke arah kamar … ternyata dia tidak menundukkan pandangannya … namun aku berpura-pura menundukkan pandanganku.

Kakaknya pun langsung menegurku: “Ini bukan tempatnya menundukkan pandangan.”

Kembali aku tak tahu harus bagaimana: bahagia atau bertambah heran.

Tanda tanya dan keheranan tak membuatku lupa memandangnya dengan dalam.

Terus terang dia cantik.

Aku bertanya padanya: “Ukhti, berapakah engkau hafal dari Al-Qur’an?”

Dia menjawab: “Juz ‘Amma.” Kemudian dia pamit dan pergi.

Aku berkata pada kakaknya dengan menahan rasa kesal: “Kenapa dia tidak duduk bersama kita?”

“Agama hanya membolehkanmu untuk melihat” jawabnya.

Dia tidak membiarkanku untuk berfikir, dia langsung berkata padaku: “Jika engkau sudah setuju, tolong jangan sia-siakan waktu kami.”

“Kita belum menyepakati apapun, aku belum mendatangkan keluargaku. Kita juga belum melewati waktu yang cukup untuk berkenalan.”

Dia berkata sambil menundukkan kepalanya: “Tuan, mari kita sepakat dan datangkan keluargamu. Apa yang engkau maksud dengan waktu yang cukup? Apakah engkau datang kesini tanpa ada kepastian dari kami?”

Dia berkata lagi: “Kami tidak ingin engkau susah payah menyiapkan sebuah rumah, kesederhanaan yang perlu. Adapun masalah mahar, engkau tahu bahwa mahar yang sedikit lebih berkah. Cukup datangkan keluargamu sekali, kemudian berikutnya pernikahan. Dengan demikian kami menghemat pengeluaranmu.”

Kakanya yang lain memotong pembicaraan dan berkata: “Mari kita tidur biar kita bisa bangun sebelum subuh untuk tahajjud.”

Aku berkata sambil tersenyum tanpa sebab: “Kalian memiliki televisi kan?”

Dia berkata padaku sambil bercanda: “Jangan keras-keras, biar tidak didengar oleh calonmu.”

Sungguh pemandangan taat beragama yang sempurna.

Tapi, kenapakah tidak bicara tentang segala sesuatunya dengan rinci?

Kenapa semuanya dipercepat?

Mungkin karena tidak mau menyusahkan aku ……

* * *

Akupun datang bersama keluargaku … kecuali ayahku, dia menolak ikut dengan keras, katanya: “Putri-putri pamanmu lebih pantas untukmu.”

Lalu dia berkata sambil menutup pembicaraan: “Pergilah untuk wanita yang maharnya sedikit dan biayanya tidak banyak. Ajaklah ibumu.”

Akupun pergi bersama ibuku dan ibuku membuat Aisyah kagum.

Aku bertanya kepada ibuku: “Apakah Aisyah ada menyinggung tentang hafalan Al-Qur’annya?”

Ibuku menjawab: “Tidak, demi Allah … Cuma aku mendengarnya berkata kepada adik perempuannya: “Malam ini insya Allah aku menyimakmu mengulang ayat-ayat yang mirip dalam surat Al-Ma’idah.”

Bumi ini terasa berputar … dia bilang padaku dia hafal juz Amma. Apa dia hanya berpura-pura di depan ibuku? Atau dia lupa ucapannya padaku?

Aku putuskan untuk mengirim sms ke kakaknya untuk memberikanku jawaban atas segala kebingunganku selama ini, terlebih mereka menolak kami datang untuk kedua kalinya dengan alasan tidak ada tuntutan untuk itu.

Ayahnya berkata kepadaku dengan ringkas: “Anakku, kami ingin ada seorang lelaki yang melindungi putri kami. Kami tidak ingin menekanmu dengan materi dalam hal apapun. Kami juga tidak senang orang sering keluar masuk rumah kami, siapapun itu. Segeralah menikah. Datanglah dan tidak usah memikirkan biaya. Aku telah putuskan untuk mengeluarkan sendiri biaya persiapan Aisyah agar tidak memberatkanmu. Anggaplah itu hadiah dariku.”

Aku berfikir untuk mengulang istikharah … dan akupun melakukannya.

Aku bertanya pada ibuku: “Bagaimana pendapat ibu tentang mempercepat proses pernikahan seperti permintaan mereka?”

Ibuku menjawab: “Tanyalah ayahmu.”

Ayahku berkata: “Anakku, kita sekarang ini hidup di zaman yang penuh dengan keanehan. Sepertinya engkau harus menyegerakannya agar segala keanehan itu lengkap.”

Aku berkata: “Apanya yang aneh? Bukankah kebajikan yang paling baik adalah yang paling segera?”

Ayahku tertawa mengejek: “Kebajikan … yakni keburukan yang nyata.”

Aku berkata: “Tapi kami hanya mengetahui kebaikan dari mereka. Apa tidak cukup ketika ayahnya menawarkan segala sesuatu yang telah kusampaikan kepada ayah?”

Ayahku menjawab dengan penuh kepercayaan diri: “Hal seperti ini tidak dilakukan oleh ayah pengantin wanita melainkan jika ada sesuatu di balik semua itu.”

Aku berkata: “Kenapa hal seperti itu tidak bisa menjadi kebaikan?”

Ayahku menjawab dengan tegas: “Zaman para nabi telah lewat.”

Air mataku meleleh … kebingungan dan kegelisahan merayapiku … apa sebenarnya ini …

Semua keshalihan yang aku lihat …

Akhlak yang aku baca dalam kitab-kitab …

Namun, ini keshalihan yang asing yang tidak biasa kami temui … seakan semuanya berlebihan.

Ayahku yakin ada sesuatu di balik keanehan ini.

Namun aku yakin dengan Aisyah … selama ayahku tidak menentang dengan keras, ini pertanda aku bisa melanjutkan proses.

Namun, ini butuh istikharah lagi …

* * *

Pada malam pengantin, aku masuk menemuinya …

Setelah perjalanan yang melelahkan bersama …

Aku mengucapkan salam … lalu ia membalasnya sambil tersenyum …

Sungguh dia mampu menyihir … dia ceria bersama bekas-bekas perjalanan yang melelahkan …

Kuletakkan telapak tanganku di ubun-ubunnya:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فَطَرْتَهَا عَلَيْهِ . . .

Aku mendengarnya berkata:

جَبَلْتَ …

Seakan dia mengoreksi bacaanku … akupun meralat kesalahanku … lalu aku menyempurnakan doa nabawi tersebut agar aku menerapkan sunnah dengan sempurna.

Kuturunkan tanganku …

Setelah doa tersebut, kalimat pertama yang meluncur dariku adalah sebuah pertanyaan lucu …

“Berapa engkau hafal dari Al-Qur’an?”

“Semuanya, Alhamdulillah” jawabnya.

Akupun berkata dengan nada protes seolah aku mencelanya: “Bukankah dulu engkau bilang engkau hafal juz Amma?”

Dia menjawab: “Aku hanya menyindir dan aku tidak bohong. Hari itu adalah hari lamaran, aku tidak tertarik untuk menghiasi diriku di hadapanmu.”

Aku gemetar dan dia memegang tanganku lalu berkata: “Malam ini bukan malam untuk menyalahkan dan mencela … mari

وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللهُ لَكُمْ …

* * *

Sebulan berlalu …

Kami tidur setiap malamnya setelah isya’ atau kami bergadang beberapa waktu …

Kami tidur hingga dekat waktu subuh …

Jarak antara kami bangun tidur dengan waktu subuh hanya seukuran waktu wudhu’.

Selama itu tidak pernah dia shalat malam ataupun puasa sunnah … tidak pula shalat sunnah …

Kesibukannya hanya berhias, mempercantik diri, memakai wewangian …

Tidak pernah sekalipun dia membangunkanku untuk shalat malam …

Tidak pernah sekalipun dia mengusulkan agar aku menjenguk ayahku atau saudari-saudariku atau kerabat-kerabatku …

Hingga tiba malam itu …

* * *

Aku telah melewati cuti yang diberikan dan aku harus pulang …

Lalu aku dikejutkan oleh sebuah tugas yang mengharuskanku musafir selama dua hari …

Dan aku harus patuh …

Aku beritahu dia tentang kepergianku …

Namun aku bilang padanya bahwa bisa jadi aku pergi tiga hari, agar jika aku terlambat dia tidak gelisah. Namun ternyata tugasku selesai tepat waktu dan tidak butuh waktu tambahan.

Aku pulang dan sampai di rumahku sekitar satu jam setelah isya’.

Aku mengetuk pintu dengan lembut, namun tidak ada orang …

Aku berkata dalam hati: “Mungkin dia tidur.” Aku tidak ingin membuatnya terbangun.

Aku memasukkan kunci ke lubangnya dengan pelan …

Lalu memutarnya dengan hati-hati …

Aku membuka pintu dan masuk …

Aku membaca bismillah dan mengucapkan salam dengan lirih tanpa bisa didengar orang lain …

Aku tutup pintu dengan tenang …

Lalu aku segera menuju kamar tidurku …

Ketika aku berjalan mendekati kamar tidur aku mendengar suara nafasnya yang seolah tengah menghembuskan nafas-nafas terakhir … siselingi tangisan dan isakan …

Apa yang sedang terjadi?!

Aku mendekati pintu kamar … ternyata tidak tertutup rapat …

Aku memutar gagang pintu …

Ketika aku masuk aku menyaksikan sesuatu yang tidak aku sangka-sangka … pemandangan yang tidak terlintas dalam benakku …

Aisyah … istriku … tengah sujud menghadap pintu …

Bersimpuh di hadapan Allah …

Menangis di hadapan-Nya …

Menangis dan terisak …

Berdoa dan terguncang …

Dia terus sujud … lama …

Kemudian dia bangkit … pintu di arah kiblat … dia menyadari keberadaanku .. lalu dia sujud kembali namun tidak memanjangkannya … lalu dia duduk dan salam …

Dia segera menujuku, menyambutku, sedang aku tak kuasa menahan tangisku …

Betapa aku anggap kerdil diriku di hadapan wanita yang menangis dalam sujudnya yang tengah mendekatiku ini …

Dia letakkan tangannya yang lembut di dadaku … lalu kami duduk bersama … seolah aku terlahir kembali …

Suaranya yang lembut menyadarkanku: “Kemana saja engkau pergi?”

“Aku pergi demimu … aku pergi menujumu … namun sungguh aku takkan pernah pergi darimu.”

Kupandangi ia … wajah yang menyihir dan bersinar …

“Aisyah, semoga Allah memberkahimu … akhlak yang aku saksikan malam ini tidak pernah aku saksikan selama sebulan ini. Hingga berbagai prasangka muncul di benakku.”

“Akhlak yang mana?”

“Shalat malammu … tangisanmu … dan …”

Dia memotongku: “Suamiku tercinta, apakah engkau menungguku shalat malam di malam-malam pengantin kita? Sesungguhnya puncak ibadahku kepada Allah pada masa yang telah lewat ini adalah aku mendekatkan diri kepadamu, aku berhias untukmu, aku mempercantik diri untukmu … agar engkau tidak melihat bagian diriku melainkan engkau menyukaiku karenanya. Inilah ibadah paling utama yang bisa dilakukan oleh seorang istri di masa awal pernikahannya.”

“Tapi … tapi, engkau tidak pernah menyuruhku untuk ziarah atau silatur rahim selama ini.”

Dia tersenyum: “Bagaimana aku bisa menganjurkanmu untuk itu sedangkan syaitan mengalir bersama aliran darah dalam tubuh manusia …

aku tak mau syaitan menggodamu dan mengatakan bahwa aku hanya ingin jauh darimu meski hanya sesaat.

Namun ketika engkau ziarah dan berbuat baik pada kerabatmu aku merasa bahagia dalam hati dengan perbuatanmu. Namun aku tidak menampakkannya.

Ketika engkau musafir aku menyadari bahwa kehidupan biasa telah dimulai. Maka akupun kembali menjalani hidupku seperti biasa seperti ketika aku belum menikah.

Dan mulai sekarang … bersiap-siaplah untuk bangun shalat malam …” (sambil dia tertawa penuh kasih).

Jika tidak … aku akan menyiram wajahmu yang tampan dengan air dalam gelas ini.”

Dia menarik nafas dalam-dalam …

Lalu melanjutkan ucapannya: “Tapi aku punya kritikan atasmu …”

“Apa itu?” kataku.

“Ketika engkau musafir dan setelah itu kembali dengan selamat … usahakan menemui kami di siang hari, bukan di malam hari.”

“Kenapa?”

Dia berkata: “Inilah adab nabawi bagi orang yang musafir.

Bukankah Nabi g bersabda:

إِذَا رَجَعَ أَحَدُكُمْ مِنْ سَفَرِهِ فَلاَ يَطْرُقْ أَهْلَهُ لَيْلاً حَتَّى تَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ وَتَسْتَحِدَّ الْمُغِيْبَةُ

“Jika salah seorang dari kalian pulang dari safarnya, maka janganlah dia menemui istrinya pada malam hari, agar dia bisa berhias terlebih dahulu.”

Aku berkata – dan sungguh hadits itu telah membuatku malu – : “Wanita yang rambutnya kusut dan wanita yang ditinggal pergi suaminya?”

Dia menjawab: “Ya. Yaitu wanita yang tidak memperhatikan penampilan dirinya pada waktu suaminya pergi. Inilah yang harus dilakukan oleh seorang istri yang shalihah dan amanah. Dia hanya berhias untuk suaminya. Ketika suaminya pergi dia tidak berhias sama sekali karena tidak ada faktor pendorongnya. Seandainya suami pulang siang, tentu dia punya waktu untuk berhias.”

Aku menghela nafas … aku berkata dalam hati: Kini engkau lebih berkesan bagiku dari segala yang indah … aku merasa telah memiliki harta paling berharga … ya … sebaik-baik perhiasan dunia … inilah buah dari sebuah keluarga yang lebih memilih untuk istiqamah meskipun dianggap aneh oleh orang-orang …

* * *

Sahabatku berkata padaku: “Sejak hari itu … sejak 20 tahun yang lalu … aku sangat bahagia … aku berada dalam kebaikan yang banyak … keturunan yang baik, dimana ibu mereka mendidik mereka dengan baik untuk taat dan ikhlas …”

Aku memotongnya dengan berkata:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنِ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا

Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

* * *

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا وَجَمِيْعَ شَبَابِ الْمُسْلِمِيْنَ الزَّوْجَاتِ الصَّالِحَاتِ وَارْزُقْ اَللَّهُمَّ جَمِيْعَ بَنَاتِ الْمُسْلِمِيْنَ اْلأَزْوَاجَ الصَّالِحِيْنَ

Diterjemahkan secara bebas dari: http://www.kulalsalafiyeen.comartikel dengan judul:

بعد زواجهما بشهر واحد وليلتين اثنتين كانت المفاجأة

tanggal 04-11-2011 tulisan Ummu Abdis Shamad As-Salafiyah.

Mengapa Sering Capek di Dunia ini? (Copas dari Wa)

_MENGAPA KITA SERING *"CAPEK"* DI DUNIA INI...?_

Beginilah al-Qur’an bertutur, membuat sebuah panduan yang berharga untuk setiap muslim, bahwa apa yang kita tuju menentukan cara kita untuk sampai kepadanya......

_(1). URUSAN Berdzikir (Sholat),_ perintahnya adalah *_“Berlarilah !”_*

_“Wahai orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan sholat Jum’at, maka *BERLARILAH kalian MENGINGAT Allah* dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al-Jum’ah : 9)_

_(2). URUSAN Melakukan Kebaikan, perintahnya adalah “Berlombalah!”_

_“Maka *BERLOMBA-LOMBALAH* dalam berbuat *KEBAIKAN*.” (QS. Al-Baqarah : 148)_

_(3). URUSAN Meraih Ampunan, perintahnya adalah *“Bersegeralah!”*_

_“Dan *BERSEGERALAH* kamu menuju *AMPUNAN* dari Tuhanmu dan menuju *SURGA*…” (QS. Ali Imron : 133)_

_(4). URUSAN Menuju Allah, perintahnya adalah *"BERLARILAH* dengan cepat!”_

_“Maka *BERLARILAH* kembali ta’at kepada *ALLAH*” (QS. Adz-Dzaariyat : 50)_

_(5). TAPI... *URUSAN* Menjemput *RIZKI* (Duniawi), perintahnya *HANYALAH* “ Berjalanlah!”_

_“Dialah yang menjadikan bumi mudah bagimu, maka *BERJALANLAH* di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari *RIZKI-Nya*.” (QS. Al-Mulk : 15)_

Semestinya kita memahami, kapan kita perlu *_BERSEGERA / BERLARI_*, atau menambah kecepatan lari kita, atau bahkan *_CUKUP BERJALAN_* saja.

Jangan-jangan, selama ini kita *_MERASA LELAH_*, karena *_MALAH_* berlari mengejar dunia yang seharusnya *_CUKUP DENGAN BERJALAN_*..

Rabu, 14 September 2016

~Doa Ketika Hujan Sangat Lebat, Atau Agar Hujan Berhenti

Beberapa daerah dilanda hujan deras dalam waktu yang panjang.  Jangan mengeluh apalagi mencela hujan.

~Doa Ketika Hujan Sangat Lebat, Atau Agar Hujan Berhenti

اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى اْلآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَر

ِAllaahumma hawaalainaa wa laa 'alainaa, allaahumma 'alal aakaami wazh-zhiroobi, wa buthuunil audiyati wa manaabitisy-syajari.

Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan menimpa kami. Ya Allah, berilah hujan ke dataran tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.

HR. al-Bukhari 933 dan Muslim no. 897.

Keterangan:
Doa ini dibaca ketika hujan turun sangat lebat dan menakutkan, atau hujan yang curahnya terlalu besar, sehingga dikhawatirkan bisa menyebabkan banjir.

Sumber:
Hisnul Muslim dan http://www.facebook.com/doa.dzikir.shahih.harian/posts/189203027846430

Apa yang Bisa Dilakukan dalam 2 Bulan?

Jika punya agenda dalam 2 Bulan ke depan.. Jangan habiskan waktu buat bengong dan menunggu..

Dalam 2 Bulan.. minimal bisa beramal..

Bisa khotam quran 2 kali..
Bisa puasa senin kamis 16 kali..
Bisa sholat witir 60 rakaat..
Bisa tamatkan baca 8 buku..
Bisa birrul walidain 60 hari..
Bisa hadiri majelis taklim pekanan 8 kali..
Bisa ngirim pesan dakwah via medsos 30 kali..
Bisa nulis 60 artikel sederhana..

Dan banyak lagi.

Manfaatkan 2 bulanmu untuk hal-hal bermanfaat.. jangan terbawa khayalan, jangan banyak berangan-angan..

Kata Syaikh As-Sa'di rahimahullah..

أنت ابن وقتك
Engkau adalah anak dari waktumu

Sekarang kita hidup, sekarang kita berusaha dan beramal. Adapun esok, masih merupakan hal gaib. Yang kita rencanakan esok bisa saja batal terjadi. Segera bangkit, tinggalkan dunia khayalan menuju dunia nyata.

Manfaatkan waktu di dunia untuk kebahagiaan abadi di akhirat.

#Lasusua, Malam Kamis, 13 Dzulhijjah 1437/14-9-2016
#abu Muhammad al faqir ilalloh..
#on waiting
#lagi main sama bocah

Selasa, 13 September 2016

Doa Bila Diberi Makan Oleh Orang Lain

Musim lebaran seperti ini biasanya banyak jamuan makan. Jangan lupa ya, sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam, mendoakan orang yang memberi makan:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيْمَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُم

ْAllaahumma baarik lahum fiimaa rozaqtahum, waghfir lahum warhamhum.

Ya Allah, berkahilah apa yang Engkau rezekikan kepada mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka.

HR. Muslim 2042

Senin, 12 September 2016

Ucapan Selamat 'Iedul Adha dariku untukmu

Kepada saudara-saudaraku, saya, Abu Muhammad Risaluddin Syam, pengasuh blog sederhana ini menyampaikan:

تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُم

ْTaqabbalallaahu minnaa wa minkum.

Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian.

Selamat 'Iedul Adha  1437H.

Semoga Allah menerima kurban kita tahun ini dan memudahkan kita untuk berkurban lagi dengan yang lebih baik pada tahun mendatang. Amin

#Lahabaru, 11 Dzulhijjah 1437H/13-9-2016

Minggu, 11 September 2016

Kerinduan yang Mendalam

Rindu rasanya, bisa bermajelis lagi meneguk tetesan-tetesan ilmu yang bersumber dari kitabullah wa sunnah rasulullah. Semoga ada waktu lagi, Allah membukakan jalan untuk "melanjutkan pengembaraan".

Teringat pesan syaikhuna, beliau pernah berpesan:

"Saat engkau kembali ke kampungmu, dan disana tidak ada yang kamu bisa beristifadhah darinya.. maka teruslah belajar dengan banyak membaca. Teruskan hafalan sebagaimana disini engkau menghafal; matan ilmiyah dan hadits. Dan semoga Allah memberi taufik padamu untuk bisa melanjutkan tholabul ilm pada para ulama, baik di Saudi ataupun negeri-negeri lain.."

وفقني الله و إياكم لطلب العلم...

لاسوسوا ١٠ ذواالحجة ١٤٣٧ في 00.07
الطويلب

Sepandai-pandai Kau Rangkai Kata...

Sebaik-baik perkataan adalah perkataan Allah.

Nasihat paling menyentuh adalah nasihat dari perkataan Allah.

Maka perbanyaklah perkataan Allah (ayat-ayat Al-quran) dalam nasihatmu, agar bisa menhujam masuk ke dalam sanubari orang yang kau dakwahi.

Sepandai apapun kau racik nasihatmu, maka tak akan mungkin lebih Bagus dari sepenggal ayat Allah.

Jika kau lihat orang-orang tersentuh dengan kepandaianmu merangkai kata, maka yakinlah bahwa pengaruhnya tidak akan bisa menyamai lamanya pengaruh nasihat yang menggunakan ayat Allah.

Selamat mencoba..

#lss, Malam ~Idul adha @ 23.53wita
#habis nyiapin mtr, belum bisa tidur
#al-faqir

Dengan Gratis: Sebuah Kutipan Berkesan

Waktu di pondok dulu, seorang ikhwan mengabarkan padaku perkataan ikhwan lain..

"Aku dulu belajar ilmu ini gratis, maka kelak saya juga akan menggratiskan orang-orang yang ingin belajar padaku"

Subhanallah..

Imam an-nawawi, saat kembali dari rihlahnya menuntut ilmu, ia mengajar di sebuah Madrasah Hadits di Damaskus, dan ia menolak mengambil upah.

Alangkah mulianya, namun alangkah beratnya..

#Lasusua, 7 Dzulhijjah 1437(Jumat) @ 9.30

Kamis, 08 September 2016

Keutamaan 10 Awal Dzulhijjah yang Terlupakan

Pembaca rahimakumulloh,tahukah Anda bahwa kita sedang berada di waktu yang sangat mulia? Kita sedang berada di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Perlu rasanya kita saling mengingatkan, karena seorang mukmin akan mendapatkan manfaatdari nasihat, dan bertambah semangatnya dalam beribadah.

.: Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah:.

10 hari pertama di bulan Dzulhijjah memiliki sangat banyak keutamaan, sebagaimana dalam Al-Quran dan hadits-hadits shohih, di antaranya:

1. Allah bersumpah dengan 10 hari pertama di Bulan Dzulhijjah

“Demi Fajar dan malam-malam yang sepuluh” (Surat Al-Fajr ayat 1-2)“

"Malam-malam yang sepuluh," dalam ayat tersebut menurut jumhur(mayoritas) ulama yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Perhatikan, Allah bersumpah dengan 10 hari pertama Dzulhijjah. Dalam kaidah tafsir disebutkan, jika Allah bersumpah dengan sesuatu, maka menunjukkan keagungan dan keutamaan sesuatu tersebut. Ini berarti, 10 hari pertama di awal Dzulhijjah memiliki keagungan dan keutamaan yang sangat besar di sisiAllah.

2. Allah menyebutkan secara khusus 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah sebagai “Ayyamin ma’lumaat” (hari-hari yang sudah diketahui), sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 28

3. Amalan yang paling afdhol(utama) adalah amal yang dilaksanakan di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, sebagaimana juga amalan yang dilaksanakan di bulan Ramadhan. Dalam hadits shohih riwayat Imam Bukhori dari sahabat Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah bersabda, “Tidak ada hari-hari yang amalan sholih yang dikerjakan pada waktu itu, lebih dicintai Allah dibanding hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah” Para Sahabat bertanya, “Apakah lebih Allah cintai juga amalan di 10 awal Dzulhijjah dibanding Jihad wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab “Iya. Kecuali seseorang yang berangkat berjihad dengan harta dan jiwanya lantas ia tidak kembali lagi baik dengan hartamaupun jiwanya (mati syahid)”

Perhatikan, kita tahu bahwa jihad lebih afdhol dibanding amal sholih yang lain. Karena jihad dampaknya meluas, sedangkan amal sholih kebanyakan dampaknya hanya untuk diri sendiri. Namun, Allah lebih mengutamakan amal sholih yang dilakukan di 10 awal Dzulhijjah dibanding jihad, kecuali yang berangkat berjihad kemudian tak kembali lagi (mati syahid). Ini semua tentu karena 10 awal Dzulhijjah memiliki keagungan dan kemuliaan di sisi Allah.

4. 10 hari pertama Dzulhijjah merupakan hari-hari dunia yang paling utama. Dalam hadits Riwayat Ibnu HIbban yang dishohihkan Syaikh Al-Albani dari sahabat Jabir,bahwasanya Rasulullah bersabda, “Seutama-utama hari di dunia ini adalah hari-hari 10 awal Dzulhijjah”

5. Pada 10 awal Dzulhijjah terdapat hari yang sangat agung, yakni hari Arofah (9 Dzulhijjah) dan hari nahr/penyembelihan kurban (10 Dzulhijjah). Dalam hadits Riwayat Imam Abu Dawud yang dishohihkan Syaikh Al-Albani, bahwasanya Rasulullah bersabda, “Hari yang paling agung di sisi Allah yaitu hari Nahr kemudian hari Qarr”

Hari nahr yaitu tanggal 10 Dzulhijjah dan hari Qarr maksudnya hari-hari tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah).

.: Hikmah Keutamaan 10 Awal Dzulhijjah :.

Lantas, apa hikmahnya, mengapa 10 awal Dzulhijjah memiliki keutamaan khusus?

Sebagian ulama mencoba menggali hikmahnya, dan sangat banyak hikmahnya yang tidak ada yang tahu kecuali Allah. Dan kita sebagai seorang mukmin jika telah sampai kepada kita kabar yang shohih, maka kita katakan Sami’naa wa atho’naa wa shoddaqnaa (Kami dengar dan kami taati dan kami benarkan).

Di antara hikmahnya, sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Hajar, bahwa pada 10 hari pertama Dzulhijjah, berkumpul semua induk-induk ibadah, atau bisa kita katakan, berkumpul semua rukun islam yang lima; tauhid, sholat, zakat, puasa dan begitu pula haji. Dan haji itu sendiri, didalamnya berkumpul kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia, dari bangsa dan warna kulit yang berbeda-beda. Semuanya berkumpul di satu tempat, dan ini hanya terjadi pada 10 awal dzulhijjah, tepatnya di hari arofah(9 Dzulhijjah). Tentu hari-hari ini merupakan hari-hari yang agung. Ini di antara hikmahnya. Dan banyak hikmah lain yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah.

.: Di Antara Amalan-amalan Di 10 Awal Dzulhijjah :.

1. Puasa

Dalam hadits Riwayat Abu Dawud, Hafshoh berkata, “Rasulullah biasa berpuasa pada 10 hari pertama Dzulhijjah”.

Begitu juga keterangan yang datang dari istri-istri nabi yanglain. Tentunya beliau tidak berpuasa tanggal 10 Dzulhijjah, karena merupakan hari raya ‘Iedul Adha. Penyebutan 10 awal Dzulhijjah hanya untuk memutlakkan penyebutan.Dan keutamaan puasa sangat besar di sisi Allah, sebagaimana dalam hadits Qudsi, “Semua amalan anak Adam diperuntukkan baginya, kecuali puasa. Karena sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.” Karena puasa termasuk amalan rahasia, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, beda dengan sholat atau qiyamullail atau zikir. Bisa jadi anak istri melihat kita melakukannya.

Rasulullah bersabda, “Puasa itu perisai”. Perisai dari syubhat dan syahwat. Karena dengan puasa mempersempit jalan setan dan setan itu mengalir melalui jalan peredaran darah.

Jika sulit berpuasa setiap hari, maka upayakan puasa senin kamis. Karena nabi Muhammad mengabarkan bahwa pada hari itu amalan diangkat ke langit. Nabi ketika ditanya mengapa puasa senin kamis, beliau menjawab, “Amalan diangkat kepada Allah pada kedua hari dan aku suka jika amalanku diangkat sedang saya dalam keadaan berpuasa”

Atau jika tidak bisa puasa setiap hari bisa juga dengan puasa selang-seling, sehari puasa sehari tidak sebagaimana puasa nabi Dawud. Nabi bersabda, “Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasanya Nabi Dawud, sehari berpuasa dan sehari berbuka”

2. Berdzikir kepada Allah

Allah berfirman dalam Surah al-Hajj ayat 28, “…dan agar mereka berdzikir kepada Allah pada hari-hari ma’lumat”.

Hari-hari ma’lumat maksudnya adalah 10 hari di awal Dzulhijjah. Dalam Hadits Ibnu Umar,Rasulullah bersabda, “Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan lebih dicintai Allah amalan yang dilakukan di dalamnya, lebih daripada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah ini. Maka perbanyaklah pada hari-hari itu: tahlil (laa ilaaha illallah) dan takbir (Allahu akbar) dan tahmid (Alhamdulillah)” (HR. Ahmad)

Begitulah ulama-ulama kita dahulu, mereka memperbanyak dzikir pada hari-hari ini, khususnya takbir. Karena takbir pada hari-hari ini termasuk dzikir yang paling agung (lihat Surat al-Hajj ayat 37).

Dalam hadits shohih riwayat Bukhori disebutkan, “Abu Hurairah dan Ibnu Umar keluar menuju pasar pada 10 awal Dzulhijjah lalu mereka bertakbir hingga orang-orang di pasar juga ikut bertakbir bersama mereka”

Takbir pada 10 awal Dzulhijjah dan hari tasyrik(11,12,13) terbagi menjadi dua, muthlaq dan muqoyyad. Takbir muthlaq dilakukan dimana saja, di jalan, di kamar, di atas pembaringan, dan ini sejak tanggal 1 hingga 13 Dzulhijjah. Adapun takbir muqoyyaddilaksanakan setiap selesai sholat sejak hari Arofah (9 Dzulhijjah) hingga akhir hari tasyrik (13 Dzulhijjah).Terkait Dzikir di 10 awal Dzulhijjah, para ulama berkata bahwa ini termasuk di antara sunnah-sunnah yang banyak ditinggalkan. Padahal Dzikir ini memiliki sangat banyak keutamaan, baik dilakukan di awal Dzulhijjah maupun di waktu yang lain. Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Wabilus Shoyyib menyebutkan lebih dari 100 keutamaan dzikir. Maka mari perbanyak dzikir kepada Allah, khususnya pada waktu-waktu utama seperti ini (10 awal Dzulhijjah). Jika diwaktu mulia seperti ini saja kita malas, maka kemungkinan sepanjang tahun kita akan menjadi malas.

Semoga Allah memberi kita taufik dan hidayah untuk bisa memperbanyak amalan di waktu mulia seperti ini, sebagai bekal kita menghadapi kematian.

.: Puasa Arofah, dosa 2 tahun diampuni :.

Dalam hadits shohih Nabi bersabda,“Puasa hari arofah (9 Dzulhijjah), maka saya berharap kepada Allah agar mengampuni dosa setahun laludan setahun akan datang”

Mari kita ingatkan semua orang-orang yang kita cintai untuk jangan sampai melewatkan kesempatan emas ini; puasa arofah. Puasa sehari, namun dijanjikan pengampunan dosa setahun lalu dan setahun mendatang. Tentu yang diampuni dosa-dosa kecil, adapun dosa-dosa besar maka ini butuh tobat secara khusus kepada Allah (tobat nashuha).Berdasarkan hasil sidang Itsbat pemerintah RI, diputuskan Idul Adha (10 Dzulhijjah) tahun ini jatuh Senin,tanggal 12 September 2016. Itu berarti, kita melaksanakan puasa Arofah hari Ahad 11 September 2016. Semoga bermanfaat.

Sumber: Kajian Ilmiah berbahasa Arab yang disampaikan Syaikh Abu Utsman An-Najjar tanggal 15-16/9/2015

Transkrip dan alih bahasa oleh Abu Muhammad

#Lasusua, Jumat, 7 Dzulhijjah 1437@8.46
#materi di atas adalah materi buletin jumat edisi hari ini
#sebenarnya sudah diketik 2 malam lalu, tp baru sempat diposting pagi ini..
#on waiting

Saat Nasi telah Menjadi Bubur

"Saat Nasi telah Menjadi Bubur"

Itulah ungkapan penyesalan sekaligus kepasrahan yang sering diutarakan saat seseorang menemui kegagalan dalam usahanya.

Ya, bubur tak dapat lagi dikembalikan menjadi nasi.

Maka, sebelum anda melakukan suatu, ukur dan pertimbangkan baik-baik. Usahakan ia menjadi nasi. Salah ukur bisa jadi bubur.

Hari ini, saya pun mengalaminya. Niat hati memasak nasi, namun airnya kebanyakan, jadilah ia bubur. Qodarullah.

Saat nasi telah menjadi bubur, tetap dimakan. Sikat saja... Daripada kelaparan?! (:

#just kiding
#lasusua, 6 Dzulhijjah1437 @ 17.41
#menanti maghrib : )

Rabu, 07 September 2016

Mahalnya Hidayah

Meneruskan saja..

[Pelajaran dari Kyai Aswaja Indonesia yang mendapat hidayah sunnah]

"Mahalnya Hidayah"
Oleh: Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan, MA hafidzahullah
(Radio Hang FM Batam)

Lelaki itu yang menjadi pengantarku dari TV Rodja menuju hotel tempatku menginap. Untuk mengisi waktu dan memecah kesunyian antara kami, aku sempatkan diri bertanya padanya awal mula dia mendapatkan hidayah.

Ia bertutur: ”Dahulu saya adalah seorang guru agama yang ditokohkan di lingkunganku. Dengan bekal ilmu-ilmu yang kudapat ketika nyantri di salah satu pesantren tradisionil di Jombang, aku dapat membuka halaqah-halaqah kajian yang ketika itu lumayan ramai dihadiri orang-orang kampungku.

Berbekal bisa baca kitab kuning dan sedikit retorika, aku berhasil menarik hati masyarakat desa dan jadi vigur bagi mereka.
Ringkasnya aku lumayan terpandang dan dimuliakan dengan profesiku ini sehingga segala bentuk khidmat, hadiah, pemberian mengalir deras kepadaku. Apalai usaha sampinganku sebagai supir, Alhamdulillah membuatku dapat membeli rumah dan ruko sebagai aset untuk anak dan istriku.

Sekitar tahun 2006 aku mulai mengenal 2 lelaki yang sangat berbeda penampilan dan tata cara ibadahnya dengan kami. Sebagai seorang Kyai, aku berusaha mempengaruhi keduanya agar tidak menyelisihi masyarakat setempat. Dan aku berusaha meyakinkan keduanya dengan berbagai argumen yang kutahu. Tetapi anehnya mereka selalu membawakan padaku dalil atas apa yang mereka lakukan dalam ibadah mereka.

Hal yang paling membuatku geram adalah, tatkala keduanya menyatakan padaku tentang kitab monumental “Ihya Ulumuddin” karya Imam Ghazali- rahimahullah- yang kukenal sebagai “hujjatul Islam” karena keilmuannya -menurut mereka- banyak mengandung hadits-hadits yang palsu dan banyak memuat tata cara ibadah dan zikir yang tidak ada panduannya dari Nabi....
Sontak membuatku marah dan berkata pada keduanya: ”Apa seluruh ulama dari zaman ke zaman bodoh semuanya dan tidak mengetahui apa yang kalian ketahui?”.

Tetapi anehnya mereka mendatangkan juga kritik para ulama semisal Hafiz Al-Iraqi di zamannya, yang menyatakan bahwa Ghazali telah memuat bukunya dengan hadits-hadits yang palsu dan membinasakan.... membuat aku semangkin bingung dan penasaran.

Lalu contoh-contoh hadits yang dianggap palsu itu kucatat dan kubawakan kepada para kyai yang kuanggap lebih alim dariku. Dari satu kyai ke kyai yang lain kudatangi untuk meminta jawaban dan tanggapan mereka tentang tuduhan ini...namun anehnya setelah menunggu berhari, bahkan berbulan dan bertahun...mereka bungkam seribu bahasa tidak bisa mengomentari hadits-hadits tersebut. Cuma satu hal yang kuingat bahwa mereka memperingatkanku agar tidak menyelisihi orang banyak dan tidak terinveksi virus Wahabi yang membahayakan.

Aku semangkin penasaran, dan mulai kulahap satu demi satu buku-buku maupun majalah-majalah sunnah yang akhirnya membuatku yakin dan memutuskan untuk keluar dari cara beragama masyarakatku yang tidak sesuai dengan sunnah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- .
Persis sebagimana Imam Besar Abu Hasan Al-Asyari yang keluar dari Paham Muktazilah dengan mengumpulkan orang banyak dihadapannya dan berpidato di atas mimbar dengan melepas bajunya dan berkata: ”Aku telah melepaskan semua akidah dan paham Muktazilah yang kupelajari dan kuyakini bertahun-tahun sebagaimana aku melepaskan bajuku ini”...maka seperti itu pulalah yang kulakukan.

Kukumpulkan para jamaahku dan kuberitahukan bahwa sejak saat itu aku tidak lagi dapat beramal seperti amalanku yang dulu, dan sejak itulah penderitaan demi penderitaan datang setia menghampiriku.
Mulanya aku bingung untuk membuat keputusan...antara mengikuti kebiasaan dan keyakinan orang banyak yang telah menokohkan diriku dengan segala bentuk kenikmatan dunia yang kudapat tetapi beresiko menuai murka Allah, karena menolak kebenaran yang datang...atau memilih istiqomah di atas sunnah Nabi dengan resiko ditinggalkan manusia, dikucilkan bahkan mungkin diusir mereka dari kampung halamanku.

Dengan taufiq dan bantuan Allah jualah akhirnya kupilih jalan Allah untuk tetap meniti sunnah Nabi, sekalipun ditinggalkan dan dimusuhi manusia. Sejak saat itu, seluruh jadwal kajianku dihapus dan aku tidak boleh lagi menjadi imam. Aku benar-benar dimusuhi orang sekampungku, bahkan keluarga dan istriku.

Suatu ketika terjadi pertengkaran hebat antara aku dan istriku disebabkan diriku yang telah berubah menurutnya. Dengan didukung seluruh keluarganya bahkan keluargaku sendiri...aku terusir dan diusir dari rumahku sendiri, persis bagaikan seekor anjing diusir oleh tuannya. Bedanya bahwa hakikatnya rumah itu adalah milikku dan hasil dari usahaku...dengan terpaksa atas desakan mereka kutinggalkan. Tidak sampai di situ, bahkan ruko milikku juga diambil alih, dan aku ingat sekali bahwa hari itu aku pergi hanya membawa baju yang melekat di badan. Allahul musta’an.

Pernah juga sekali waktu disidang oleh semua ketua RT dan RW karena dianggap membawa paham sesat. Bukan saja mereka bahkan perangkat masyarakat dari para tokoh-tokohnya juga hadir mengerumuni aku sendiri. Subhanallah, meskipun sendiri... tapi tidak seorang dari mereka yang dapat membantah hujjah-hujjahku yang ketika itu kubawakan pada mereka dalil-dalil atas apa yang aku yakini dan ku amalkan.

Mulailah kujalani hari-hari yang pahit, hidup terlunta-lunta tak bertempat tinggal, berpindah-pindah dari satu tempat kajian ke tempat kajian lainnya. Alhamdulillah kawan-kawan sepengajianku begitu sayang dan kasih kepadaku dan berupaya memberikan bantuan-bantuan mereka padaku yang membuat aku tegar dan tidak merasa sendiri lagi di atas jalan dakwah ini.

Kini aku telah berpindah ke Jakarta dan puji bagi Allah, kini aku telah menikah dan istriku telah mengaji sunnah, berhijab dengan sempurna bahkan jauh lebih muda 10 tahun dariku. Meskipun masih hidup dengan mengontrak, tapi sungguh kurasakan kebahagian dapat mengamalkan sunnah dan mengaji sunnah Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- .

Semua kenangan masa laluku yang pahit telah kukubur hidup-hidup, seiring dengan hijrahku ke Ibu Kota ini tempat aku mencari penghidupan dan mendatangi kajian-kajian.
Semoga hidayah ini dapat abadi hingga aku menutup mata dan kembali ke hadirat Ilahi Rabbi. Amin”.

Iapun menutup kisahnya yang penuh pelajaran.
Kisahnya mengajarkan kita bahwa untuk dapat tegak di atas jalan kebenaran ini, membutuhkan pengorbanan dan perjuangan, penuh dengan resiko dan tantangan, mengajarkan kepada kita untuk lebih mengutamakan apa yang diinginkan Allah daripada meng-aminkan apa yang diinginkan manusia.

Semoga Allah menjaga beliau dan kita semua dalam Islam dan mewafatkan kita di atas Sunnah. Amin.

Batam, 29 Dzulhijjah 1435 / 24 Oktober 2014
Kenangan manis kajian di Jakarta
”sejenak bersama pak supir”.

Abu Fairuz
# [truncated by WhatsApp]

Doa Ketika Sempit Rizki

Doa Ketika Sempit Rizki

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ وَرَحْمَتِكَ، فَإِنَّهُ لاَ يَمْلِكُهَا إِلاَّ أَنْت

َAllaahumma innii as-aluka min fadhlika wa rohmatik, fa-innahu laa yamlikuhaa illaa anta.Ya Allah, aku memohon kepada-Mu akan sebagian karunia-Mu dan rahmat-Mu, karena sesungguhnya tidak ada yang memilikinya kecuali Engkau.

HR. Abu Nu'aim dalam al Hilyah dan Thabrani dalam al Mu'jam al Kabir. Al Haitsami mengatakan, "Diriwayatkan oleh Thabrani dan para perawinya adalah perawi kitab shahih selain Muhammad bin Ziyad al Burjumi dan dia adalah perawi yang tsiqoh." Al Albani dalam Silsilah Shahihah no 1543 mengatakan, "Sanadnya menurutku shahih." Dalam Shahih al Jami' no 1278 al albani juga mengatakan "shahih.

Dari Murrah dari Abdullah bin Mas'ud, "Nabi mendapatkan tamu. Beliau lantas mengutus seseorang untuk menemui para isteri beliau, barangkali ada yang punya makanan, namun ternyata tidak ada satu pun isteri beliau yang punya makanan yang bisa disuguhkan kepada tamu Nabi. Nabi lantas berdoa: (doa di atas). Tak lama setelah itu beliau mendapatkan daging kambing panggang. Nabi lantas berkomentar, 'Ini adalah sebagian dari karunia-Nya. Kami sedang menunggu rahmat-Nya.'"

Hadits di atas diberi judul bab oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al Mushannaf sebagai berikut: "Manakala seorang itu kelaparan atau mengalami kesempitan rizki bacaan doa seperti apa yang mesti dia ucapkan".

Sumber: http://pengusahamuslim.com/doa-sempit-rizki-1674

Senin, 05 September 2016

Wasiat Berharga untuk Guru

_wasiat untuk kita_

1. Hendaknya tidak mengambil cuti sakit ketika engkau tidak sakit sehingga tidak menggabungkan dua maksiat : kebohongan dan makan harta haram. Sesungguhnya pemotongan gaji dilandasi taqwa dan takut kepada Allah itu lebih baik dan lebih kekal.

2. Terimalah murid-muridmu dengan segala kesalahan mereka karena mereka bukan malaikat, bukan pula syaitan. Tidak ada alasan untuk lari dari meluruskan kesalahan-kesalahan itu karena Anda adalah murabbi (pendidik) dan ini yang diharapkan dari Anda.

3. Tunjukkan rasa hormat Anda kepada murid yang ada di hadapan Anda dengan cara menerangkan keutamaan mereka sebagai penuntut ilmu. Hal ini akan mendekatkan jarak Anda dalam menuju hati mereka.

4. Ingatlah bahwa banyak di antara orang-orang besar menjadi besar lantaran satu kata dari seorang guru yang melejitkan mereka dan memantik cita mereka hingga menggapai puncak. Jadilah Anda pencetak orang-orang besar itu.

5. Perbagus cara interaksi Anda dengan para murid. Tinggalkan kesan yg baik pada diri mereka. Berapa banyak guru yang mendapat doa dari murid setelah bertahun-tahun terlewati, atau setelah berada di liang kubur.

6. Semua mata pelajaran dapat dikaitkan dengan ajaran-ajaran Islam. Tinggal bagaimana Anda mencari media yang tepat.

7. Setiap menit keterlambatan Anda dalam memulai pelajaran atau keluar sebelum waktu selesai, setiap menit yang berlalu dalam kopi dan cemilan (sebab keterlambatan-pent.) adalah hak murid, ia akan mengambilnya pada hari penghitungan amal.

8. Berapa banyak guru yang menjadi sebab lurusnya arah berpikir kaum muda sehingga ia mendapatkan doa-doa tulus dan kebaikan yang mengalir. Ya Allah, tambahkan dan berkahi setiap guru yang kuat, bertanggung jawab, dan senantiasa berbuat baik.

9. Di depan Anda ada generasi. Bangkitkan jiwa mereka, ajarkan cinta kepada ilmu, dan bangunkan semangat. Barangkali satu kata dari Anda dapat membakar spirit dalam hatinya dan menjadi kebaikan untuk ummat.

10. Rasa takut murid Anda terhadap Anda bukanlah pertanda keberhasilan dan keterampilan Anda dalam menegakkan kedisiplinan. Itu hanya pertanda bahwa Anda gagal dalam memerankan pendidikan. Pendidikan itu membawa ketegasan dan kasih sayang bukan dengan menakut-nakuti.

11. Syekh Utsaimin rahimahulloh membedakan antara pulpen inventaris kantor dan pulpen pribadi karena takut makan barang haram. Lantas bagaimana dengan orang yang menghalalkan sesuatu yang lebih berharga daripada tinta? Yaitu waktu!

12. Ingatlah bahwa anda mempunyai anak yang diajar oleh guru-guru seperti Anda. Maka berbuat baiklah kepada anak orang niscaya Allah akan menyiapkan bagi anak Anda guru-guru yang akan berbuat baik kepada mereka. "Balasan sesuai dengan amal perbuatan."

13. Ikhlaskan niat utk Allah. Karena sesungguhnya Anda sedang melakukan tugas para Nabi. Dan jika anda mengharap pahala dalam pekerjaan Anda, maka setiap jam pada siang hari Anda dalam timbangan kebaikan Anda.

----
_Semoga jadi nasehat untukmu para pejuang Pendidikan..._

(Utk teman2 Guru, sekedar mengingatkan... Share dari seorang teman)

Kesan Mendalam dari Seorang Guru

Entah apa sudah pernah kutuliskan dalam blog ini sebelumnya. Namun, ini tentang nilai keteladanan dari seorang guru.

Benar-benar berkesan dalam jiwaku.

Benarlah Imam Syafi'i, bahwa salah satu syarat mendapatkan ilmu adalah "Suhbatul Ustadz" (bersahabat/bermulazamah dengan sang guru)

Syaikh dan guruku, menunjukkan semangat yang membara dalam mengajarkan kebaikan dan ilmu. Entahkah yang hadir itu banyak atau sedikit. Ia tetap semangat. Semangatnya tidaklah berkurang meski thalib (penuntut ilmu) yang hadir pada dars(pelajaran)nya sangat sedikit. Bahkan tak jarang, hanya saya seorang yang hadir.

Semangat ini akan kubawa in sya Allah. Dalam dakwah ini, tak peduli, yang hadir banyak atau sedikit. Kebaikan mesti terus disebar agar bibit-bibit kemungkaran tidak tumbuh menyebar.  Mengapa kesesatan bisa muncul? Karena disitu tidak ada yang datang membawa petunjuk.

Kita tidak tahu, mungkin satu orang yang kita ajarkan ilmu hari ini, kelak akan menjadi ulama islam dan darinya akan muncul ulama dan dai-dai tauhid.

Teruslah berdakwah, terus mengajar, terus belajar.

Semoga Allah menjaga Guruku tersebut dan keluarganya. Syaikh Abu Utsman an-najjar al-yamani.

#lasusua, Selasa, 4 Dzulhijjah 1437/6-9-2016 @ 08.16
#di pojok sepi

Minggu, 04 September 2016

Jadwal Kajian Rutin Wilayah Lasusua

Jadwal Kajian Rutin Wilayah Lasusua, Ibukota Kab. Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara:

Malam Ahad (Magrib-isya):
@Masjid Ibnu Abbas WI Kolut
#Aqidah Tauhid

Ahad Subuh:
@Masjid Kampung Bugis
#Tematik

Malam Selasa (Magrib-isya):
@Masjid Nurul Falah Kampung Baru
#syarh Kitab Durusul muhimmah li-ammatil ummah karya Syaikh Ibn Baz

Malam Kamis (Magrib-isya):
@Masjid Ibnu Abbas WI Kolut
#bimbingan Bahasa Arab (Kitab Durusul lughoh)

Malam Jumat (Magrib-Isya):
@Masjid Watuliwu (dekat Pertamina)
#Syarh Hadits al-Arbain Nawawiyah

Mari hadiri saudaraku, saudariku. Mari pelajari agama kita, niscaya kebahagiaan kan kira raih, dunia akhirat.

Yang hadir jangan lupa bawa catatan, kecuali daya ingatnya seperti Imam Bukhori..
Barokallohu fikum

#lahabaru, Malam 3 Dzulhijjah 1437@20.53
#abumuhammad

Husnuzhon Billah (Berbaik sangka pada Allah)

Langkah awal untuk bertobat dari dosa-dosa kita yakni Husnu Dzhon Billah (Berbaik sangka kepada Allah).

Berbaik sangka pada Allah, bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa kita. Bahwa Allah Maha Pengampun dan Penerima Tobat.

Orang yang putus asa dari rahmat Allah pada dasarnya mereka Su'u zhon (berburuk sangka pada Allah). Mereka mengira Allah tidak lagi membukakan bagi mereka pintu rahmat dan pintu tobat.

Berbaik sangkalah pada Allah karena Allah sesuai persangkaan hamba-Nya.

اني على ظن عبدي
(Sesungguhnya Aku sesuai persangkaan hambaKu)
Hadits Qudsi

Mari, kita semua berbaik sangka pada Allah azza wajalla.

#lahabaru, Malam 3 Dzulhijjah 1437 @ 20.37wita
#faidah dari ceramah Syaikh, terus saya tambah sedikit

Bacaan Dzikir Anti Galau

Anda galau?
Pinangan anda ditolak?
Atau anda menunggu hari pernikahan?
atau anda kehabisan uang?
Atau anda akan menghadapi ujian?
sehingga hati Anda waswas, cemas, resah, gelisah, bercampur aduk?
Jangan khawatir, ini Dzikir Anti Galau..

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّي

ْAllaahumma innii 'abduka, wabnu 'abdika, wabnu amatika, naashiyatii biyadika, maadhin fiyya hukmuka, 'adlun fiyya qodhoo-uka, as-aluka bikullismin huwa laka, sammaita bihi nafsaka, au anzaltahu fii kitaabika, au 'allamtahu ahadan min kholqika, awista'tsarta bihi fii 'ilmil ghoibi 'indaka, an taj'alal qur-aana robii'a qolbii, wa nuuro shodrii, wa jalaa-a huznii, wa dzahaaba hammii.

Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam), dan anak hamba perempuanMu (Hawa), ubun-ubunku berada di tanganMu, hukumMu berlaku terhadap diriku, dan ketetapanMu adil pada diriku. Aku memohon kepadaMu dengan segala Nama yang menjadi milikMu, yang Engkau namai diriMu dengannya, atau yang Engkau turunkan di dalam kitabMu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisiMu, maka aku mohon dengan itu agar Engkau jadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku, pelipur kesedihanku, dan penghilang bagi kesusahanku.

HR. Ahmad 1/391.
Dinilai Shahih oleh Syaikh Al-albani

Sumber: Hisnul Muslim.

#Lahabaru, Malam 3 Dzuilhijjah 1437 @ 19.47
#abumuhammad