Pages

Labels

Rabu, 24 April 2013

OBSESI YANG BERUBAH


Entah dari mana ku mulai menuliskan hal ini.  Setelah mengikuti tarbiyah semalam (tulisan ini mulai ditulis sekitar dua bulan sebelum diterbitkan), nampaknya ada yang berubah dalam hidupku.

Kehidupan dunia ini begitu melelahkan.  Melelahkan, bahkan kita lelah untuk lelah.
  Semuanya membuat kita lelah, kita lelah dalam bersabar.  Jika bukan karena Allah yang meneguhkan kita tentu kita akan terjatuh dalam keluh kesah yang dilarang-NYA.

Kehidupan yang singkat ini harus kita isi dengan sesuatu yang panjang.  Waktu yang Allah sediakan bagi kita-umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam- begitu sangat singkat jika dibandingkan dengan umat-umat sebelum kita.  Makanya itu, karya besar harus kita torehkan sebelum kita meninggalkan dunia ini.  Karya besar ini tidak harus diketahui oleh miliaran manusia, bahkan tidak juga harus diketahui oleh seorang pun di dunia ini.  Cukuplah Allah yang tahu.  Cukuplah Allah yang memuji dan memberi ganjaran.  Manusia bisa apa, jika Allah berkehendak lain?

Jalan untuk menoreh itu terbentang di depan mata.  Begitu banyak jalan yang bisa ditempuh.  Namun, ada jalan yang sangat mulia, jalan ini penuh rintangan dan sangat berbahaya namun jalan ini pulalah yang telah dilalui oleh pendahulu kita.  Jalan dakwah!

Dakwah harus dengan ekspansi.  Baik ekspansi fisik maupun batin.  Untuk ekspansi fisik, Allah menjanjikan surga bagi yang melakukannya.  Allah ‘azza wa jalla berfirman:

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka[249], bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS.Ali Imran 169-170)

Apa lagi yang kita tunggu?  Dengan kemuliaan yang Allah janjikan ini?  Adakah cita-cita di dunia ini yang lebih tinggi dari mati syahid?  Duhai Allah,  sungguh nikmat mati di jalanMU.  Karuniakanlah kepadaku mati syahid yaa Allah.

Terkadang, angan-angan tentang dunia ini memupus harapan untuk mati di jalan Allah.  Dunia begitu menggoda.  Dengan segala kemegahan semuanya, sering ia menipu banyak manusia yang mengatakan dirinya adalah perindu syurga.  Bagaimanapun beratnya, ia tetap harus menjadi obsesi kita.  Tak tanggung-tanggung, Allah akan menyiapkan surga-NYA, bukankah itu tujuan kita???

Lain lagi dengan ekspansi batin.  Ekspansi ini membutuhkan kejelian dan ketelitian dalam bergerak.  Bukan cuma mata kepala, mata hati pun harus diaktifkan untuk melihat kondisi jiwa-jiwa yang kering.  Jiwa-jiwa kering ini kemudian disirami dengan air nasihat dan mau’idzhoh dengan cara yang bijak. 

Dibutuhkan kecakapan khusus dalam ekspansi batin ini.  Kita harus mampu menembus ‘pertahanan’ objek ekspansi kita, dari segala syahwat dan syubhat yang menyelimuti hati mereka.  Jika kita berhasil, maka insya Allah kita akan mendapatkan hadiah dari Allah berupa pahala yang banyak.

قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِعَلِيٍّ: ((فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ)) (رواه البخاري ومسلم وأحمد)

Sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada Ali bin Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’ala menunjuki seseorang dengan (dakwah)mu maka itu lebih bagimu dari unta merah.” (Bukhari, Muslim & Ahmad)

Unta merah adalah kendaraan yang paling mewah di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Yah, ekspansi batin yang kita maksudsejak tadi tidak lain dan tidak bukan adalah dakwah.  Dakwah, adalah suatu kemuliaan.  Ada sangat banyak keutamaan berdakwah, lima di antaranya adalah:

1.    Dakwah menjadi utama karena ia adalah muhimmatur rusul (tugas para nabi dan rasul).
2.    Dakwah menjadi utama karena ia adalah ahsanul a’mal (sebaik-baik amal).
3.    Dakwah menjadi utama karena dengan berdakwah seorang muslim meraih pahala yang teramat besar (al-hushul ‘alal ajri al-azhim).
4.    Dakwah menjadi utama karena dapat menyelamatkan da’i dari azab Allah swt dan pertanggungjawaban di akhirat.
5.    Dakwah menjadi utama karena ia adalah jalan menuju khairu ummah (terbentuknya umat yang terbaik).

Dengan demikian berarti seorang da’i sedang menjalani kehidupan rabbaniyyah (al-hayah ar-rabbaniyyah) dan kehidupan yang penuh keberkahan (a-hayah al-mubarakah).

Mari mengejar kemuliaan, dengan ekspansi fisik dan ekspansi batin, jihad dan dakwah.

Makassar, 14 Jumadal Akhirah 1434/25 April 2013
Di sebuah ruang kelas SMK 2 Makassar
Al-Faqiir Ilallah 

0 komentar:

Posting Komentar