Pages

Labels

Sabtu, 06 Agustus 2016

Menunggu Pemberangkatan-Silsilah Safar (2)

Di tiket, tertera jam 8. Agar tidak telat, habis subuh saya langsung start. Tiba sebelum jam 6 di pelabuhan.

Ternyata orang-orang sudah pada mengantri di depan gerbang terminal tunggu.
Tanpa tunggu lama, saya langsung ikut mengantri, dengan sebuah koper, kardus dan kantong plastik di tangan.
Pas sudah giliran saya untuk pemeriksaan tiket, ternyata ini antrian buat yang mau ke papua, bukan Makassar. Qodarullah, akhirnya saya pun keluar dari antrian.

Waktu terus berlalu,  ratusan penumpang kapal lain hilir mudik masuk keluar pelabuhan namun panggilan untuk penumpang kapal yang akan kutumpangi belum juga ada.
Tak ada yang bisa kami lakukan kecuali terus menunggu.

Zhuhur pun masuk. Belum juga ada kejelasan kapan kami akan diberangkatkan. Sampai ada penumpang yang batal berangkat dan menuju bandara untuk naik pesawat karena sudah tak sabaran dengan kondisi yang ada.
Dalam kondisi seperti ini, saya selalu ingat pelajaran syaikh Kamal tentang takdir, bahwa orang yang beriman pada takdir Allah maka ia akan lapang hatinya karena ia yakin semua ini terjadi karena takdir dari Allah subhanahu wata'ala. Hafidzahullohu.

Akhirnya ada kejelasan. Penumpang dipersilakan naik ke kapal pukul 5.30 sore. Namun kapalnya baru berangkat pukul 7.30 malam. Jadi, lebih dari 12 jam saya menunggu di pelabuhan.

Pelajaran yang bisa saya ambil:
1. Dalam segala kondisi yang terjadi di luar harapan kita, yakinlah bahwa itu takdir Allah. Dan takdir Allah itulah yang terbaik buat seorang muslim. Orang yang beriman dengan takdir, di antara hikmahnya adalah dia akan memiliki "roohatul qolbi" (hati yang selalu lapang dan bahagia).

2. Selalu berbaik sangka pada Allah, maka pasti kita akan bahagia. Dalam hadits qudsi:
إني على ظن عبدي
(Sesungguhnya Saya berdasarkan prasangka hamba-Ku)
Jika kau berprasangka baik pada Allah, Allah akan memberimu kebaikan.

3. Sambil menunggu, sebenarnya banyak kebaikan lain yang bisa kita lakukan, seperti berdzikir, membaca buku, sholat sunnah atau ibadah lainnya. Syukurilah.

4. Menunggu pemberangkatan kapal. Refleksikan bahwa kita sekarang juga sedang menunggu pemberangkatan kematian. Isi waktu ini dengan hal-hal yang bisa membantu kita saat nanti tiba waktu "berangkat".

Barokallohu fikum

#Ahad, 4 Dzulqo'dah 1437 @ 09.52 wita
#di mush'ab masjid kenangan...

0 komentar:

Posting Komentar