Pages

Labels

Selasa, 01 Januari 2013

KAKEK KERIPUT

Seorang kakek yang pipinya sudah keriput dengan pandangan sayu mengenakan celana pendek sedang duduk di pinggir jalan sambil mengisap rokok.  Nampak ia begitu lemah, bahkan untuk sekedar menghisap rokok.



Kakek lain, berjalan dengan tergopoh-gopoh dengan sebatang tongkat, tak didampingi seorang pun.  Berkacamata, entah kemana ia hendak pergi.

Kakek yang ini cukup beruntung, ia bersama anak dan cucu-cucunya menikmati hari libur.  Tertawa riang bak seorang yang keluar dari penjara setelah berpuluh tahun mendekam di dalamnya.
Lain lagi di tempat ini, seorang nenek duduk termenung di teras rumahnya di tepi jalan di tengah hutan.   Seakan ia menanti seseorang.  Tatapannya kosong, sesekali pandangannya
mengikuti kendaraan-kendaraan yang melintas di depan rumahnya.

***
Di sisi lain...

Tampak segerombolan pemuda bertelanjang dada ‘bertengger’ di tepi jalan sambil mengisap rokok dan mengepulkan asapnya dengan penuh kebanggaan.  Seakan mereka dengan gaya seperti itu adalah hal yang membanggakan

Yang lain, pemuda ini selalu menenteng tasnya kemanapun ia pergi.  Kapanpun ada waktu luang, ia pun mengeluarkan buku dari tasnya untuk ia ‘lahap’.  ‘Akedemisi ‘, kata orang.
Lain lagi dengan pemuda ini.  Bersama dengan seorang gadis-entah siapanya-, mereka menikmati keindahan malam  dengan berkeliling kota di atas kuda besinya.   Malam kian larut namun kebahagiaan di hati mereka tak kunjung terpuaskan...

***

Itulah potret kehidupan, di satu sisi kita gambarkan sebagian kehidupan orang tua dan di sisi lain kehidupan pemuda.

Saudaraku, sesaat lagi kita yang masih muda hari ini akan tiba pada hari tua kita-jika tidak mati muda-.  Masa muda sekejap lagi akan meninggalkan kita.  Otak yang cerdas dan otot yang kuat sebentar lagi akan menghilang seiring memutihnya rambut, rontoknya gigi satu demi satu dan membungkuknya tulang punggung.

Saudara mudaku, pernahkah kau merenungkan kondisimu saat dikau telah tua dan sudah bau tanah?  Apa yang kau lakukan hari ini di masa mudamu dengan kemaksiatanmu atau ketaataanmu hanya akan menjadi kenanganmu di masa tua.  Namun satu hal yang perlu kau ingat, semuanya akan tercatat dan dicatat oleh malaikat Allah. Tak ada yang luput.

مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ -١٨-
Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)
(QS. Qaf : 18)

Mungkin, kau pernah menganggap remeh dan enteng seorang kakek yang rambutnya dipenuhi uban atau seorang nenek yang giginya sudah tak tersisa satu pun.  Pernah? Jika pernah, maka selamat.  Selamat karena engkau sudah memiliki gambaran kondisimu kelak di masa tua.-sekali lagi, jika tidak mati muda-.

Kakek dan nenek itupun pernah menikmati masa muda sebagaimana kau menikmati masa mudamu hari ini.  Mungkin mereka bermaksiat, namun boleh jadi mereka taat di masa mudanya. 

Bagi mereka yang masa mudanya diisi dengan ketaatan kepada Allah maka Alhamdulillah.  Kini mereka menatap dengan tatapan indah terhadap jannah yang Allah janjikan buat mereka yang mengisi kehidupannya dengan iman dan amal shalih.  Mereka harap-harap cemas menanti balasan Allah yang dijanjikan buat mereka.  Mereka berharap kepada Allah agar kerja kerasnya di masa muda akan membuahkan hasil; kebahagiaan abadi di surga.

Sebaliknya bagi mereka yang masa mudanya diisi dengan kemaksiatan, tatapan mereka adalah tatapan kosong.  Menyesal mengapa ia mesti menjadi tua dan kehilangan kenikmatan yang dulu ia bergelimang di dalamnya.  Mengapa ia mesti kehilangan kekuatan yang dulu ia banggakan?  Takdir pun dicela, Allaahul musta’aan.

Muda hampir lewat
Tua mulai merayap..

Sadarlah saudaraku.. Persiapkan masa mudamu untuk hari tuamu.  Jagalah Allah di masa mudamu maka Allah akan menjagamu di kala kau tua.

Makassar, Kamis, 14 Safar 1434H/27 Desember 2012

0 komentar:

Posting Komentar