Pages

Labels

Kamis, 07 Desember 2017

Rahasia Dibalik Lamanya Ruku dan Sujud Dalam Shalat

🌴🏡 Rahasia Dibalik Lamanya Ruku dan Sujud Dalam Shalat 🌴🌴
 

===

Mungkin orang Indo yg pernah pergi ke dua tanah suci heran dgn lamanya ruku' dan sujud saat shalat di sana.

Melamakan ruku' dan sujud itu bukan tanpa alasan, tapi berdasarkan sandaran dari tuntunan Nabi -shollallohu 'alaihi wasallam-, simaklah hadits berikut ini:

Suatu hari Abdullah bin Umar -rodhiallohu 'anhuma- melihat seorang pemuda sedang shalat, dia memanjangkan shalatnya dan melamakannya, maka beliau bertanya: Siapa yg tahu orang itu? Maka ada yg menjawab: saya.

Beliaupun mengatakan: Seandainya aku mengenalnya, tentu aku akan menyuruhnya utk MEMANJANGKAN ruku' dan sujudnya, karena aku pernah mendengar Nabi -shollallohu 'alaihi wasallam- bersabda:

Sungguh, jika seorang hamba berdiri utk shalat; semua dosanya didatangkan, dan diletakkan di atas pundaknya. Maka setiap kali dia ruku' dan sujud, dosa-dosa tersebut menjadi berjatuhan".

[Lihat Silsilah shahihah: 1398, sanadnya shahih].

Ternyata semakin lama kita ruku dan sujud, semakin banyak dosa kita yg dilepaskan dari kita, tidak inginkah dosa Anda banyak diampuni?!

Maka lamakanlah ruku' dan sujud Anda.

🌐 Sumber : SalamDakwahCom
                                                                                                                                            ☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕
Barakallah fikum.                                          

✒ Ditulis oleh Ustadz DR.Musyaffa Ad Dariny, Lc, MA حفظه الله تعالى

***

Selasa, 05 Desember 2017

Zakat Fitri dengan beras, bukan bid'ah dan sangat berbeda dengan bid'ah.

Sehingga tidak tepat menjadikannya sebagai dasar adanya bid'ah yg dibolehkan, atau bahkan bid'ah yg disyariatkan.

Karena Zakat Fitri dengan beras = sudah ada dalil khusus yang menjelaskannya.

Lihatlah bagaimana Sahabat Abu Sa'id Al-Khudri -radhiallahu anhu- menjelaskan masalah ini, beliau mengatakan:

"Dahulu kami mengeluarkan Zakat Fitri pada zaman Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- berupa satu sha' dari MAKANAN (pokok), dan makanan kami (ketika itu) adalah sya'ir (jenis gandum), zabib (kismis), aqith (yoghut kering), dan kurma". [HR. Bukhari: 1510, Muslim: 985).

Perhatikanlah kata "makanan pokok" dalam hadits ini, kata itu mencakup semua jenis makanan pokok di sebuah masyarakat.. oleh karenanya, apabila makanan pokok di daerah tertentu beras, maka dari makanan jenis itulah zakatnya.. apabila makanan pokoknya jagung, maka dari makanan jenis itulah zakatnya.. dan begitu seterusnya.

Inilah yg dipahami oleh Imam Nawawi -rahimahullah-, beliau mengatakan:

"Pendapat ter-shahih menurut kami adalah wajibnya zakat fitrah dari makanan pokok yg sudah umum di sebuah daerah". [Al-Majmu' 6/112].

Dari sini kita bisa memahami, bahwa berzakat fitri dg beras, telah dijelaskan secara khusus oleh hadits di atas, karena hal itu masuk dalam keumuman lafalnya.

Contoh sederhananya, ada sebuah hadits yg isinya: "Takutlah neraka, meski hanya dengan (sedekah) setengah kurma" [HR. Bukhari: 1417, Muslim: 1016].

Ini adalah perintah untuk bersedekah, yg dengannya orang akan dijauhkan dari neraka, adapun sedekahnya dg apa?, maka redaksinya umum, tidak ada batasan obyek yg disedekahkan.. maka masuk di dalamnya sedekah dg manggis, atau donat, atau motor, atau printer, atau obyek² lainnya.

Yg perlu digarisbawahi di sini, meski obyeknya tidak ada di zaman Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, sedekah yg demikian tidak bisa disebut bid'ah, dan sama sekali tidak sama dg bid'ah, karena ini masuk dalam keumuman redaksi hadits anjuran sedekah tersebut.

Adapun bid'ah, maka ciri-cirinya mudah:

1. Tidak ada dalil khusus yg shahih tentangnya.
2. Tidak ada di zaman Nabi -shallallahu alaihi wasallam- dan para sahabatnya, padahal ada KEMAMPUAN untuk melakukannya.. dan tidak ada PENGHALANG yg menjadikan hal itu ditinggalkan di zaman itu.

Jika ada ibadah atau sesuatu yg diniati ibadah, dan terkumpul padanya dua ciri ini, maka biasanya ada aroma bid'ah yg sangat kuat padanya, wallahu a'lam.

Silahkan dishare... semoga bermanfaat.
-ust ad dariny-

HUKUM MENAMBAHKAN NAMA SUAMI DI BELAKANG NAMA ISTRI – MENISBATKAN DIRI KEPADA SUAMI…

Dalam ajaran Islam seorang istri TIDAK BOLEH menambahkan nama suaminya atau nama keluarga suaminya yang terakhir setelah namanya.

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barang siapa yang mengaku sebagai anak kepada selain bapaknya atau MENISBATKAN dirinya kepada yang bukan walinya, maka baginya laknat Allah, malaikat, dan segenap manusia. Pada hari Kiamat nanti, Allah tidak akan menerima darinya ibadah yang wajib maupun yang sunnah” (HR. Muslim no.3327 dan at-Tirmidzi no.2127 dan Ahmad no.616).

“Barang siapa bernasab kepada selain ayahnya dan ia mengetahui bahwa ia bukan ayahnya, maka Surga haram baginya” (HR. Bukhari no.3982, Muslim no.220 dan Abu Dawud no.5113).

Setelah menikah, terkadang wanita barat mengganti nama belakangnya atau nama keluarganya dengan nama suaminya atau nama keluarga suaminya. Misalnya istrinya Bill Clinton: Hillary Clinton yang nama aslinya Hillary Diane Rodham atau istrinya Barrack Obama: Michelle Obama yang nama aslinya Michelle LaVaughn Robinson.

Karena itu, hendaklah kita tidak meniru-niru budaya yang tidak mencerminkan nilai-nilai Islam. Marilah kita melihat teladan pada para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidaklah nama-nama mereka dinasabkan kepada Rasulullah meski agung dan tingginya kedudukan beliau di sisi Allah dan di sisi manusia. Mereka tetap dipanggil dengan nama ayah-ayah mereka seperti Aisyah bintu Abu Bakar, Hafshah bintu Umar, Zainab bintu Jahsy, begitu pula yang lainnya.

Kaum muslimin yang telah melakukan perbuatan ini berarti tasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafir, karena tradisi yang tercela ini tidak pernah dikenal kecuali dari mereka, dan dari merekalah sebagian kaum muslimin yang awam mengadopsinya.

Penisbatan istri kepada nama suaminya merupakan hal yang belum dikenal di zaman para salafus shalih dahulu, namun baru dikenal di zaman ketika kaum muslimin mulai berinteraksi dengan budaya barat.

Seorang istri hanya boleh menisbatkan kepada suami jika penyebutannya seperti QS.At-Tahrim ayat 10 dan 11, dimana Allah menggunakan penyebutan nama dengan sandingan nama suami, “imra’atu Nuh (istrinya nabi Nuh) dan imra’atu Luth (istrinya nabi Luth), “imra`atu Fir’aun” (istrinya Fir’aun).

Pada hadits riwayat Abu Sa’id al-Khudri, bahwa suatu ketika Zainab istri Abdullah bin Mas’ud datang kepada Rasulullah dan meminta izin untuk bertemu. Lalu ada salah seorang yang ada di dalam rumah berkata : “Wahai Rasulullah, Zainab meminta izin untuk bertemu“. “Zainab siapa?” tanya Rasul. “Istri Ibnu Mas’ud“. Lalu beliau berkata : “Ya, persilahkan dia masuk” (HR. Bukhari)

Pada hadits ini kita perhatikan penyebutannya bukan Zainab Ibnu Mas’ud, tetapi Zainab istri Ibnu Mas’ud.
.
.
Ustadz Najmi Umar Bakkar,  حفظه الله تعالى
.
.
Ref : http://bbg-alilmu.com/archives/32839

Edisi Sayang Istri

Setelah shalat Jumat, saya pulang dari masjid ke rumah mendengar sekilas, seorang suami meminta izin kepada istrinya melalui telpon, dengan suara yang lembut ia berkata: "Sayang mohon maaf, boleh nggak saya makan siang di rumah kawan, boleh ya sayang?"

Masya Allah... ini baru suami idaman para istri!

sangat menjaga perasaan istrinya. saya jadi teringat Firman Allah:

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Artinya: "Dan Gaulilah istri kalian dengan baik". QS. An Nisa: 19.

Imam Al Qurthubi rahimahullah berkata: "Akan tetapi redaksi ini kebanyakan ditujukan kepada para suami". lihat Kitab Al Jami' Li Ahkamil Quran 5/97.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Baikkanlah ucapan kalian untuk mereka (para istri), indahkan kelakuan dan penampilan kalian sesuai dengan kemampuan kalian, sebagaimana kamu menginginkannya darinya (istri), maka perbuatlah seperti itu kepadanya." lihat Kitab Tafsir Al Quran Al Azhim pada ayat ini.

🚫 SUAMI SEPERTI INI, NGGAK BANGET DEH!

- Suka membentak
- Suka kasar
- Ingin enak sendiri dalam segala hal termasuk DALAM HUBUNGAN DI ATAS RANJANG, asal dia selesai.
                                                                       - Tidak perhatian
- Suka memukul.
- Suka selingkuh
- Suka minta jatah dan tidak menafkahi
dsb, silahkan ambil contoh yang lainnya yang begitu banyak.

#edisisayangistri

---------------------------
♻ Silsilah nasihat ke - 40
📝 WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo
📲 Ikuti di no: +966509273346.                   
☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕
Barakallah fikum.                                          

✒ Ditulis oleh Al-Ustâdz Ahmad Zainuddin Abu Abdillah Al Banjary, Lc Hafizhahullâh.                                            
***

ADA YANG BISA SAYA BANTU?

Pernah suatu hari, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas masuk ke suatu kantor. Lemudian beliau ditanya oleh satpam kantor.

Satpam : "Ada yang bisa saya bantu pak?"
.
Ustadz Yazid kemudian memanggil kedua satpam tersebut sambil berkata...
.
"Saya mau tanya sama bapak berdua...Bapak pernah gak mengucapkan kalimat ini kepada kedua orang tua bapak?"
.
Satpam : "Belum pernah pak..."
.
______
.
Sering kali, seseorang itu lebih 'care' pada orang lain tapi lupa pada keluarga sendiri...
Yang benar adalah keluarga terdekat dahulu baru orang lain...
.
Apakah Kita Termasuk Anak Shaleh Dan Shalehah

Jika kamu mendoa'akan orang tuamu, maka kamu termasuk anak shaleh dan shalehah, hal itu berdasarkan hadits...
.
...أو ولد صالح يدعو له
.
"...Atau anak shaleh yang mendoakan orang tuanya".
(HR. Muslim)

Kalau kamu melupakan orang tuamu, maka kamu bukan termasuk anak shaleh dan shalehah sesuai dengan kadarmu dalam melupakannya.

Oleh karena itu perbanyak doa:
.
رب اغفر لي و لوالدي...
.
"Ya Rabb, ampuni aku dan kedua orang tuaku..."
.
Karena hal itu menghimpun dua ibadah;
.
1. Berbakti kepada orang tua
2. Beristighfar

Maka jangan lupa untuk mendoakan orang tua kita, agar kita menjadi anak shaleh dan shalehah.

✍🏼 Ustadz Fuad Hamzah Baraba

📂 Kajian Islam

•┈┈•••✦✿✦•••┈┈•

*Repost by :*
*🌀TEGAR DI ATAS SUNNAH*
*Grup Sharing Kajian Islam*
Silahkan berbagi

*Follow Channel Telegram*
*@kajianislamtegardiatassunnah*
untuk mendapatkan informasi seputar agama Islam