Pages

Labels

Rabu, 29 Juni 2016

Obat Tidur Mujarab

Ini bukan penelitian ilmiah,
apalagi bersandar pada dalil Quran dan Sunnah..

Cuma berdasarkan pengalaman, kalau susah tidur karena belum mengantuk.. sebaiknya membaca.
Biasanya kantuk akan menyerang dengan cepat..

Ini cuma anekdot, tidak ada nilai ilmiahnya, cuma ingin berbagi.

#

Anak-anak Bandel

Pantas anak-anak itu susah dibilangin..

Ternyata akalnya belum bisa menerima nasihat. Kita sebagai orang dewasa yang harus bersabar dan menyikapi mereka dengan bijak.

Syaikh Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa mengajarkan adab kepada anak harus dengan lembut. Jika saja menyikapi hewan (yang akan disembelih) kita diperintahkan Rasulullah untuk lembut, maka terlebih lagi dengan anak-anak. Syaikh Utsaimin rahimahullah melanjutkan lagi, jika dengan cara lembut tbelum berhasil, maka dipukul dengan pukulan ringan yang tidak berbekas.

Anak-anak bandel ini semoga kelak jadi anak Soleh semuanya..

Dunia anak dunia main, dunia senang-senang.. jangan kita rampas dengan "omelan berlebihan", tapi ajarkan adab pada mereka.

Waktu saya anak-anak juga sering bertanya dalam hati, kenapa dimarahi, kenapa dipukul, kenapa dicubit.. ternyata karena saya salah, dan saya tidak tau itu salah.

Semoga Allah mengampuni dan merahmati orang tua saya, bibi, guru-guru dan orang-orang yang pernah mengajarkan adab pada saya..

@sudut masjid
25 Ramadhan 1437/30-6-2016

Jumat, 24 Juni 2016

Mencari Pendamping Hidup dan Mati

"Bagaimana kriteria yang kau mau?"

Begitu kira-kira yang ditanyakan pada seorang yang sudah masuk usia nikah.

Kalau yang ditanya laki-laki mungkin jawabnya: solehah, pintar, cantik, penyayang dan kriteria-kriteria lain yang umumnya kita dengar. Kalau perempuan yang ditanya, jawabannya mungkin seperti itu juga. Saya tidak bisa memastikan karena saya sendiri laki-laki.

Mengapa ada kriteria? Pasti karena ingin hidup bahagia. Tentu saja kriteria itu dianggap yang terbaik dalam pandangan si pembuat kriteria.

Ya, itu mencari pendamping hidup.  Biasa kok.

Nah ini, saya lagi berpikir mencari Pendamping Mati. Nanti kalau sudah dikubur, ada datang pendamping, bisa jadi yang datang sesosok yang menenangkan karena paras dan penampilannya, tapi bisa jadi yang datang mendampingi -naudzubillah min dzalik- sosok yang menyeramkan. Sudah di dalam kubur seram, ternyata yang datang menemani seram juga. Wal iyadzu billah.

Siapa lagi Si Pendamping mati itu kalau bukan amalan kita sewaktu hidup di dunia?

Untuk pendamping mati ini perlu dipersiapkan sejak Dini. Perbanyak amal baik, berlandaskan ikhlas dan mengikuti sunnah rosul, jangan syirik jangan bid'ah.

Pendamping hidup menemani sampai mati, paling sekitar 40an tahun menemani. Tapi pendamping mati.. kalau dia buruk, sengsaralah di dalam kubur.

Carilah pendamping hidup dan persiapkanlah pendamping mati.

20 Ramadhan 1437/25-6-2016
@09.03

***********************

Dalam hadits shahih riwayat Imam Ahmad rahimahullah dari sahabat-Barro bin ‘Azib Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ:فَيَقُولَانِ لَهُ : مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ: دِينِيَ الْإِسْلَامُ فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا هَذَا الرَّجُلُالَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَفَيَقُولَانِ لَهُ : وَمَا يُدْرِيْكَ ؟ فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ: أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِيفَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ (وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ) وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ , قَالَ: فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ : أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ , فَيَقُولُ لَهُ : مَنْ أَنْتَ , فَوَجْهُكَ الْوَجْهُيَجِيءُ بِالْخَيْرِ, فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ, فَيَقُولُ: رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي

Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, lalu keduanya bertanya, “Siapakah Rabbmu ?” Dia (si mayyit) menjawab, “Rabbku adalah Allâh”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apa agamamu?”Dia menjawab: “Agamaku adalah al-Islam”.Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?” Dia menjawab, “Beliau utusan Allâh”.Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allâh,aku mengimaninya dan membenarkannya”.Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) benar, berilah dia hamparan dari surga, (dan berilah dia pakaian dari surga), bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.Maka datanglah kepadanya bau dan wangi surga. Dan diluaskan baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka ruh orang Mukmin itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istriku dan hartaku”

Nabi shallallahu alahi wasallam juga dalam hadits ini mengabarkan bahwa orang kafir juga ditanya:

وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ : مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ : هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ : هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنَ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ, فَيَقُولُ: مَنْأَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمِ السَّاعَة

َKemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Sipakah Rabbmu?” Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?” Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu”.Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?”Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.Lalu penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) dusta, berilah diahamparan dari neraka, danbukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka.” Makapanas neraka dan asapnyadatang mendatanginya. Dan kuburnya disempitkan, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu ! Inilah harimu yang telah dijanjikan (keburukan) kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, janganlah Engkau tegakkan hari kiamat”. [Lihat Shahîhul Jâmi’ no: 1672]

Penuntut Ilmu Jangan Malas, Lihat Ibnu Abbas

Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhu termasuk orang yang paling cerdas dan paling semangat terhadap ilmu.

Saat ditanya, "Bagaimana engkau bisa mencapai ilmu yang banyak?"

Dijawabnya, "Bilisaanin sa-uul wa qolbin 'aquul wa badanin bighoiri maluul"..

Dengan banyak bertanya, banyak berpikir dan tidak bersantai...

Subhanallah..

#Pagi yang cerah di pondok yang Sepi

Kampung Kelapa, 20 Ramadhan 1437/25-6-2016

Jangan Seperti Kambing

Tiap hari gerombolan kambing itu selalu datang. Mengobrak-abrik tempat sampah untuk mencari makan. Sampah jadi berserakan jadinya. Kalau diusir, sebentar juga datang lagi.

Kalau ada satu kambing yang ketemu makanan, yang lain langsung mengerubutinya.

Saya jadi berfikir, banyak di antara kita yang kelakuannya tidak jauh beda dengan itu. Hari-harinya habis untuk datang dan pergi mencari makan, mencari dunia. Kalau orang lain dapat bagian dunia, ia ingin juga, bahkan sampai merebutnya.. Wallahul musta'an.

Memang, dunia ini penuh tipuan. Sering membuat lupa akan tujuan sesungguhnya, akhirat.

اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا... آمين

20 Ramadhan 1437 @ 15.20

إمام الصلاة

إنشاء الله في هذه الليلة سأصلي بالناس
هذا أول مرة سأقرء نصف جز في ٤ ركعات بالحفظ
نصف الأول من جز ٢٠

يسرني الله

سيكون هذا تذكرة في المستقبل

Rabu, 22 Juni 2016

يسرني الله و إياكم

الحمدلله رب العالمين
إنتهينا اليوم من كتاب عمدة الأحكام
آخر الباب درسنا يعني كتاب الحج
درسناه مع الشيخ إبي عثمان كمال النجار حفظه الله

.: ابو محمد رسال الدين بن شمس الدين :.
يوم الخميس - ١٨رمضان ١٤٣٧

هذه الكتابة ستكون تذكرة في المستقبل انشاء الله

Apa ini?

Baitullahil haram
Ingin ku mengunjunginya sebelum
ku berpisah dengan alam..

Jika tahun ini masih belum bisa
ku kan terus mencoba
bertemunya adalah cita-cita
karena dia rukun islam kelima

Bukan gagal
cuma belum berhasil
Makanya jangan labil
Semangat harus tetap stabil

Sampai jumpa

Selasa, 21 Juni 2016

Catatan Si Pengembara

Sedari kecil ana tidak pernah merasakan hidup di pondok. Tidak pernah juga jadi santri.

Tapi keinginan nyantri itu begitu menggebu di akhir-akhir masa kuliah. Jadilah, ana minta izin ibunda untuk nyantri dengan "perjanjian" 2 tahun "saja".

Ternyata begini rasanya hidup di pondok. Tenang dan damai jauh dari hiruk pikuk "kehidupan".

Namanya masalah dimana saja ada. Di pondok juga banyak masalah. Tapi nikmatnya jauh lebih banyak ketimbang masalahnya.

Disini Ana tidak merasakan menjadi santri "seutuhnya". Masuk pondok statusnya sebagai "santri gagal masuk", beralih ke "mudarris". Paling tidak Ana bisa belajar dan tahu kehidupan pondok itu bagaimana.

###
Tak terasa masa "perjanjian" udah di ambang batas. Sudah saatnya berkemas untuk "turun gunung" membaktikan diri untuk agama, orang tua dan umat.

Jika suatu saat ada kesempatan, Ana akan meminta lagi "perjanjian" dengan orang tua dan "pihak terkait" untuk melanjutkan rihlah ini.

Si Pengembara

الحمد لله بنعمته تتم الصالحات

الحمدلله
إنتهينا اليوم درس العقيدة الطحاوية
درسناه مع الشيخ إبي عثمان كمال النجار حفظه الله

.: ابو محمد رسال الدين بن شمس الدين :.
يوم الأربعاء - ١٧رمضان ١٤٣٧

هذه الكتابة ستكون تذكرة في المستقبل انشاء الله

بنعمة الله

الحمدلله
انتهينا اليوم من منظومة جوهر المكنون في البلااغة
درسناه مع الشيخ ابي عثمان النجار حفظه الله

.: ابو محمد رسال الدين بن شمس الدين :.
يوم الثلثاء - ١٦ رمضان ١٤٣٧

هذه الكتابة ستكون تذكرة في المستقبل انشاء الله

Senin, 13 Juni 2016

Renungan

Apa yang Anda lakukan jika Anda mengetahui bahwa waktu Anda sedikit namun Anda harus mengumpulkan perbekalan sebanyak-banyaknya sebelum waktu Anda habis, dan bekal itu akan Anda gunakan untuk perjalanan yang sangat jauh, dan Anda tahu bahwa jika bekal Anda hanya sedikit, Anda akan celaka di perjalanan?  Begitulah perumpamaan kita dengan kehidupan dunia ini.
Kehidupan dunia hanya sebentar.  Meski cuma sebentar, tapi kehidupan di dunia inilah yang menjadi penentu kebahagiaan atau kesengsaraan di fase kehidupan selanjutnya, sejak dari alam kubur(alam barzakh) sampai kita masuk ke dalam surge atau neraka-semoga Allah menyelamatkan kita dari neraka.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah radillohu ‘anhu:


أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

Jumat, 10 Juni 2016

Tulisan Ini belum Rampung

..::: 2 Pelajaran Menarik dari Surat Al-Ankabut (Laba-laba) :::..

Pelajaran Pertama:

Mengapa Al-Ankabut dalam Al-quran disebutkan dalam bentuk Mu'annats (perempuan/betina) padahal Al-Ankabut itu Mudzakkar (jantan/laki-laki)?

Dalam ayat disebutkan:

"مَثَلُ الَّذِينَ  اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ.. )
[Al-ankabut: 41]

Coba perhatikan huruf تاء (Ta') ta'nits (huruf ta' yang menunjukkan betina/perempuan) pada kata اتخذت (Ittakhodzat/mengambil)..
Jadi, Al-Ankabut ini sebenarnya Mudzakkar atau Muannats, mengapa fi'il dalam bentuk muannats?

Mana yang benar untuk bahasa arab "Ini Laba-laba", apakah menggunakan "Hadza ankabut" atau "hadzihi ankabut"?

Yang benar kita gunakan "Hadza ankabut". Hadza (هذ) artinya "ini" digunakan untuk mudzakkar.

Jika demikian, mengapa dalam ayat tersebut fi'il (kata kerja)  untuk Al-ankabut digunakan bentuk Muannats?

عاب الطاعنون في دين الله، والمشككين، فقالوا هذا خطأ في القرآن، والعياذ بالله ، فقالوا نحوياً ولغوياً الصحيح أن يقال في الآية: "كمثل العنكبوت اتخذ بيتاً" لأن كلمة العنكبوت مذكر

لكن شاء الخالق سبحانه أن يترك لنا معجزة، حجة لتزيدنا يقيناً، وتزيد الكافرين ذلة ومهانة. فجاء العلم الحديث ليثبت أن أنثى العنكبوت هي الوحيدة القادرة على بناء البيت والشبكة العنكبوتية أما ذكر العنكبوت فلا حيلة له يخرج فقط خيوط يستعملها للانتقال والتحرك فقط ولا قدرة له على بناء بيت

فلو كان الله جل وعلا قال :- كمثل العنكبوت اتخذ بيتاً، لكانت الآية خاطئة علمياً وبيولوجياً ؛ لكن سبحان الله جاءت تاء التأنيث لتوقر الإيمان في قلوبنا ولنعلم أنه الحق

أما الفائدة الثانية:-
تقوم أُنثى العنكبوت بقتل الذكر بعد أن تنجب الأولاد وتلقيه خارج البيت..
وبعد أن يكبر الأولاد يقومون بقتل اﻷم وإلقائها خارج المنزل..
بيت عجيب من أسوأ ال

#masih dalam tahap penerjemahan, tunggu sampai selesai ya..

Wahai Pemuda, Sebaiknya Anda Merasa Tua

Banyak orang ingin selalu tampil awet muda. Karena muda melambangkan produktivitas, energik, penuh semangat.

Bahkan banyak para orang tua masih saja merasa muda, meskipun lipatan-lipatan kulit keriputnya tak bisa lagi disembunyikan.

Namun, aku berpikir seharusnya justru kita merasa tua, meski masih muda? Mengapa?

Selalu merasa muda membuat kebanyakan orang panjang dalam angan-angan. Menjadikannya menunda-nunda amalan. Merasa muda menjadikan banyak orang berlalai-lalai ria, menghamburkan-hamburkan waktu untuk suatu hal tak bermanfaat. Dengan dalih, "kan masih muda.. tobatnya nanti saja.. kesempatan masih banyak".

Tidakkah mereka sadar bahwa kematian tidak mengenal usia, mau tua atau muda, kalau sudah ajalnya akan mati juga.

Sebaliknya, merasa tua. Merasa tua akan memacu untuk memperbanyak amal, memanfaatkan waktu dan menghindari hal-hal tak bermanfaat. Merasa tua membuat kita berpikir bahwa jatah waktu yang Allah sediakan tinggal sedikit. Kita jadi berpacu dengan waktu dalam mengumpulkan potongan-potongan bekal menuju akhirat.

Dengan merasa tua, menjadikan berpikir lebih bijak.

Jangan jadikan "merasa tua" sebagai alasan untuk tidak produktif. Namun sebaliknya, jadikan "merasa tua" sebagai cambuk untuk beramal. Karena waktu kita tinggal sedikit untuk berbekal, sementara perjalanan masih panjang.

Selamat Menjadi Orang yang Merasa Tua..

.: Abu Muhammad :.
Jonggol, 5 Ramadhan 1437/10-6-2016 @ 17.30

Kamis, 09 Juni 2016

Manzumah Baiquniyah dan Imam Baiquniy

Pernah dengar Manzhumah Baiquniyyah?

Yah, itu Manzhumah tentang pelajaran Mushtolah Hadits yang dikarang Imam al-Baiquniy

Manzhumah ini sangat masyhur di kalangan penuntut ilmu. Dipelajari oleh para mubtadi' pemula dalam ilmu mushtolah.

Saya tercengang, waktu mendengar rekaman Syarah Manzhumah ini,  yang mensyarah Syaikh Abdul Karim al Khudhoir.
Syaikh menyebutkan bahwa tidak banyak hal diketahui dari Imam Al Baiquniy ini sebagaimana ulama-ulama yang lainnya yang biasanya biografi diketahui dengan detail.

Beliau menyampaikan bahwa manzhumah ini dipelajari banyak penuntut ilmu dari dulu sampai sekarang. Telah disyarah oleh banyak ulama.

Manzhumah ini sangat bermanfaat. Menunjukkan kedalaman ilmu pengarangnya, Imam Al Baiquniy. Tapi siapa Al Baiquniy?

Syaikh Abdul Karim menyampaikan, beginilah sosok ulama yang tidak mengharapkan popularitas, seperti Imam Al-baiquniy ini. Dan begitulah seharusnya seorang penuntut ilmu, bukan keterkenalan atau popularitas sanjungan manusia yang ia jadikan target, tapi bagaimana ilmu bisa tersebar di kalangan manusia, meskipun ia tak dikenal.

Wallahu a'lam

Semoga Allah merahmati Imam Al Baiquniy.

.: Risaluddin Syam :.
Jonggol, 4 Ramadhan 1437/9-6-2016 @ 15.06

Rabu, 08 Juni 2016

Catatan Kecil : Dibalik Penderitaan dan Kegagalan

"Jika kau menderita di dunia, jangan lagi kau lakukan hal-hal yang membuat kamu menderita di akhirat" (Catatan no.17)

"Jika kau berbuat ketaatan, lalu ternyata kau menemukan sesuatu yang tidak kamu sukai atau suatu kegagalan, maka jangan berprasangka buruk kepada Allah, itulah UJIAN KEIMANAN" (Catatan nomor 22)

-dari catatan kecil pada hari Selasa, 24 Rabi'ul Awwal 1437/5-1-2016

.: Risaluddin Syam :.
Jonggol, 3 Ramadhan 1437/8-6-2016 @ 17.36

Selasa, 07 Juni 2016

Refleksi dari Ilmu..

Beberapa hari lalu, saya berbincang dengan Ust. A. Saya ceritakan pengalaman menjemput seorang thalib dari Yaman di bandara. Di Bandara ia kehilangan salah satu bagasinya dan dicarinya sampai lebih dari sejam. Ia tidak bisa berbahasa Indonesia namun ia diarahkan oleh petugas untuk menuju bagian pelaporan kehilangan maskapai yang ia tumpangi.

Sampai akhirnya ia pun keluar dari pintu kedatangan setelah lama kami nantikan.. ia keluar sambil tersenyum didampingi salah seorang petugas bandara.

Tidak tampak tanda marah atau kesal di wajahnya. Santai.

Setelah saya bantu mengurusi pelaporan kehilangan dan data yang harus diisi. Kami pun meninggalkan bandara tanpa satu bagasi yang hilang itu.

Saat kisah ini saya sampaikan, saya tidak menduga akan mendapatkan faidah dari Ust. Abu Abdil Halim:

"Ilmu seseorang itu akan tercermin dalam sikapnya pada saat genting"

Ya kira-kira begitu komentar beliau.

Benar juga, pernah suatu waktu saya mengalami hal serupa di bandara beberapa tahun lalu. Barang-barang bagasi tidak kunjung ketemu sampai 1,5 jam usai mendarat. Banyak penumpang yang tidak sabar, mengumpat, marah-marah. Saya sendiri cuma bisa menyembunyikan kekesalan, sampai akhirnya barang-barang bagasi kami pun ketemu..

Peristiwa kehilangan bagasi mungkin termasuk peristiwa genting, apalagi kalau di dalamnya ada barang berharga. Maka berusahalah tetap tenang saat kita tahu ada masalah. Yakinkan diri bahwa semuanya takdir Allah dan pasti itu yang terbaik. Ada hikmah yang kita luput darinya.

###
Alhamdulillah, bagasi saudara kita dari Yaman ini akhirnya ditemukan dan pihak maskapai, yaitu Garuda, mengantarkannya langsung ke tempat kami.

.: abu muhammad :.
jonggol, 2 Ramadhan 1437 @ 15.12

Taufik dari Allah dalam Ibadah yang Kita Kerjakan

Alhamdulillah, dengan Rahmat Allah kita dipertemukan lagi dengan Bulan Penuh Keberkahan ini, Bulan Ramadhan.

Setiap mukmin pasti bergembira. Hatinya berbunga. Dalam benaknya sudah tergambar amalan-amalan terbaik yang akan dipersembahkannya kepada Sang Rabbul 'alamin di Bulan ini. Semangatnya ia pacu, fisiknya ia jaga. Agar benar-benar bisa maksimal dalam ibadah dalam Ramadhan ini.

Bagaimana tidak? Sedangkan ia tahu bahwa Allah menyediakan pahala yang berlipat untuk setiap amalan, sekecil apa pun itu.

Ia paham, bahwa semangat yang ada dalam dirinya tidak lain merupakan taufiq dari Allah, Allah yang mentakdirkannya.

Ketika ia berhasil melakukan sebuah ibadah, yang mana ibadah itu dia rahasiakan dari manusia, yang ia khusyuk di dalamnya, yang air matanya mengucur di dalam ibadah tersebut..
ia melihat kanan kiri dan meyakinkan dirinya bahwa tidak ada seorang pun yang tahu ibadah tersebut. Ia berusaha untuk ikhlas hanya berharap wajah Allah sembari takut jika ibadah tersebut ditolak oleh Allah..

Saat itu, saat ia berhasil melakukan ibadah, menyembunyikannya dari pandangan manusia.. Ia benar-benar menyadari, bahwa semua itu atas kehendak Allah. Allah lah yang memasukkan semangat itu ke dalam hatinya, Allah yang memudahkan ia melakukan ibadah itu, Allah pulalah yang menjadikannya bisa beribadah tanpa dilihat oleh seorang pun..

Tak ada dalam hatinya perasaan bangga dan merasa telah melakukan satu hal yang hebat. Tidak! Karena dia sadar bahwa Allah lah yang mentakdirkan semuanya...

.: Abu Muhammad :.
Jonggol, 2 Ramadhan 1437/7-6-2016 @ 14.54

Senin, 06 Juni 2016

Note hari ini..

Imam Ghozali Rahimahullah:
Di antara ciri tidak dicintai Allah yaitu dijadikan sulit melakukan ibadah pada waktu-waktu dimana pahala amalan dilipatgandakan

(Disampaikan Ust.Rizqo dalam taklim sore ini)

"Antum di Indonesia pahalanya besar jika bisa bersabar, karena fitnah disini (fitnah wanita) tersebar dimana-mana (banyak wanita tak menutup aurat)"
- Syaikh Abu Utsman

.: Risaluddin Syam :.
Jonggol, 1 Ramadhan 1437H/6-6-2016