Pages

Labels

Minggu, 12 Januari 2014

Malam Ahad: Esensi Paham Salaf Ash-Shalih

MALAM AHAD, 10 RABI’UL AWWAL 1435H/12 JANUARI 2014
MASJID WIHDATUL UMMAH
UST. SHOLAHUDDIN GUNTUNG,LC.

Firqah-firqah yang melenceng ada akibat kesalahan mereka dalam memahami nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah. Slogan kita untuk berislam dengan al-Qur’an dan sunnah adalah sangat baik.  Namun hal itu perlu dipertegas, yakni berislam dengan al-Qur’an dan sunnah berdasarkan pemahaman salafush shalih.

Apa esensi dari pemahaman salafushshalih yang selalu kita gaung-gaungkan tersebut?

Istilah ‘pemahaman’ dalam bahasa Arab ada beberapa konotasi, terkadang al-fahmu,al-fiqh, at-tafsiir/at-ta’wiil.  Ketiga kosakata bahasa ini meskipun berbeda bila didalami, tetapi artinya hampir sama.


1.      Al-fahm ; Pemahaman yang terbetik dalam hati kita.  misalnya saat kita membaca ayat dan kita tahu artinya
2.      Al-fiqh/Al-faquha ; lebih pada pengusaan. Faqaha ; lebih cepat dalam memahami.  Faqaha ; sekadar memahami
3.      At-tafsiir ; pengungkapan dari apa yang kita pahami terhadap satu nash.  Tafsir jauh lebih luas daripada pemahaman

Salafush shalih

Ada dua pendefinisian saat ulama kita menjelaskan hal ini (as-salaf), yakni:
1.      Secara historis.  Yakni tiga generasi pertama ummat ini (sahabat, tabi’in, tabi’ at-tabi’in).
2.      Pendekatan Manhaji.  Yang dimaksudkan disini adalah siapapun yang komitmen dengan apa yang digariskan oleh rasulullah@ dan dijalani oleh para sahabat.  Dengan demikian, berarti dengan pendekatan ini, tidak dibatasi oleh waktu.

Pendekatan ini sinonim dengan istilah ahlussunnah wal jama’ah. 


..Catatan ini terputus sampai disini.. (-.-)

0 komentar:

Posting Komentar