Pages

Labels

Jumat, 26 Juli 2013

"Masih ada waktu untuk berdoa to?"

Suatu ketika, kutelepon murobbiku untuk meminta bantuannya dalam menyukseskan sebuah program dakwah yang telah kurencanakan.  Saat itu, aku membutuhkan bantuan dana dari lembaga yang dipimpinnya.  Melalui telepon dia bertanya, “kapan acaranya?” lalu kujawab “hari Sabtu, Ustadz”, sedangkan hari itu adalah hari Kamis. Saat mendengar jawabanku spontan ia berucap, “masih ada waktu untuk berdoa to?”.

Sepintas, kata-kata seperti ini di saat-saat yang sulit bisa saja dimaknai ejekan atau sindiran.  Namun kupikir-pikir, kalimat tersebut begitu dalam maknanya.  Bukankah dengan berdoa akan terbuka banyak jalan yang sebelumnya sama sekali tidak kita sangka-sangka.  Bukankah Allah Maha Mampu, Maha Kaya dan Maha Kuasa atas segala sesuatu?

Sering sekali dalam kehidupan, kita terlalu mengandalkan kemampuan diri kita sendiri.  Dikiranya dengan kekuatan dan kecerdasan yang kita miliki maka segala yang kita rencanakan akan berakhir sukses.  Ketika dalam perjalanan kita menemukan suatu kendala yang seharusnya menyadarkan kita bahwa kita harus meminta tolong kepada Allah, justru kita mencari pertolongan kepada orang lain atau apa pun yang kita anggap mampu membantu kita, dan ini kita lalukan sebelum meminta tolong kepada Allah.

Bukan maksud saya kita hanya berdoa kepada Allah kemudian pasrah dan tidak berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan, tidak, sama sekali tidak.  Yang saya maksudkan adalah mengapa tidak sejak awal kita meminta doa dan pertolongan serta bantuan kepada Allah.  Saat mendapat kendala di tengah proses, berdoalah lagi pada Allah sebelum mencari solusi yang lain.  Kita terkadang terlalu yakin akan selesainya masalah dengan sebab-sebab tertentu tapi justru kita melupakan Pemilik Sebab, Allah ‘azza wa jalla.

Sebaik apa pun solusi yang kita pikirkan akan membantu kita menyelesaikan pekerjaan, maka tak akan ada gunanya jika Sang pemilik solusi menahan keberhasilan kita.  Sebaliknya, tanpa ada solusi cespleng sekalipun, jika Dia yang menolong maka kita akan berhasil dengan gemilang.  Jadi, mulai sekarang, kita mau mendahulukan sebab atau pemilik sebab?
Bukankah kita sudah menghapal dzikir setelah sholat?

“Allaahumma laa mani’a limaa a’thoita walaa mu’tia limaa mana’tawa laa yanfa’u dzal jaddi minka al jaddu”

Yaa Allah, tak ada yang mampu menahan terhadap siapa yang Engkau beri dan tidak ada yang mampu memberi terhadap siapa yang Engkau tahan, dan tidak bermanfaat kekayaan dari pemilik kekayaan di hadapan-Mu”

Allah-lah yang menahan dan Allah-lah yang memberi jalan, maka mari kita mulai saat ini menjadikan ketergantungan kepada Allah sebagai landasan awal kita dalam mengerjakan sesuatu.  Semoga Allah mengaruniakan kepada kita pertolongan-Nya. Amin.

Sebagai kesimpulan, sebelum semua yang kita tidak harapkan terjadi, maka kita masih punya waktu untuk berdoa… Doa, senjata tajam yang mampu menembus takdir Allah.

Abu Muhammad al Qolakawy

17 Ramadhan 1434H/26 Juli 2013 @ 02.00 am

0 komentar:

Posting Komentar