Pages

Labels

Jumat, 04 September 2015

Tragedi Terbunuhnya Cucu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, Husain bin Ali radhiallohu 'anhuma



Syaikh Abu Utsman Kamal an-Najjar al-Yamani
Sabtu, 19 Dzulqo’dah 1436/03.09.2015
Kitab –Shahih Asyratu As-Sa’ah-
“Peristiwa Terbunuhnya Husain bin Ali radhiallohu ‘anhuma”

"..Penyebab terbunuhnya Husain yang beredar di kalangan orang-orang agama Syiah berisi sangat banyak kebohongan dan kepalsuannya..."
 


 
 

Artinya:

Dari Ummu Fadhl binti Harits, dia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jibril datang kepadaku dan mengabarkan bahwa kelak ada ummatku yang akan membunuh anakku ini, -yaitu Husain, cucu Rasulullah-, maka aku berkata, ‘apakah (anak) ini?’,  lalu Jibril menjawab, ‘Ya’.  Lalu ia membawa kepadaku debu/tanah dari tanah yang berwarna merah.


 

Artinya:
 
Dari Aisyah atau Ummu Salamah, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda kepada salah seorang dari mereka: “Sungguh telah masuk malaikat ke rumahku untuk menemuiku, yang mana ia belum pernah masuk sebelumnya, lalu ia berkata kepadaku, ‘sesungguhnya anakmu ini: Husain, akan terbunuh.  ‘jika engkau mau, akan kuperlihatkan kepadamu debu/tanah dari tanah yang menjadi tempat terbunuhnya”.  Lalu rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: lalu ia mengeluarkan debu/tanah yang berwarna merah


PENJELASAN


Siapa anak ini?

Dia adalah Husain bin Ali bin Abi Tholib.  Dia merupakan anak dari putri  Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, Fatimah radhiallohu ‘anha.

Hadits ini menunjukkan tanda kenabian

Ini di antara tanda-tanda Nubuwah.  Nabi mengabarkan sesuatu dan terjadi sebagaimana yang Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kabarkan.  Nabi mengabarkan tentang tanah tempat terbunuhnya yang berwarna merah, dan begitulah kemudian yang kenyataannya, yakni Husain radhiallohu 'anhu terbunuh di daerah yang tanahnya berwarna merah ini. 

Tempat terbunuhnya Husain bin Alishallallaahu ‘alaihi wa sallam

Beliau radhiallohu 'anhu terbunuh di daerah bernama Karbala, sebuah tempat di dekat kota Kufah di negeri Irak.  Karbala berasal dari kata Karb(kesedihan, kesusahan) dan bala(bencana).  Peristiwa pembunuhan ini terjadi tahun 60 Hijriah, tepatnya pada hari Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram.  Waktu itu bertepatan dengan hari Jumat.

Sebab terbunuhnya Husain bin Alishallallaahu ‘alaihi wa sallam

Penyebab terbunuhnya Husain yang beredar di kalangan orang-orang agama Syiah berisi sangat banyak kebohongan dan kepalsuannya.

Adapun sebab terbunuhnya Husain radhiallohu 'anhu yaitu, bahwasanya Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan yang berada di Syam, mengirimkan surat ke Madinah agar mereka penduduk Madinah membaiatnya sebagai Khalifah.  Sebab ayah, Muawiyah juga seorang Khalifah.  Yazid pun mengirimkan surat pula kepada Husain bin Ali radhiallohu 'anhuma, begitu juga kepada Abdullah bin Zubair radhiallohu 'anhu.  Maka tatkala utusan itu datang mengantar surat, ia mengatakan, ”kami tidak tidak akan membaiat Yazid pada malam ini, kami akan membaiatnya di siang hari”.  Maka berkatalah utusan itu, “baiklah”.  Pada malam itu juga, Abdullah bin Zubair radhiallohu 'anhuma dan Husain radhiallohu 'anhuma berlari menuju Mekah.  Mereka lari karena tidak ingin membait Yazid bin Muawiyah, sebab Yazid mengaku khalifah bukan atas perjanjian dengan ayahnya(Muawiyah), tidak juga melalui musyawarah ataupun keputusan qadhi(hakim).

Dalam pelarian itu, penduduk Kufah, yakni orang-orang Syiah mengirimkan kepada Husain yang berjumlah sangat banyak, sekitar 400 surat –sebagaimana kata penulis-.  Surat-surat itu berisi pernyataan kesediaan mereka untuk berbaiat kepada Husain dan menjadikannya khalifah.  Inilah yang membuat Husain memberanikan diri untuk berangkat ke Kufah.  Akhirnya, Husein memutuskan untuk berangkat ke Kufah. 

Tatkala Husain keluar dari Mekkah menuju Kufah, datanglah Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Umar untuk menasihatinya agar mengurungkan niat menuju Kufah karena penduduk kufah adalah orang-orang yang suka berkhianat dan munafik, mereka juga suka mengingkari janji.  Semua sahabat menasihatinya seperti itu; Ibnu Abbas berkata kepadanya, “Wahai anak putri Rasulullah, janganlah engkau keluar(menunju Kufah)”, karena sudah diketahui bahwa Ali bin Abi Thalib radhiallohu 'anhuma, ayah Husain bin Ali mengeluhkan tentang penduduk Kufah.

Ketika Husain keluar menuju Kufah dan tiba di Karbala, pemimpin daerah itu bernama Ubaidullah bin Ziyad.  Dia mengirimkan 4000 tentara kepada Husain.  Dia mengancam dan menakut-nakuti penduduk Kufah sehingga penduduk Kufah pun menelantarkan/membiarkan Husain.  Mereka tidak menolong dan membantu Husain.  Bahkan mereka turut bergabung dengan Ubaidillah bin Ziyad. 

Dari sinilah para ulama berkata bahwa sebenarnya merekalah orang-orang syiah yang membunuh Husain.  Mereka menjanjikan kepada Husain (baiat), mereka meminta Husain datang ke Kufah namun ternyata mereka sendirilah yang menelantarkan Husain.

Akhirnya, terjadi perang besar antara Husain dan pasukannya dengan pasukan Ubadillah bin Ziyad.  Ada 70 orang dari pasukan Husain yang melawan 4.000  pasukan Ziyad.  Akibatnya, terbunuhlah Husain, semoga Allah merahmatinya.

Inilah riwayat yang benar terkait kisah pembunuhan Husain bin Ali, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir, Ibnul Atsiir. 

Dan berbeda dengan riwayat-riwayat yang shahih, riwayat-riwayat syiah benar-benar telah mengalami perubahan total.

Lihatlah syiah..

Bahkan perkara Husain ini dijadikan oleh mereka untuk menjadi sebab men-syiahkan orang lain.  Misalnya, jika mereka ingin memasukkan ke Indonesia, mereka menyebut-nyebut nama Husain.  Mereka berkata bahwa Husain telah dizholimi, dibunuh, dan diperlakukan demikian dan demikian.  Lalu mereka menangis.  Demikian pula, jika mereka ingin membuat manusia menangis, mereka membaca kisah pembunuhan Husain lalu mereka mulai melukai kepala mereka, sebagaimana yang mungkin pernah kita saksikan, hingga darah pun mengucur.  Dan mereka mengatakan kami seperti ini disebabkan (kesedihan) karena terbunuhnya Husain.  Mereka menjadikan hari asyura(10 Muharram) sebagai hari kesedihan.

Apakah mereka punya akal?

Perbuatan ini bukanlah bagian dari Sunnah, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan dari golongan kami yang menampar-nampar pipi, merobek-robek pakaian, dan yang memanggil dengan panggilan jahiliyah”.  Yang paling penting dari sebuah musibah adalah kesabaran.  Sebagaimana firman Allah, “Yaitu orang-orang yang jika mereka ditimpa musibah mereka berkata ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”.  Tapi, lihatlah syiah, bagaimana sikap mereka terhadap Alquran? Bagaimana mereka terhadap sunnah?  Terhadap musibah ini (pembunuhan Husain), mereka justru bertindak seperti orang gila, bahkan lebih parah daripada orang gila.  Jika kalian melihat mereka maka, wallahu ‘alam, kita tidak tahu apakah mereka masih punya akal atau tidak.

 
Kita harus waspada terhadap perkara ini.  Mereka telah masuk di sebagian negara-negara Arab, mereka menamakan dirinya Al-Husainiyah, yaitu kelompok yang dimana pun mereka berada, mereka selalu membicarakan tentang pembunuhan Husain.

Penutup

Bagi yang tahu bahasa Arab silakan baca kisah tentang pembunuhan Husain yang lengkap pada kitab Al-Musawi atau As-Shollaby, juga ada di dalam maktabah Syamilah.

Wallahu a’lam
translate and transcript by abdullah
@1436

0 komentar:

Posting Komentar