Pages

Labels

Sabtu, 14 April 2018

KISAH YANG MEMBUAT KITA MALU

Kisah berikut ini benar-benar membuat kita malu. Kisah ini disampaikan oleh Dr. Sa'id Harib, Wakil Ketua Lembaga Tahfizhul Quran Dubai.

Beliau mengatakan:

Salah satu juara pemenang lomba di Dubai adalah seorang anak kecil dari negara bekas jajahan Uni Soviet. Umurnya sekitar 12 tahun. Hafalannya benar-benar membuat semua orang tercengang.

Kami bertanya kepada anak itu tentang bagaimana ia bisa memiliki hafalan sekuat itu? Siapa yang telah membimbingnya menghafal Al-Quran dengan hafalan yang kuat dan tajwid yang bagus seperti itu?

Anak itu menjawab, "Ayah saya. Beliau yang telah melakukan semua itu."

Kami bertanya lagi, "Lalu siapa yang mengajari ayahmu dan menjadikannya hafal Al-Quran?"

Anak itu menjawab, "Kakek saya."

Kami semakin terheran dengan jawabannya. Kami bertanya lagi, "Bagaimana kakekmu bisa mengajari ayahmu Al-Quran di bawah tekanan penjajahan Uni Soviet yang berpaham Komunis dan mengancam akan langsung membunuh setiap muslim yang berpegang teguh dengan agamanya?"

Anak itu lalu menceritakan:

"Kata ayahku, dulu ketika ayah masih kecil, kakek selalu membawanya naik keledai menempuh jarak yang jauh di luar kampung dan kakek selalu mengikatkan kain penutup di kedua mata ayah. Kakek membawa ayah ke sebuah tempat di gunung lalu masuk ke sebuah gua yang di dalamnya ada ruang yang cukup luas.

Sesampai di sana, kain penutup mata ayah baru dilepas. Setelah itu kakek mengeluarkan lembaran-lembaran yang berisi surat-surat Al-Quran. Di situ kakek membimbing ayah menghafal Al-Quran sedikit demi sedikit.

Setelah itu kakek menutup kembali kedua mata ayah dengan kain, lalu mereka pulang ke rumah. Begitu seterusnya sampai ayah hafal seluruh Al-Quran."

Kami semakin takjub dengan kisah itu. Kami bertanya, "Mengapa kakekmu menutup kedua mata ayahmu?"

Anak itu menjawab, "Kami juga pernah bertanya tentang itu. Ayah menjawab: kakek melakukan itu karena takut kalau Rezim Soviet menangkap ayah lalu menyiksanya sampai lemah kemudian membocorkan tempat rahasia yang digunakan sebagai madrasah tahfizh di gua itu. Madrasah itu digunakan oleh sejumlah warga muslim yang ingin menjaga anak-anak mereka agar tetap berpegang teguh dengan Al-Quran, sedangkan mereka hidup di bawah tekanan Rezim Komunis dan Atheis yang mengatur rakyatnya dengan tangan besi dan api."

🌴🌴🌴

Ya Allah...

Di mana posisi kita dari mereka?!

Kisah nyata yang benar-benar membuat malu siapapun yang hidup bertahun-tahun di dekat masjid tapi tidak ikut shalat berjamaah di situ, apalagi menghafal Al-Quran.

Ya Allah, ampunilah semua dosa dan kesalahan kami. Aamiin.

✏Diterjemah oleh: Abul Faruq Danang Kuncoro W (semoga Allah mengampuninya).

Kebalikan dgn kita, cari ilmu/ ibadah kadang hanya sisa waktu kerja 😭
----------
Diambil dari FB : La Ode Abu Hanifa

Luangkan Waktu Menyendiri Untuk Muhasabah Diri

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

*“Hendaklah seorang hamba memiliki waktu-waktu khusus menyendiri untuk berdoa, shalat, merenung, muhasabah dan memperbaiki hatinya”.*
(Majmu’ Fatawa 10/637)

Seorang hamba, ia harus punya waktu-waktu khusus untuk menyendiri, hanya berdua dengan Rabb-nya.

Tidak ada manusia bersamanya dan jauh dari hiruk pikuk jenuhnya dunia dan dalam, ketenangan pikiran bisa jadi: disepertiga akhir malam atau sebelum tidur atau di waktu dhuha.

*Hendaknya dia evaluasi/muhasabah*

Apa hakikat hidup dan penciptaan dia di dunia.
*Ke mana ia akan kembali setelah kematian.*

Sampai kapan ia terus tamak mengejar dunia sampai akhirat dilupakan.

Sudah sampai mana bekal yang ia siapkan untuk kampung abadi akhirat kelak.

Bagaimana jika ia tiba-tiba meninggal, siapkah.
Apa kekurangan dirinya sehingga ia bisa perbaiki.

*Apakah akhlaknya sudah bagus atau ia dijauhi oleh manusia karena akhlaknya yang buruk*

Jumat, 13 April 2018

JANGAN PERNAH MENYEPELEKAN DO’A

BBG AL ILMU

🌴🌴🌴
Kepada saudaraku yang hatinya terluka…kalbunya dimakan kesedihan dan kegelisahan…

Kepada saudaraku yang dilindas dan digilas beratnya kemiskinan… dililit hutang yang menggunung…

Kepada saudaraku yang memikul segunung problematika… yang merasa seluruh jalan dan sebab telah tertutup…

Apakah kau lupa senjatamu yang sangat ampuh…?? Do’a… dialah permohonan yang ditujukan kepada Pencipta alam semesta ini… Apakah kau meremehkannya…???

🌴🌴🌴
Al-Imam As-Syaafi’i rahimahullah berkata :

أَتَهْزَأُ بِالدُّعَاءِ وَتَزْدَرِيهِ *** وَمَا تَدْرِي بِمَا صَنَعَ الدُّعَاءُ

*“Apakah engkau mengejek doa dan menyepelekannya….*

*Tidakkah engkau tahu apa yang bisa diperbuat oleh do’a ?*

سِهَامُ اللَّيلِ لا تُخْطِي وَلَكِنْ *** لَهَا أَمَدٌ وَلِلْأَمَدِ انْقِضَاءُ

*Anak panah yang dilepaskan di malam hari, tidak akan meleset, akan tetapi…*
*Anak panah tersebut ada waktunya/tempo untuk mengenai… dan setiap waktu pasti ada akhirnya“*

Janganlah pernah meremehkan do’a… ia adalah senjata kaum sholihin… bahkan senjata para Nabi ‘alaihim as-salaam.

🌴🌴🌴
Angkatlah kedua tanganmu… mintalah kepada Robb-mu… jangan pernah malu untuk meminta kepada Robb-mu yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang kepada para hambaNya…

Curahkan segala keluh kesahmu *kepada Robb-mu yang lebih rahmat kepada seorang hamba dari kasih sayang seorang ibu kepada anaknya…*

Masihkah engkau berburuk sangka kepadaNya…,

Masihkah engkau enggan untuk berdo’a… ??!!

🌴🌴🌴
Bangunlah di gelapnya malam tatkala semua orang tertidur pulas…keluhkan seluruh bebanmu kepada Allah….

لاَ تَسْأَلَنَّ بَنِي آدَمَ حَاجَةً *** وَسَلِ الَّذِي أَبْوَابُهُ لاَ تُحْجَبُ

*“Jangan sekali-kali engkau meminta hajatmu kepada anak Adam…*
*Akan tetapi mintalah kepada Dzat yang pintu-pintunya tidak pernah tertutup*

اللهُ يَغْضَبُ إِنْ تَرَكْتَ سُؤَالَهُ *** وَبَنِي آدَمَ حِيْنَ يُسْأَلُ يَغْضَبُ

*Allah murka jika engkau tidak meminta kepadaNya*

*Adapun anak Adam jika engkau meminta-minta kepadanya maka ia marah“*

Ustadz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى

=======🌴🌴🌴🌴🌴=======

Sabtu, 24 Maret 2018

CERITA PAGI YANG BERBEDA

Di pagi hari, di antara saudara kita ada yang tidak mendapati meski sekadar sesuap nasi. Ia butuh bersusah payah untuk mendapatkan nikmatnya sarapan pagi. 

Di pagi hari, di antara saudara kita ada yang merasa benar-benar ketakutan. Ia khawatir bom dan rudal menimpa dan meruntuhkan rumahnya, dan membunuh jiwanya.

Di pagi hari, di antara saudara kita ada yang menanti ajal menghampiri. Ia berbaring lemah di rumah sakit, bergerak sangat sulit, meski sekadar untuk makan dan minum.

Di pagi hari, ternyata alur cerita di antara kita banyak yang berbeda. 

Di pagi hari, begitu banyak cerita yang tak seindah apa yang ada pada kita. 

 

Apabila kita benar-benar mengamati dan merenungi begitu banyak cerita yang dialami oleh sebagian orang yang berbeda, niscaya kita akan memahami sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini. 

 

Beliau bersabda: 

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوْتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا بِحَذَافِيْرِهَا.

*“Siapa dari kalian yang di pagi hari merasakan keamanan, kesehatan pada badan, dan pada hari itu ia memiliki kecukupan makanan, maka seakan-akan telah diberikan kepadanya dunia ini beserta isinya.*

(Hadis hasan riwayat at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Lihat Sunan at-Tirmidzi ta’liq al-Albani no 2346 & Shahih at-Targhib no 833)

 

*Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan kepada kita nikmat aman, kesehatan dan kecukupan makanan.*

Semoga kita termasuk kepada *golongan hamba-Nya yang sedikit.* 

 

Allah Ta’ala berfirman: 

وَقَلِيْلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ.

*Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang benar-benar bersyukur.*

(QS. Saba’ : 13)

 ________________________________________

Dipost Ustadz Muhammad Sulhan Jauhari, Lc, MHI -hafizhahullah- Sabtu 19 Shofar 1438 / 19 November 2016

Sabtu, 13 Januari 2018

Dialog dua ulama besar yaitu Malik dan Syafi'i

Imam Malik berpendapat : Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rizki, Hal ini berdasarkan hadits

{لَو أنكُم توكَّلْتُم علَى اللهِ حقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُم كما يَرْزُقُ الطَّيْرَ تغدُو خِمَاصًا وتَروحُ بِطَانًا}
"Andai kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal niscaya Allah akan  berikan rizki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung yang pergi dalam keadaan lapar lalu pulang dalam keadaan kenyang" (HR. Ahmad dan yg lain).

Adapun Syafi'i berbeda dengan Imam Malik dalam hal ini, ia mengatakan bahwa seandainya burung itu tidak keluar dari sangkarnya dan pulang kembali niscaya tidak akan mendapat Rizki, artinya ia telah melakukan usaha.

Masing-masing bertahan pada pendapatnya...

Imam Malik mengambil potongan hadist (Niscaya kalian akan diberikan Rizki sebagaimana burung)...

sedangkan muridnya Asy Syafi'i mengambil sisi hadist (Kalau burung tidak keluar dari sangkarnya maka tidak akan mendapatkan rizki)...

Asy Syafi'i ingin memperkuat argumennya untuk sang guru, maka ia keluar meninggalkan Malik dalam keadaan berpikir, di tengah jalan ia mendapatkan orangtua sedang memikul plastik yang berisi sesuatu yang berat, lalu Syafi'i menawarkan diri untuk membawanya...

Wahai Paman, bolehkah aku membantumu Ujarnya, lalu Syafi'i memikul barang bawaan tersebut...

Tatkala sampai ke rumah orangtua itu, ia pun memberikan kepada Syafi'i beberapa biji kurma sebagai balas jasa kebaikannya...

Syafi'i bahagia karena telah mendapatkan ide untuk menguatkan pendapatnya, "seandainya aku tidak membantu orangtua tadi, niscaya orangtua itu tidak akan memberikan kurma ini kepadaku"...

Penuh kegirangan, ia pun bergegas menjumpai gurunya dengan membawa beberapa biji kurma tadi. Sesampainya di tempat Imam Malik, ia pun meletakkan kurma tersebut di hadapannya sembari menceritakan kisah yang terjadi...

Mendengar kisah yang diceritakan, Imam Malik pun tersenyum sambil mengambil kurma dan mencicipinya lalu mengatakan kepada Syafi'i, engkau telah membawa kurma ini kepadaku tanpa usaha dariku...

Kedua Imam yang mulia ini mengambil dua hukum yang berbeda dari hadist yang sama, ini merupakan keluasan rahmat Allah...

Kisah ini bukan bermaksud utk meninggalkan usaha, oleh karena itu akan diceritakan kisah berikutnya...

Dalam sebuah perjalanan, Ibrahim bin Adham yg merupakan saudagar besar melihat seekor burung yg patah sayapnya, lalu ia dan kafilah yg bersamanya berhenti sejenak sambil memikirkan apakah ada yg memberi makanan utknya atau burung itu akan mati kelaparan, tdk lama kemudian tiba² dtg seekor burung lain menempelkan mulutnya lalu menyuapi burung yg sakit itu...

Semenjak itu, Ibrahim bin Adham memutuskan utk meninggalkan semua perniagaannya dan fokus utk ibadah, hingga akhirnya Asy-Syibli mendengar berita ini dan mengatakan : mengapa engkau tinggalkan perdagangan ini?
Ibrahim menjawab dgn menceritakan kisah burung tadi..

Asy-Syibli pun mengomentari dgn mengatakan : Wahai Ibrahim, mengapa engkau memilih posisi burung yg lemah?
Mengapa engkau tdk memilih posisi burung yg memberi makanan?

Sepertinya Asy-Syibli ingin mengingatkan hadits :

{المؤمنُ القويُّ خيرٌ وأحبُّ إلى اللَّهِ منَ المؤمن ِالضَّعيفِ ...}
"Orang beriman yg kuat lebih baik dan lebih Allah cintai dari org-org mukmin yg lemah...} HR. Muslim

Betapa hebat pemahaman ini dan kemampuan mencerna pendapat org lain, tentunya selama (pendapat) tersebut dibenarkan secara syar'i.

Tulisan ini membuatku kagum, mungkin kalian juga. Selesai...

*Kesimpulan*
Ada rezeki yg datang tanpa melalui sebab, dan ada jg rezeki datang harus melaui perantara.

*Tambahan penerjemah*
√ Kita bangga menjadi umat Islam karena kehebatan ulama-ulama kita dalam menggali hukum, di saat yg sama kita pun mudah berlapang dada ketika mendapatkan perbedaan di antara mereka, karena ulama Rabbani tidak pernah membuat hukum sesuai hawa nafsu mereka, sebaliknya mereka keluarkan semua potensi yg dimiliki utk Islam.