Pages

Labels

Senin, 06 Mei 2013

GURU: "TAK BOLEH MENCONTEK!", SISWA: “sbfserjvif…%$^*$&*#$%^!!???”


Jumat siang, tepat pukul 13.30, Pak Guru memasuki ruang kelas.  Siang itu, tidak ada materi pelajaran yang disampaikan.  Memang, siang itu adalah jadwal Ulangan harian.  Dengan menggunakan baju koko –karena Pak Guru baru saja menghadiri sholat jumat- pak Guru memberi arahan sebelum pelaksanaan ulangan.

“Tidak boleh kerja sama.  Kerja sendiri-sindiri.  Kepala hanya boleh bergerak ke samping maksimal 15 derajat, lebih dari itu maka lembar jawab akan ditandai bahkan disita.  Bahkan, akan saya sobek,”  begitu arahan pak Guru.

“sbfserjvif…%$^*$&*#$%^”, tampak para siswa seperti menahan sesuatu setelah mendengar aturan ujian yang ketat ini.

Pak Guru melanjutkan, “Saya tak ingin membibit koruptor di tempat ini.  Kalian perlu tahu, koruptor-koruptor saat ini adalah mereka yang suka mencontek sewaktu mereka dahulu sekolah.  Bibit-bibit kecurangan terus tumbuh dalam diri mereka seiring tumbuh besarnya tubuh mereka.  Makanya, sekali lagi, saya tak ingin membibit koruptor di tempat ini”

***

Saudara semuslim, ilustrasi di atas –meskipun diangkat dari kisah nyata dengan bebera pengubahan- mudah-mudahan bisa memberi pelajaran kepada kita bahwa keburukan meskipun kecil seharusnya kita hentikan pertumbuhannya sejak dini.

Perbuatan mencontek adalah suatu tindak kecurangan padahal Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Barangsiapa yang mencurangi kami maka bukan termasuk golongan kami

Jadi, masih mau mencontek?
Abu Muhammad Risaluddin,
Makassar, 25 Jumadal Akhirah 1434H/6 Mei 2013

0 komentar:

Posting Komentar