Pages

Labels

Minggu, 29 Mei 2016

Yang Paling Mahal

Manfaatkan waktu kita untuk ilmu dan ketaatan pada Allah عز و جل

Terlalu banyak informasi yang seharusnya tidak perlu kita tahu. Yang hanya akan menyibukkan pikiran kita dari hal-hal yang lebih penting.

Baca berita ini dan berita itu. Status si fulan dan si allan. Dapat kiriman ini dan itu. Jika semuanya kita baca, maka banyak dari info-info itu yang tidak mendatangkan faidah. Hanya sekadar info tidak penting.

Dan satu hal yang pasti, waktu kita akan berkurang. Padahal waktu adalah hal paling mahal yang kita miliki. Tapi, seperti kata Syaikh Utsaimin rahimahullah, kebanyakan manusia sekarang menjadikan waktu sebagai sesuatu yang paling murah dalam pandangan. Padahal waktu itu adalah hal termahal dalam hidup.

Jadi, membatasi diri dalam berinternet, dalam bersosial media, merupakan hal yang selamat dalam pandangan kami.

Tidak untuk ditinggalkan, karena di dalamnya mungkin ada manfaat. Tapi batasilah. Jangan sampai waktu habis hanya untuk menggerakkan jari membaca info yang hanya menyibukkan pikiran dan tidak menambah ketaatan pada Allah عز و جل. Ingat, kita diciptakan dengan suatu tujuan besar: Menjadi Hamba Allah.

وَ ما خلقت الجن والانس الا لبعبدون
(Dan tidaklah kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahKu) Qs. Ad dzariyat ayat 56

.: Risaluddin Syam :.
Jonggol, 23 Sya'ban 1437/30-5-2016 @ 10.27

Enaknya Kamu Hidup Wahai Kucing..

Kucing itu tidurnya enak. Pas bangun, dia cari makan dan main.

Karena kucing tidak dihisab amalannya di akhirat. Nah, kita?

#Mari persiapkan diri menghadapi Yaumul Hisab..

dari catatan kecil tanggal 5 Rabiul Akhir 1437/16-1-2016

.: Jonggol-senin, 23 Sya'ban 1437/30-5-2016 :.

Perbaiki Niatmu Wahai Guru

Seharusnya para mua'llim (guru)  meniatkan untuk menyampaikan ilmu, bukanya untuk meninggikan dirinya di hadapan muridnya, atau sekadar menampakkan bahwa dirinya berilmu atau niat semacam itu..

(Syaikh al Utsaimin dalam Syarh Hilyah Thalibil Ilmi hal.71)

جنجول-٢٢ شعبان ١٤٣٧

Jumat, 27 Mei 2016

Jangan Sholat Seperti Orang Ketakutan

Sebuah analogi disampaikan Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin rahimahullah saat menjelaskan masalah solat dalam Syarh Hadits Jibril (dalam kitab Syarh Riyadhus Sholihin):

Saat sholat, kita sedang bermunajat, meminta kepada rabb kita, Allah 'azza wa jalla.

Jika seseorang bertemu dengan petinggi atau bahkan raja, untuk dia bisa meminta tolong atas masalah-masalah dan kebutuhannya, maka duduk berjam-jam pun dia tidak akan merasa berat.

Tapi mengapa, saat sholat, saat ia bermunajat dengan Allah rabbul 'alamin..
Al Malikul Muluk, Sang Raja dari para raja.. Justru ia melakukannya dengan cepat, tanpa tuma'ninah, seakan-akan di hadapannya ada pasukan musuh yang akan segera menerjangnya sehingga ia solat seperti orang yang hendak melarikan diri..

***
Mana yang lebih bisa memberi jalan keluar sebenarnya, rajakah, atau Allah subhanahu wa ta'ala?

Seharusnya kita saat sedang sholat, memperhatikan tuma'ninah, melakukannya dengan tenang. Bukan seperti orang yang hendak melarikan diri dari sergapan musuh.

.: Risaluddin Syam :.
Jumat-Jonggol, 20 Sya'ban 1437/27-5-2016 @ 14.23

Rabu, 25 Mei 2016

Perbedaan

Alhamdulillah sudah hampir 2 tahun di tanah Sunda, insya Allah sebentar lagi akan kembali.

Beberapa perbedaan makna:
1. Di sana untuk menyebut nanti bisa menyebut nanti atau sebentar, tapi kebanyakannya pake 'sebentar'. Tapi kalau disini jangan pake kata 'sebentar', karena 'sebentar' disini bermakna waktu sesaat/tidak lama

2. Jangan sebut "kunci leher" disini, tapi sebut "kunci stang", kalau tidak bakal jadi bahan tertawaan

3. Disana bilangnya "sweeeping", disini "razia"

4. Kalau beli di warung, biasanya beli "satu gantung" sampo misalnya. Kalau disini ngomongnya "satu renceng". Kalau bilang "satu gantung" orang jadi bingung

5. Kalau jajanan malam disana ada "martabak" atau "terang bulan". Kalau disini "martabak" disebut "martabak telor", kalau "terang bulan" disebut "martabak manis"

Yah, Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan kita bersuku-suku dan berbangsa untuk saling mengenal.  Namun ukuran kemuliaan bukan karena daerah atau suku tapi dari ketakwaan..

و جعلناكم شعوبا و قبائل لتعارفو
ان اكرمكم عند الله اتقاكث

.: Risaluddin Syam :.
Kamis, 19 Sya'ban 1437/26 Mei 2016 @ 13.12

Minggu, 22 Mei 2016

Ngerinya Bikin Dosa Jariyah tanpa Sadar

Amal jariyah sudah sering kita dengarkan. Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda

اذا مات ابن آدم انقطع عمله الا من ثلاثة : صدقة جارية ام علم ينتفع به او ولد صالح يدع له

Artinya: Jika salah seorang keturunan Adam meninggal, putuslah amal-amalnya kecuali tiga yaitu sedeah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakannya

Semoga kita semua bisa memperbanyak amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meski kita sudah mati. Tapi ingat, dalam beramal harus ikhlas hanya untuk Allah dan harus sesuai dengan yang diajarkan Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Nah ini yang bikin bingung..
Banyak di antara kita yang justru menabung dosa jariyah. Banyak yang sadar dan banyak juga yang tida sadar.

Termasuk bentuk menyebarkan dosa jariyah yang kebanyakan pelakunya tidak sadar yaitu turut menyebarkan foto-foto perempuan di internet.

sebagian sih menyebar foto perempuan berjilbab, tapi jilbabnya setengah-setengah. Lekukannya mungkin nampak. Inikan auratnya masih kelihatan? Lihat aurat orang kan dosa.. terus kalau disebar, yang lihat juga ikut dosa gara-gara yang nyebar..

Mending kalau pake jilbab. Kalau nggak? Apalagi kalau foto seksi? Ini persoalannya tambah parah.

termasuk yang perlu diwaspadai juga, mengirimkan link berita ke medsos yang ternyata berita itu mengandung gambar perempuan. Misalnya, link berita Tragedi Pelecehan atau pemerkosaan. Biasanya berita seperti itu menampilkan gambar si korban.
Terus, link itu ada yang nge-klik. Baca berita plus liat gambarnya (kemungkinan besar gambar itu gambar yang tidak halal melihatnya). Yang melihatnya tambah dosa. Tapi gara-gara siapa? Ya gara-gara yang nyebar link berita itu. Kira-kira dia sadar nggak kalau sudah berdosa? Kayaknya nggak..

Begitu juga yang suka update foto-foto di fb, insta atau medsos lain, khususnya saudari-saudari sekalian.. hati-hati dosa jariyah..

Anggaplah habis nyebarin sesuatu yang mengandung dosa terus mati. Nah, sudah dikubur masih dapat kiriman dosa. Ngeri amat. نعوذ بالله من ذالك.

.: Abu Muhammad :.
Jonggol-Malam Senin, 16 Sya'ban 1437/22-5-2016

Keluh Jelang Ramadhan

Seorang santri mengeluh pada gurunya:

Ramadhan tahun ini, sepertinya pondok akan sepi. Pada pulang kampung santrinya.. gak ada kegiatan. Yang tinggal paling beberapa orang..

Sang guru menjawab:
"(Kalian di pondok) Jauh dari fitnah, (manfaatkan) dengan membaca quran"

###

Yah, Ramadhan bulan Al Quran.. mari manfaatkan waktu, sibukkan diri dengan Al Quran..

Jadilah manusia optimistis.. lihat segala sesuatu dengan pandangan optimistis. Berprasangka baiklah, bahwa Allah akan membukakan pintu-pintu kebaikan di tengah kehimpitan yang kita alami..

.: Abu Muhammad :.
Disini, 15 Sya'ban 1436/22 Mei 2016 @ 17.25

Jumat, 20 Mei 2016

Fatwa Syaikh Utsaimin terkait Menyemir Rambut

.: Syaikh Utsaimin ditanya:

Baarokalloohu fiikum, apa hukum menyemir rambut dengan warna hitam menggunakan pewarna kimia yang dijual di pasar2?

.: Syaikh menjawab:

Mengubah warna rambut dari warna putih (uban) ke warna hitam maka ini tidak boleh karena Nabi menyuruh kita menjauhi hal ini. Sebagaimana disebutkan dalam hadits tentang ancamannya (menyemir uban dengan warna hitam)

Adapun menyemir rambut dengan warna selain hitam maka pada dasarnya diperbolehkan. Karena hukum asal (dalam muamalah) adalah boleh, sampai ada dalil yang melarang.

Namun jika menyemir rambut dilakukan dengan tujuan meniru-niru gaya orang-orang kafir maka ini tidak boleh. Karena meniru (tasyabbuh) gaya orang kafir hukumnya haram. Berdasarkan hadits nabi shallallahu alaihi wasallam

من تشبه بقوم فهو منهم

artinya:
Barangsiapa yang meniru suatu kaum maka dia termasuk golongan kaum tersebut

...

(Fatwa Syaikh Utsaimin)

Sumber:
https://youtu.be/lKWCUwmY0kA

Catatan:
Jika mau menyemir rambut/uban:
1. Hindari warna hitam, karena ini haram
2. Kalau rambutnya belum ubanan. Apa niat kita menyemirnya? Jangan sampai Karena mau meniru gaya orang kafir (tasyabbuh)
3. Jangan sampai dengan menyemir rambut lalu akan timbul syuhrah (ketenaran/tampil beda), dan ini sangat berbahaya, bisa merusak niat. Sepatutnya setiap muslim meniatkan segala apa yang dilakukan dalam rangka ibadah pada Allah. Bukan untuk mencari perhatian manusia.

Baarokallohu fiikum

.: Risaluddin Syam :
Jonggol, 14 Sya'ban 1437/21-5-2016 @ 07.10

Istiqomahlah..

Mintalah Istiqomah kepada Allah, bukannya meminta hal-hal yang luar biasa yang mengundang decak kagum manusia.

Sebenarnya,  bisa tetap istiqomah itu adalah hal yang paling luar biasa..

#Faidah Dari Syarh Hilyah..

.: Catatan Sebelum Tidur Risaluddin Syam :.
Jonggol, 14 Sya'ban 1437/20 Mei 2016 @ 23.36

Rabu, 18 Mei 2016

Prestasi Idaman

Siapa yang tak bangga ketika bisa mengukir sebuah prestasi.

Bangga, senyum tersungging lebar.
Apalagi jika prestasi itu membuatnya dipuji dan dibanggakan di hadapan manusia.

Namun, bagiku, prestasi itu kalau kita bisa mati dengan kalimat tauhid sebagai penutup kehidupan. Laa ilaaha illallah. Alangkah indahnya..
namun ternyata, tidak mudah mendapatkan prestasi ini..

Karena penghabisan umur kita merupakan cerminan amalan kita selama hidup di dunia.

Dalam hadits shohih Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda

من كان اخر كلامه لا اله الا الله دخل الجنة

Artinya: Barangsiapa yang ucapan terakhirnya Laa ilaaha illallah pasti masuk surga

Yaa Allah, betapa Indahnya..

الهم اجعل اخر كلامنا لا اله ال ا الله

Coretan Risaluddin Syam
Jonggol-malam Kamis, 12 Sya'ban 1437/18-5-2016

Selasa, 17 Mei 2016

Kenangan

Di antara hal-hal indah dalam hidupku adalah saat beli sesuatu di warung karena disuruh ibu.

Rabu, 11 Mei 2016

Adab dari Guru

Benarlah..

Tuntutlah ilmu dari guru, bukan cuma sekadar dari buku.. karen pada guru itulah kita mencontoh adab..

Terkesan dengan sikap beliau.

.: Risaluddin Syam :.
Jonggol, 4 Sya'ban 1437/11-5-2016

Rabu, 04 Mei 2016

DAKWAH

<Ustadz Syafiq Riza Basalamah>

بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
 
Akhi / ukhti, salâmullôh ‘alaikum…

Berdakwah menyampaikan agama الله adalah suatu kewajiban yang agung dan mulia…
Bahkan para pendakwah adalah kekasih pilihan الله…
Kita diperintahkan untuk menyampaikan agama الله pada setiap manusia…
Kepada mereka yang di pasar, di mall, di masjid, di lapangan, di jalanan…
Seorang pendakwah seyogyanya mendatangi orang-orang yang menjadi sasaran dakwah…
Sebagaimana Nabi صلى الله عليه و سلم mendatangi majelis-majelis orang kâfir pada waktu Beliau berdakwah…

Ada yang berucap: “‘ilmu itu didatangi, bukan datang kepadamu”…

Na’am, bagi seorang penuntut ‘ilmu seyogyanya ia yang mendatangin para ustadz dan ‘ulamâ untuk menimba ‘ilmu dari mereka…

Sebaliknya, sebagai seorang pendakwah, seharusnya ia mendatangi orang-orang yang menjadi sasaran dakwah…

Para pendakwah seharusnya mendatangi orang-orang yang berada di pedalaman, di pegunungan, sebagaimana mendatangi mereka di kota-kota… di perkantoran… di rumah-rumah… di mana ada ruang untuk menyampaikan agama الله… ia tidak boleh menyia-nyiakannya…!

Karena medan dakwah terlalu besar dan tantangan begitu dahsyatnya dengan jumlah penduduk yang tembus 230 juta…

Maka para pendakwah harus berbagi tugas…

Sebagian bergerak di dunia pendidikan…
Formal dan non-formal…

Ada yang tingkat dasar dan ada yg tingkat atas…

Ada yang GRATIS…
Ada yang murah…
Ada yang sedang…
Ada yang MAHAL BANGET dan tidak wajar untuk sebuah Pesantren Islâm…

Pada hakekatnya, PERBEDAAN itu bukan masalah…

Karena yang didakwahi memang berbeda…

Ada yang maunya formal, maka kita pun bikin yang formal…
Ada yang mau bagus dengan fasilitas tinggi, kita pun membuatnya…

Semuanya sedang berdakwah dengan segment yang beda…

Ada yang berdakwah lewat kajian-kajian…
Ada yang mau bikin kajian di perusahaannya untuk karyawannya, kita pun datang kepada mereka…
Ada yang bikin kajian khusus untuk keluarga di rumahnya, kita pun menyambutnya…
Ada yang bikin kajian khusus untuk anak-anak remaja, kita juga tidak membiarkannya…
Ada yang bikin seminar di kampus-kampus untuk mendakwahi para akademisi…
Ada yang membuat kajian khusus untuk para dokter di rumah sakit, kita pun bersegera mengiyakannya…
Ada yang bikin DAUROH KHUSUS untuk para ustadz di vila atau hotel dengan pemateri masyaikh kibar dari luar Indonesia, pesertanya terbatas dan pendaftarannya ketat, BUKAN KARENA INGIN MEMBATASI ‘ILMU bagi penuntut ‘ilmu yang lainnya, tapi ada maslahat dan target yang diburu…
Ada yang bikin kajian buat anak-anak yatim dan janda-janda tua, kita tidak menolaknya…
Ada yang membuat di musholla sebelah rumahnya, kita pun juga tidak meremehkannya…
Ada yang membuat kajian khusus para ummahat dengan tema dan kitab yang bermacam-macam, kita pun tidak sungkan untuk menghadirinya…
Ada yang fokus berdakwah di daerah pedalaman dan membendung kristenisasi, kita pun memberikan apresiasi yang besar kepada mereka…
Ada yang berdakwah lewat media, televisi, dan radio dengan segment yang berbeda-beda…

Terkadang ada yang bertanya kenapa ada beberapa televisi Ahlus-Sunnah, kenapa tidak hanya satu saja…?

Itulah hikmah dalam berdakwah, sasaran dakwahnya berjumlahnya 230 juta dengan berbagai kecenderungan dan level pendidikan yang berbeda-beda…

Ada yang berdakwah lewat tulisan dengan menerbitkan buku-buku yang dijual dengan harga variatif
Ada yang harganya mahal dengan kertas dan sampul buku yang lux, sehingga tidak bisa membelinya kecuali orang yang berdompet tebal…
Ada yang dengan harga standar dengan kertas yang biasa…

Semua dengan segmen yang berbeda-beda karena yang didakwahi memang beragam, bukan satu macam…

Ada yang berdakwah dengan membuat travel umroh dan hajji dengan harga yang disesuaikan dengan keinginan jama’ah…
Ada yang standar bintang 5 sehingga membuat jema’ah terbelalak melihat harganya…

Kenapa kok tidak 1 harga saja…?
Kan tujuannya adalah ibadah, thowaf dan sa’inya di tempat yang sama, kenapa harus pilih-pilih kamar dan membeda-bedakan jemaah…?

Tapi itulah salah satu hikmah dalam berdakwah, yang jadi sasaran memang mereka yang biasa tinggal di hotel bintang 5, kita tidak bisa memaksa mereka untuk ikut paket murah, dengan dalih tidak boleh boros dan berlebih-lebihan…

Ada yang melihat peluang mendakwahi orang-orang yang biasa berlibur di vila-vila mewah atau hotel-hotel berbintang, yang setiap pekan memadati jalan ke puncak, tanpa ada yang menyentuh liburan mereka dengan siraman rohani, maka sebagian ikhwan kita berpikir bagaimana liburan akhir pekan mereka lebih bermanfaat…

Semua sedang berdakwah dengan cara dan metodenya…

Nabi صلى الله عليه و سلم tidak pernah meremehkan siapa pun untuk di dakwahi…
Baik yang kaya, miskin, badui, atau orang kota, semuanya Beliau dakwahi…
Beliau tidak pernah membuang kesempatan dan peluang untuk berdakwah, walaupun celaan dan tuduhan keji sering beliau dapatkan…

Sungguh الله memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk berdakwah dengan hikmah, sebagaimana firman-Nya:

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
(arti) “Serulah (manusia) kepada jalan Robb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Robb-mu, Dia lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” [QS an-Nahl (16) ayat 125].

Di antara makna hikmah adalah memperlakukan tiap manusia sesuai dengan kondisinya…

Oleh karena itu, Nabi صلى الله عليه و سلم memperlakukan setiap ragam manusia sesuai dengan kedudukan dan karakternya…
Bahkan Beliau berpesan:

إِذَا أَتَاكُمْ كَرِيْمُ قَوْمٍ فَأَكْرِمُوْهُ
(arti) “Apabila datang kepadamu yang mulia dari suatu kaum, maka muliakanlah ia.” [Shohîh Sunan Ibnu Mâjah II/303 no 2991 ~ hasan].

▶ Yang suka kehormatan, Beliau kasih kehormatan, seperti kisah Abû Sufyan…
Ibnu ‘Abbâs رضي الله عنهما berkata:

“Tatkala penaklukan kota Makkah maka ‘Abbâs ibn ‘Abdil Muththolib membawa Abû Sufyan ibn Harb, maka Abû Sufyan pun masuk Islâm di Marru ad-Zhorôn (nama suatu tempat dekat Makkah -pen).

Maka ‘Abbâs berkata kepada Nabi: ‘Wahai Rosûlullôh, sesungguhnya Abû Sufyan adalah seseorang yang suka kemuliaan, kalau seandainya engkau memberikan sesuatu untuknya?’

Maka Nabi berkata: ‘Iya, barang siapa yang masuk ke rumah Abû Sufyan maka ia aman, dan barang siapa yang menutup pintunya maka ia aman.’” [HR Abû Dâwud no 3023 ~ dihasankan oleh Syaikh al-Albânî].

▶ Yang suka harta, Beliau kasih harta, seperti kisah ‘Amru ibn Taghlib…
‘Amru ibn Taghlib bercerita: “Sesungguhnya Rosûlullôh pernah diberi harta atau tawanan, kemudian Beliau membagikannya, lantas Beliau memberikan sebahagian orang dan meninggalkan sebahagian orang. Maka orang-orang yang ditinggalkan (yang tidak diberi) mencela keputusan Rosûlullôh itu.

Kemudian Rosûlullôh memuji الله, setelah itu Beliau berkata: ‘Maka demi الله, sesungguhnya aku telah memberi sebahagian dan telah meninggalkan sebahagian, dan orang-orang yang kutinggalkan itu lebih aku cintai daripada orang-orang yang kuberi. Akan tetapi aku memberi kaum yang aku melihat di hatinya masih ada kecemasan dan kekalutan, dan aku membiarkan kaum lain kepada apa yang dijadikan الله pada hati-hati mereka berupa kekayaan dan kebaikan, di antara mereka adalah ‘Amru ibn Taghlib.’

(Kemudian berkata ‘Amru ibn Taghlib) ‘Maka demi الله, tidaklah ada yang melebihi kecintaanku pada unta merah kecuali ucapan Rosûlullôh kepadaku tadi.’” [HR al-Bukhôrî no 871].

▶ Yang memiliki iman kuat, maka Beliau berbagi cintanya kepada mereka, seperti kisah orang orang Anshor…
Imâm Muslim meriwayatkan, bahwa (Anas ibn Mâlik) berkata: “Ketika Makkah telah ditaklukkan, Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم membagi-bagikan harta rampasan kepada orang-orang Quraisy.

Maka orang-orang Anshor pun berujar: ‘Ini sungguh-sungguh mengherankan. Pedang kita masih basah oleh darah musuh, tetapi harta rampasan kita diberikan kepada mereka (orang-orang Quraisy)?’

Lalu ungkapan itu sampai kepada Rosûlullôh صلى الله عليه و سلم, akhirnya Beliau pun mengumpulkan mereka.

Beliau bertanya: ‘Benarkah berita yang sampai kepadaku tentang ucapan kalian?’

Mereka menjawab: ‘Apa yang mereka sampaikan itu benar, ya Rosûlullôh! Mereka tidak berdusta.’

Maka Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda: ‘Apakah kalian tidak rela kalau mereka pulang dengan membawa harta benda Dunia, sedangkan kalian semua pulang ke rumah masing-masing bersama dengan Rosûlullôh?

Seandainya manusia berjalan di suatu lembah dan bukit, sedangkan orang-orang Anshor melewati lembah dan bukit yang lain, niscaya saya akan mengikuti lembah dan bukit yang ditempuh kaum Anshor.’”

Sikap berbeda Nabi صلى الله عليه و سلم kadang dipandang negative oleh sebahagian Shohâbat, namun setelah Beliau jelaskan bahwa manusia itu berbeda-beda dan cara menghadapinya juga berbeda… akhirnya mereka paham…

▶ Yang bodoh dan tidak mengerti, Beliau tidak langsung menegur dan memarahinya, seperti ketika ada Badui yang masuk ke dalam masjid lalu kencing, tentunya berbeda dengan sikap para Shohâbat yang ingin memukul dan memberi pelajaran kepadanya.

Itulah salah satu makna hikmah dalam berdakwah…

Semua pendakwah Ahlus-Sunnah harus bersinergi demi tercapainya cita-cita bersama…

Yang di pedalaman tidak perlu mencela da’i-da’i kota yang bergelimang harta…

Yang di musholla tidak perlu mencaci da’i-da’i yang muncul di televisi…

Yang di daerah tidak perlu menuduh da’i-da’i yang harga bukunya mahal dan tidak terjangkau..

Yang di kota juga tidak boleh melupakan saudara-saudara mereka yang di pedalaman, pedesaan, pegunungan yang mereka sedang menyelamatkan aqidah ummat dari taring dan cakar missionaris…

Semua sedang berdakwah, dan hendaklah berhusnuzhon kepada saudaranya…

Dan ingat AGAMA INI ADALAH NASEHAT…!

Bila muncul kekeliruan dan kesalahan atau pun penyimpangan, maka para da’i harus saling memberikan masukan dan nasehat…

Kita adalah saudara…

Di samping itu, setiap pendakwah tidak boleh lupa berterima kasih kepada para koordinator dakwah tempat di mana ia berdakwah, bahwa ia bisa duduk nyaman di atas kursi dengan mic yang sudah bisa dipakai, dan jama’ah yang duduk rapi, parkir kendaraan yang diatur, serta semua kenyamanan yang dirasakannya,

semua itu adalah hasil tangan orang banyak…

Kalau bukan karena mereka, tentunya setelah taufiq الله, niscaya para pendakwah akan mendapatkan berbagai kesulitan…

Untuk semua...
PERBAIKI NIAT
RAPATKAN SHOFF
BERGANDENGAN TANGAN SALING MENDO’AKAN
ALLÔHU AKBAR

Bila yang aku tulis ini benar, maka itu karena taufiq الله…

Bila salah dan kurang berkenan, maka itu dari diriku yg penuh dosa dan dari Syaithôn… الله & ROSÛL-NYA terbebaskan dari kesalahan itu…

وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله و صحبه أجمعين

»»•««

Faidah..

����BELUM ADA JUDUL����

SILAHKAN DIBERI JUDUL SENDIRI
 
✋�� Ada sebuah kisah yang diceritakan oleh salah seorang putri dari asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah ketika ada sebuah kesalahan aqidah dalam kurikulum sekolah dan peran beliau dalam mengubah buku-buku tersebut setelah beliau mengirim surat kepada pihak yang berwenang.
 
�� Salah seorang putri beliau menyebutkan bahwa suatu kali beliau masuk menemui putri beliau yang duduk di bangku tsanawiyyah (di Arab Saudi setingkat SMA di Indonesia -pent), lalu beliau berkata, "Faedah apa atau buku apa yang bisa engkau bacakan kepadaku?" Ketika itu putrinya tersebut sedang memegang buku fisika, maka dia membacakan kepada beliau isi muqaddimah buku tersebut dan di dalamnya disebutkan, "Matahari darinyalah kehidupan kita, kalau bukan karena matahari niscaya tanaman tidak akan tumbuh dan hujan tidak akan turun."
 
�� Maka beliau bertanya kepada putrinya tersebut apakah benar-benar tertulis demikian? Lalu beliau menyuruhnya agar mengambil kertas, kemudian beliau mengatakan kepadanya, "Tulislah: matahari diciptakan oleh Allah dan Dia menundukkannya untuk hamba-hamba Allah dan negeri-negeri, dia termasuk makhluk ciptaan Allah, dan tidak boleh bagi kita untuk menyandarkan penumbuhan tanaman dan penurunan hujan kepada matahari ataupun kepada makhluk yang lainnya. Ucapan semacam ini merupakan kesyirikan." Dan beliau menyebutkan ayat:
 
ﻭَﺳَﺨَّﺮَ ﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞَ ﻭَﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻤْﺲَ ﻭَﺍﻟْﻘَﻤَﺮَ ۖ ﻭَﺍﻟﻨُّﺠُﻮﻡُ ﻣُﺴَﺨَّﺮَﺍﺕٌ ﺑِﺄَﻣْﺮِﻩِ ۗ ﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺫَٰﻟِﻚَ ﻟَﺂﻳَﺎﺕٍ ﻟِﻘَﻮْﻡٍ ﻳَﻌْﻘِﻠُﻮﻥَ.
 
�� "Dan Dia (Allah) telah menundukkan siang dan malam, matahari dan bulan untuk kalian, dan bintang-bintang ditundukkan dengan perintah-Nya, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berfikir." (QS. An-Nahl: 12)
 
���� Kemudian beliau mengingatkan kepala sekolah anak-anak perempuan ketika itu tentang wajibnya memperhatikan penyusunan kurikulum dan memilih beberapa ulama untuk mengoreksi dan memeriksanya. Lalu beliau mengambil kertas tersebut dan mengirimnya. Beberapa waktu kemudian buku-buku pelajaran di sekolah tersebut telah diubah dan ditambahkan kata pengantar dari beliau rahimahullah.
 
____________________________
Berbagi faidah merajut ukhuwwah
 

��Sumber channel telegram WASHILAH

***

Senin, 02 Mei 2016

Amal Kebaikan dan Niatnya

Imam Nawawi berkata dalam Syarah hadits pertama Arba'in:

Jika sebuah amal disertai dengan niat, maka kemungkinan ada 3 kondisi:
1. Dia melakukannya karena takut pada Allah, ini ibadahnya 'abid (AHLI IBADAH)
2. Dia melakukannya dalam rangka mengejar surga dan pahala, ini ibadahnya para PEDAGANG ,
3. Dia melakukannya karena malu kepada Allah. Ia melakukannya untuk mewujudkan hak penghambaan dan sebagai wujud rasa syukurnya. Dan ia memandang dirinya -dengan amalan itu- penuh dengan kekurangan. Dengan amal tersebut, ia takut karena ia tidak tahu apakah amalnya diterima atau tidak? Inilah ibadah orang-orang MERDEKA ..

Jonggol, Selasa, 25 Rajab 1437H/3-4-2016
Diterjemahkan oleh
.: Risaluddin Syam :.

Sumber:
Syarah Arba'in An-nawawiyah cetakan Dar Ibnu Hazm Kairo, hal. 11

Minggu, 01 Mei 2016

Telur Dadar

Segala puji bagi Allah atas karunia nikmatnya dan terus tercurahkan pada kita..

Dengan nikmat dari Allah, pagi ini sarapan nasi dan telur dadar.

Telur dadar..
Sebuah kenangan indah dalam kehidupanku.

Dulu, telur dadar adalah menu sarapan yang paling sering disiapkan ibu sebelum ku berangkat ke sekolah. Nasi dan potongan telur dadar. Sederhana. Namun begitu mewah dalam pandanganku. Itu adalah perwujudan rasa cinta seorang ibu.

Bukan hal mudah, bangun lebih awal, memasak nasi, menyiapkan sarapan untuk keluarga. Jangan meremehkan hal ini. Tak mungkin hal ini dilakukan ibu kecuali karena kecintaannya pada anak-anaknya.

#Jalan pulang

.: Abu Muhammad :.
Senin, 24 Rajab 1437/2 Mei 2016
08.01am @ Jonggol

Banjir

Rombongan Tim MQ tiba di Daerah yang terkena dampak banjir. Agenda hari ini adalah pembersihan masjid Darussalam. Ini adalah hari ke-10 sejak banjir pertama menerjang dengan ketinggian sekitar setinggi leher orang dewasa.

Pembersihan ini dilaksanakan atas koordinasi Ketua RW dan Rt setempat, warga, Petualang Muslim dan Cinta Sedekah.
Tim MQ hadir sebagai relawan.

#Ini akan menjadi kenangan tak terlupakan..
#Semoga dengan membantu kesusahan saudara muslim, Allah meringankan kesusahan kita di akhirat

.: Abu Muhammad :.
Jonggol, 24 Rajab 1437/1-5-2016
Malam Senin di atas pembaringan